Selasa, 02 Desember 2014

KELOMPOK 25 (Rawat Gabung)



         MAKALAH NEONATUS BAYI DAN BALITA
    " RAWAT GABUNG "    
                             
                            
Disusun Oleh :  
      Kelompok 25
v DITA PURNAMA DEWI
v FEBBY BELLA NUR RAMADANI
v WULAN ARDHIKA
v YULIAN FIRDAUS



STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RAWAT GABUNG.”
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.


Jakarta, 1 November 2014


                                        Penyusun     










I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN               
        1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
         1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2
         1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
         1.4. Manfaat Penulisan........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
        2.1. Definisi..........................................................................................   4                                            ..............................................................................................................                                                 ..............................................................................................................  
      . 2.2. Tujuan Rawat Gabung................................................................... 5
        2.3. Manfaat Rawat Gabung................................................................ 7
        2.4. Faktor- Faktor............................................................................... 8
        2.5. Pelaksanaan Rawat Gabung..........................................................
....... 2.6. Kontra Indikasi Rawat Gabung..................................................... 9                                            
....... 2.7. Indikasi Rawat Gabung................................................................. 9
        2.8. Keuntungan Rawat Gabung........................................................ 10
        2.9. Kerugian Rawat Gabung ............................................................ 13

BAB III PENUTUP
          A. Kesimpulan..................................................................................... 14
          B. Saran............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA






ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Di negara miskin, sekitar 25 – 50 % kematian wanita usia subur di sebabkan hal berkaitan dengan kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu per tahunnya meninggal saat hamil atau bersalin untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat dilaksanakan rawat gabung. Rawat  gabung  adalah  suatu  cara  perawatan  bayi  baru  lahir  yang  ditempatkan  dalam  suatu  ruangan  di  samping  ibunya, sehingga  setiap  kali  bayi  memerlukan, ibunya  dapat  segera  memberikan  perhatian (termasuk  kebutuhan menyusui).  (Departemen  Kesehatan  RI  1993/1994).

Rawat  gabung  terdapat  dua  jenis  yaitu,  rawat  gabung  total  yang  mana  dari   awal  pasca  persalinan  bayi  dan  ibu  dari  awal  bersama  secara  terus  menerus  selama  24  jam,  sedangkan  rawat  gabung  partial merupakan  perawatan  yang  mana  ibu  dan  bayi  dirawat  terpisah  pada  saat-saat  tertentu.

Dari 500.000 persalinan di indonesia pada tahun 2002 terjadi di Rumah sakit untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir banyak hal yang perlu diperhatikan salah satu diantaranya yang mempunyai peranan yang cukup penting ialah dengan melaksanakan rawat gabung dengan kondisi ibu pada persalinan  fisiologis   (  normal  ),  2  jam  post  partum,  bayi  yang  lahir  cukup  bulan  > 37  minggu, berat  badan  baru  lahir  2250 -  4000  gram,  bayi  dengan  APGAR  skore  menit  1  >  7,  tidak  ada  kelainan  bawaan  berat,  tidak  dalam  perawatan  khusus  yang  dilakukan  rawat  gabung  baik  total  maupun  partial.

1
Masa neonatus merupakan masa yang rawan sehingga memerlukan perhatian dan penanganan sebaik- baiknya.

Berbagai masalah dapat terjadi pada bayi maupun ibu yang tidak dirawat gabung antara lain ibu kurang pemberian ASI, ibu kurang  kasih sayang terhadap bayinya, ibu kurang tahu terhadap perawatan bayinya. Dan adapun kerugian rawat gabung terhadap ibu antara lain : kurang dapat beristirahat karena terganggu oleh bayinya sendiri atau bayi yang menangis serta bayi mendapat infeksi dari pengunjung. Oleh karena itu dalam melaksanakan rawat gabung selalu mempertimbangkan indikasi keuntungan dan kerugianya (Soetjiningsih, 1997)

Melalui rawat gabung dapat meminimalkan masalah yang mungkin timbul misalnya mengatasi masalah-masalah dalam perawatan neonatus, pencegahan infeksi dan masalah gizi. Oleh karena itu kontak kulit dengan kulit dan mata antara ibu dan bayi yang telah dibina setelah lahir harus tetap dipertahankan serta sebaiknya tidak dibatasi untuk berhubungan dengan bayinya, sehingga dapat menciptakan yang mendukung hubungan wajar dan sebaik-baiknya antara ibu dan bayi dari aspek fisik, fisiologis dan psikologis serta memberi bantuan dan dukungan kepada ibu dalam merawat dan memahami bayinya secara edukatif. Bayi-bayi selain mendapatkan makanan paling baik dan tepat akan mendapatkan bimbingan bagaimana cara menyusui yang benar, cara merawat bayi serta cara menjaga kebersihan, dan ini manfaat untuk menurunkan kejadian infeksi (Suharyono, 1992 ; 27)


1.2   Rumusan Masalah
Adapun  perumusan  masalahnya  adalah :
1.      Apakah yang di maksud dengan rawat gabung ?
2.      Adakah manfaat rawat  gabung  terhadap klien ibu nifas ?.
3.      Adakah  manfaat rawat  gabung  terhadap  bayi ?

2
  1.3  Tujuan Penulisan
           1.3.1 Tujuan  Umum
                    Mempelajari  manfaat  sistem  rawat  gabung  terhadap  ibu  nifas  dan      
                    bayi.
         
            1.3.2   Tujuan  Khusus
                  a.  Mengidentifikasi  keuntungan  sistem  rawat  gabung  terhadap  ibu                   
                       nifas
                  b. Mengidentifikasi keuntungan   sistem   rawat  gabung  terhadap  bayi
                  c. Mengidentifikasi  kerugian  sistem  rawat  gabung  terhadap  ibu  nifas.                
                  d.  Mengidentifikasi  kerugian  sistem  rawat  gabung  terhadap  bayi. 

1.4  Manfaat Penulisan
             1.4.1 Untuk  Ibu  Nifas 
                Sebagai  pertimbangan  dalam  upaya  meningkatkan pemberian  ASI   dan   
                merawat bayinya.
       
             1.4.2 Untuk Penulis            
    Menambah  wawasan  dalam ilmu kebidanan.
      





3

BAB  2
PEMBAHASAN

      2.1.  Definisi
               Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta    bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

Sistem rawat bayi yang disatukan dengan ibu sehingga ibu dapat melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tinggal bersama ibunya dalam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai keduanya keluar dari rumah sakit atau bayi dapat dipindahkan ke bangsal neonatus atau ruang observasi pada saat-saat tertentu. Seperti pada malam hari atau pada jam-jam kunjungan besuk. (Farrer, 1999: 180)
Suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. (Prawirohardjo, 2007:266)

        Rawat  gabung  dapat  bersifat  :
    1. Kontinue  yang  berarti  bayi  tetap  berada  di  samping  ibunya  terus-   menerus.
    2. Intermiten, dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusui atau  atas  permintaan  ibunya  dapat  dibawa  kepada  ibunya  ( Soetjiningsih,  1997, 97).



4

      Jenis  rawat  gabung :
a.       Total,  dari  awal  pasca  persalinan  bayi  dan  ibu  dirawat bersama  secara  terus
menerus  selama  24  jam.
b.       Partial,  adalah  cara  perawatan  dimana  ibu  dan  bayi  dirawat  secara  terpisah  pada saat-saat  tertentu
c.   Bed in,  Bayi berbaring disamping ibunya dalam satu tempat tidur, diselimuti
     keduanya, posisi tempat tidur tidak di bawah jendela, jendela kamar ditutup dan Bapak mendampingi ibu dan bayi.

2.2. Tujuan Rawat Gabung
1. Bantuan  Emosional
Setelah  menunggu  selama  sembilan  bulan dan setelah dalam proses  persalinan   ibu  sangat  senang  dan  bahagia  bila  dekat  dengan  bayinya.  Ibu  dapat membelai-belai  bayinya,  mendengar  tangisnya  serta  memperhatikannya  disaat buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting  ditumbuhkan  pada  saat-saat  awal  dan  bayi  akan  memperoleh  kehangatan  tubuh  ibu,  suara  ibu,  kelembutan  dan  kasih  sayang.

      2. Penggunaan  ASI
Dari  segala  pertimbangan maka ASI adalah makanan  terbaik bagi bayi. Produksi ASI akan  makin  cepat dan makin banyak bila dilakukan rawat gabung karena aktivitas menyusui akan dapat dilaksanakan sesering mungkin.
Pada  hari-hari  pertama  yang  keluar  adalah  kolostrum  yang  jumlahnya  sedikit,   tapi  hal  ini  tidak  perlu  dikhawatirkan  kerena  kebutuhan  bayi  masih  sedikit.
                 

5



3. Pencegahan  Infeksi                                               
Pada  perawatan  bayi  yang  terpisah,  maka  kejadian  infeksi  silang  akan  sulit  dicegah, karena bayi  akan  terinfeksi  dari  bayi  yang  lain.  Dengan  melakukan  rawat gabung, maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang  mengandung  antibody  dalam  jumlah tinggi akan melapisi  seluruh  permukaan  mulosa  dari  saluran  pencernaan  bayi  dan syaraf oleh  bayi  sehingga  bayi  akan  mempunyai   kekebalan,  ini  akan  mencegah infeksi  terutama  terhadap  diare.



4. Pendidikan Kesehatan
Pada saat melaksanakan  rawat  gabung  dapat  dimanfaatkