Selasa, 02 Desember 2014

Kelompok 11 (Omfalokel)

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
               Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat.
            Keberhasilan penatalaksanaan kasus kelainan bayi dan anak tergantung dari pengetahuan dasar dan penentuan diagnosis dini, persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta perawatan pasca operasi. Penatalaksanaan perioperatif yang baik akan meningkatkan keberhasilan penanganan kelainan bayi dan anak.
B.            Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu mengenai penonjolan dari usus pada bayi baru lahir atau biasa disebut omfalokel.
C.     Tujuan dan Maksud Penulisan
1.       Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan trauma lahir
2.       Untuk mengingatkan kita kembali, untuk semaksimal mungkin melakukan penatalaksanaan perioperatif pada obstuksi usus untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak
D.    Metodologi Penulisan
                Metodologi penulisan merupakan cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmiah, dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka melalui referensi-referensi yang ada di perpustakaan kampus maupun internet.


BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Omfalokel
            Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi isi rongga perut ke luar dinding perut disekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu kantong. Omfalokel terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari posisi ekstraabdominal di derah umbilicus yang terjadi dalam minggu ke enam sampai ke sepuluh kehidupan janin. Hambatan kembalinya usus ini menjelaskan pula tingginya kejadian malrotasi organ visera pada omfalokel (50%). Protusi isi rongga perut tersebut dilapisi kantong transparan yang terdiri atas lapisan dalam peritoneum dan lapisan luar amnion. Tali pusat tampak terletak di daerah apeks kantong dengan pembuluh darah umbilicus meluncur sepanjang kantong masuk ke dalam perut. Dinding kantong ini mudah robek pada waktu kelahiran bayi. Bila dinding kantong robek, maka dapat memperburuk prognosis bayi. Angka kejadian omfalokel berkisar 1 per 5000-10000 kelahiran, dan akan lebih sering ditemukan pada kelahiran premature. Terkadang kelainan ini bersamaan dengan terjadinya kelainan congenital lainnya, misalnya Sindrom Down. Pada omfalokel yang kecil, umunya isi kantong terdiri atas usus saja sedangkan pada yang besar dapat pula berisi hati atau limpa.

B.     Penyebab Terjadinya Omfalokel

Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.
(Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC, 1997).
Pada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung.

C.     Patofisiologi Omfalokel
Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnaya omfalokel atau omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).           
            Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan berpindah kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).
            Kelainan kongenital Omfalokel dan Gastrischisis
Embriogenesis.Pada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akanmasuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.Pangkal umbilicus sering kali terkena infeksi staphylococcus aureus. Hal ini dapat terjadi jika penanganan alat-alat yang dipakai tidak steril maupun pada perawatan sehari-hari (perawatan tali pusat).
Pada tempat ini terjadi radang dan dapat mengeluarkan nanah, sekitarnya merah dan terdapat odem. Pada keadaan berat, infeksi dapat menjalar ke hepar melalui ligament falsiforme dan menyebakan abses yang multiple. Pada keadaan kronik dapat terjadi glanuloma pada umbilicus.

D.    Pemeriksaan /Diagnosa
1.      Pemeriksaan Fisik
Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.

2.      Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase. 
3.      Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis
Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.

Diagnosis omphalokel ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan dapat ditegakkan pada waktu prenatal dan pada waktu postnatal
1.      Diagnosis prenatal
Diagnosis prenatal terhadap omphalokel sering ditegakkan dengan bantuan USG. Defek dinding abdomen janin biasanya dapat dideteksi pada saat minggu ke 13 kehamilan, dimana pada saat tersebut secara normal seharusnya usus telah masuk seluruhnya kedalam kavum abdomen janin.
2.      Diagnosis postnatal (setelah kelahiran)
Gambaran klinis bayi baru lahir dengan omphalokel ialah terdapatnya defek sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi ukurannya, dengan diameter mulai 4 cm sampai dengan 12 cm, mengandung herniasi organ¬-organ abdomen baik solid maupaun berongga dan masih dilapisi oleh selaput atau kantong serta tampak tali pusat berinsersi pada puncak kantong. Kantong atau ,elaput tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan luar berupa selaput amnion dan lapisan dalam berupa peritoneum. Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan Warton's jelly. Warton's jelly adalah jaringan mukosa yang merupakan hasil deferensiasi dari jaringan mesenkimal (mesodermal).

E.     Pengobatan
            Pengobatan omfalokel adalah tindakan bedah dengan tujuan untuk memasukan protusi usus dan menutup lubang hernia tersebut. Pada protusio yang kecil dan kantong tidak robek serta tidak ada komplikasi atau kelainan kengenital lainnya maka tindakan bedah dapat dilakukan secepatnya. Pada protusi yang besar, tindakan bedah di lakukan bertahap untuk menghindarkan problem kenaikan tekanan intraabdominal secara mendadak. Tindakan konservatif dapat dilakukan agar kantong tidak robek, maka organ visera yang keluar dibungkus dengan kain kasa steril yang dibasahi dengan larutan garam faal secara teratur untuk mencegah mengeringnya organ visera serta mencegah bahaya infeksi. Tubuh bayi di jaga agar jumlah penguapan tubuh tidak bertambah karena adanya omfalokel tersebut menambah luas permukaan tubuh bayi. Di samping itu, di pasang pula pipa nasogastrik untuk travena. Antibiotic spectrum luas dapat segera diberikan.
            Pada omfalokel besar yang bungkusnya tidak robek dan belum memungkinkan untuk tindakan bedah ,maka tindakan konservatif dilakukan dengan jalan memoles kantong dengan larutan gentian violet atau larutan betadine. Pemakaian merkurokrom akhir-akhir ini jarang dipakai karena ditakutkan adanya keracunan merkuri. Ada yang menutup protusi ini dengan film poliuretan steril. Lambat laun kantong diharaokan akan mengkerut dan dinding kantong menebal sedngkan dinding perut bayi telah memulai berkembang membesar, sehingga tindakan operasi dapat di lakukan. Yang penting selama tindakan konservatif adalah kantong jangan sampai robek.




F.      PENATALAKSANAAN
Terapi:
        Pengobatan yang diberikan ialah dapat diberikan saleb yang mengandung neomisin dan basitroasin, selain itu dapat dipakai juga saleb gentamisin. Bila terdapat granolosa kelainan ini dapat diberi orgentinitras 3%. Pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik sebelum dilakukan pembedahan.
Medis:
        Operasi, operasi dilakukan segera setelah lahir tetapi mengingat bahwa memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul ganggu pernafasn, maka operasi biasanya ditunda beberapa bulan.
Keperawatan:
        Masalah perawatan yang dapat terjadi adanya resiko infeksi sebelum dilakukan operasi bila kantong belum pecah, dioleskan merkurokrom setiap hari untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda beberapa bulan menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut setelah diolehsi merkurokrom, ditutup dengan kasa steril, diatasnya ditutup lagi dengan kapas agak tebal baru dipasang gurita. Bila bayi dipulangkan, pesankan kepada ibunya untuk mencegah infeksi dan ajarkan cara merawatnya seperti yang dilakukan di RS serta kapan harus datang konsultasi.

G.    TINDAKAN BIDAN BILA MENEMUKAN
              Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan yang dapat dilakukan jika menjumpai pasien anak/ bayi yang mengalami omfalokel, adalah merujuk. Kerena jika mengalami keterlambatan dalam merujuk maka akan mengalami cedera pada usus dan infeksi perut.

H.    PENCEGAHAN
            Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein.

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan

            Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang).

            Pada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol; tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

            Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dimana isi perut terlihat dari luar melalui selaput peritoneum. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.




DAFTAR PUSTAKA



          Apotik online dan media informasi obat – penyakit : medicastore.com
Askeb neo – TRAUMA KELAHIRAN PADA BAYI BARU LAHIR «BIDANKU…SAHABATKU.html.
          Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC.
Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta.
http:\\www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar