Selasa, 02 Desember 2014

Kelompok 8 (spina bifida)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Spina Bifida (Sumbimg Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vetebrata), yang terjadi karena bagian dari suatu atau beberapa vetebrata gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
            Gangguan fusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi, sedangkan penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Factor janinnya sendiri dan factor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi factor penyebabnya.masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertemia diduga dapat menjadi factor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan congenital tidak diketahui.
            Salah satu kelainan kongenital yang sering terjadi adalah spina bifida. Angka kejadiannya adalah 3 di  antara 1000 kelahiran.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kelainan spina bifida
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari spina bifida
3. Untuk mengetahui penyebab dari spina bifida
4. Untuk mengetahui diagnosis dari spina bifida
5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari spina bifida
6. Untuk mengetahui bagaimana tindakan bidan bila menemukan kelainan seperti
    spina bifida
7. Untuk mengetahui cara pencegahan dari spina bifida

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalh dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan spina bifida ?
2. Apa patofisiologi dari spina bifida ?
3. Apa saja penyebab dari spina bifida ?
4. Apa diagnosis dari spina bifida ?
5. Bagaimana penatalaksaan dari spina bifida ?
6. Bagaimana tindakan bidan bila menemukan kelainan seperti spina bifida?
7. Bagaimana cara pencegahan dari spina bifida ?

                                               
                                                              BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi
            Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vetebrata), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vetebrata gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Keadaan ini biasanya terjadi pada minggu ke empat masa embrio.(Chairuddin Rasyad. 1998)
            Spina bifida adalah  gagal menutupnya columna vetebralis padamasa perkembangan fetus. Defek ini berhubungan dengan herniasi jaringan dan gangguan fusi tuba neural.Gangguaan fusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi, sedangkan penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
            Beberapa hipotesis terjadinya spina bifida antara lain adalah :
1. Terhentinya proses pembentukan tuba neural karena penyebab tertentu.
2. Adanya tekanan yang berlebih di kanalis sentralis yang baru terbentuk sehingga
    Menyebabkan rupture permukaan tuba neural.
3. Adanya kerusakan pada dinding tuba neural yang baru terbentuk karena suatu
    Penyebab.
            Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah tulang belakang (vetebrata), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.

2.2. Patofisiologi
            Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu(prosesus nasalis dan maksilaris) pecah kembali.
            Hidrosefalus terdapat pada hampir semua anak yang menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira 60% sampai 70% tersebut memiliki IQ normal. Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD ( neural tuba defect ) merupakan kegagalan penutupan tuba neural selama perkembangan awal embrio. Akan tetapi ada bukti bahwadefek ini merupakan akibat dari pemisahan tubaneural yang sudah menutup karena peningkatan abnormal tekanan cairan serebrospinal selama trimester pertama.




2.3. Penyebab
            Penyebab spesifik dari spina bifida tidak diketahui, tetapi diduga akibat :
 1. Genetik (keturunan)
 2. Kekurangan asam folat pada masa kehamilan
 3. Kekurangan asam folid acid
    Folid acid dipercaya berperan membantu tabung saraf tulang belakang tertutup
    Dengan sempurna.
4. Ibu dengan epilepsi yang menderita panas tinggi dalam kehamilannya
    mengkonsumsi obat-obat asam volproic,anti konsulvan,klomifen.
            Biasanya penutupan tabung saraf terjadi pada minggu ke empat masa embrio. Namun, jika sesuatu yang mengganggu dan tabung gagal untuk menutup dengan baik, cacat tabung saraf akan terjadi. Diperkirakan bahwa hamper 50% defek tabung saraf dapat dicegah jika wanita yang bersangkutan meminum vitamin-vitamin prakonsepsi termasuk asam folat.

2.4. Diagnosis
                Diagnosis spina bifida ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindrom down, dan kelainan bawaan lainnya. Sebanyak 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan mengalami kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif perlu dilukakan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan  USG  yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang-kadang dilakukan amniosentesis ( analisa cairan ketuban ).
Setelah bayi lahir dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan
2. USG tulang belakang bisa  menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis
    maupun vertebra
3. CT-scan atau MRI tulang belakang kedang-kadang dilakukan untuk menentukan
    lokasi dan luasnya kelainan.








2.5. Penatalaksanaan
         1. Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan ke dalam incubator dengan kondisi
             tanpa baju.
        2.  Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk
             mencegah infeksi.
        3.  Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah, ahli ortopedi, dan ahli urologi,
             terutama untuk tindakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan
             informed consent dan informed choice pada keluarga.
       4.  Lakukan pengamatan dengan cermat terhadap adanya tanda-tanda
             hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) setelah dilakukan
             pembedahan atau juga kemungkinan terjadinya meningitis (lemah, tidak mau
             minum, mudah terangsang, kejang, dan ubun-ubun besar menonjol). Selain
             itu, perhatikan pula banyak tidaknya gerakan tungkain dan kaki, retensi
             urine, dan kerusakan kulit akibat iritasi urine dan feses.

2.6. Tindakan Bidan Jika Menemukan
1.  Biasanya kalau ada kelainan bawaan yang berat dan dapat mengancam nyawa          si bayi, maka begitu lahir bidan sudah melakukan kolaborasi bersama tim dokter untuk menanganinya. Misalnya dari bedah saraf, bedah anak, ortopedi, dan dokter saraf anak. Terlebih bila spina bifidanya terbuka dan terjadi kebocoran, maka harus segera ditutup lewat operasi. Karena bagaimanapun, tidak bisa dibiarkan adanya hubungan dunia luar dengan susunan saraf pusat. Tindakan operasi yang dilakukan pun memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk penutupan kalau ada defect atau kalau ada hubungan langsung susunan saraf pusat dengan dunia luar. Selain itu, tujuan utama lainnya adalah operasi untuk membebaskan jaringan saraf bila mungkin ada yang menyangkut di tulang belakang yang defect (berlubang).
2. Bila kelainan spina bifidanya terbuka luas, bayi harus dirawat di rumah sakit dan tidak dibolehkan pulang. "Sebab, ia termasuk bayi berisiko tinggi." Sementara pada spina bifida yang dilapisi oleh kulit yang normal, bisa didiamkan saja, tanpa perlu tindakan operasi. "Bisa dibawa pulang dan kontrol 3-5 bulan, asalkan dihindari dari cedera seperti jatuh atau terbentur.

3. Bila spina bifida disertai dengan hidrosefalus sebaiknya dilakukan terlebih dulu pemasangan 'selang' atau VP shunt (pintas dari rongga cairan otak ke perut). Kalau tidak, tekanan cairan dari otak akan tinggi terus. Akibatnya, seringkali bocor dan merembes. Dengan pemasangan selang, cairan otak dialirkan ke rongga perut sehingga tekanan cairan pun tidak terlalu tinggi. Kalau tidak dipakaikan selang, lama-lama kepala anak akan terus membesar karena cairan otak akan bertambah atau berproduksi terus. Pertumbuhan jaringan otak pun akan tertekan dan kalau dibiarkan terus, bisa menjadi tipis.

4. Kalaupun ada penundaan operasi, misal karena kondisi si anak tak memungkinkan, untuk sementara waktu diberikan obat-obatan. Terutama untuk mengurangi produksi cairan otaknya. Selain berusaha secepat mungkin melakukan tindakan sampai kondisinya memungkinkan. Kalau tidak, akan mengalami masalah di atas meja operasi atau sesudahnya." Pemberian obat-obatan pun diberikan setelah atau segera sebelum operasi.
5.Sebelum melakukan tindakan pun, biasanya kondisi sarafnya dinilai lebih dahulu, apakah masih berfungsi atau tidak. Misalnya, apakah anak mengalami kelumpuhan atau tidak. Lalu, apakah ia bisa menahan pipis atau tidak. Jika ternyata saraf sudah tak berfungsi, Jadi, tindakan operasi dilakukan menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu bedah anak. Selain itu, dicari waktu yang terbaik untuk melakukan operasi. Kalau pada usia anak yang lebih besar, lebih mudah untuk diambil tindakan karena fungsi organ tubuhnya sudah matang.
6. Selain pengobatan dengan tindakan operasi, juga dilakukan stimulasi fisioterapi dan rehabilitasi medik untuk melatih motoriknya. Misalnya dengan menggerakan otot-ototnya supaya tidak lemah. Jadi, fungsi-fungsi saraf yang ada harus dilatih semaksimal mungkin. Termasuk melatih BAB dan BAK. Ini amat penting mengingat tidak mungkin untuk membuat saraf baru.















2.7. Pencegahan
            Bagi ibu yang berencana hamil ada baiknya mempersiapkan jauh-jauh hari misalnya makan makanan yang bergizi serta menambah suplemen yang mengandung asam folat, serta menjaga kebersihan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi salah satunya adalah Spina bifida. Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah  1mg/hari. Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga diperlukan untuk mendeteksi adanya infeksi.























BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Spina bifida adalah gagal menutupnya columna vetebralis pada masa perkembangan fetus. Defek ini berhubungan dengan herniasi jaringan dan gangguan fusi tuba neural.
            Gangguan fusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi, sedangkan penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
            Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan. Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida :
1. Hidrocephalus
2. Siringomielia
3. Dislokasi pinggul  

3.2. Saran
            Dalam mempelajari asuhan neonatus, seorang calon bidan diharapkan mengetahui kelainan kongenital atau cacat bawaan yang biasanya terjadi pada neonatus sehingga mampu memberikan asuhan neonatus dengan baik dan sesuai dengan kewenangan profesi.

















DAFTAR PUSTAKA


Behrmen, Kligmen, Arvin. Iilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC

Rukiyah,Yeyeh dkk. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan anak balita. Jakarta: CV Trans Info Media

Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Nneonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Nur Muslihatun, Wafi. 2010. Asuhan Nneonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar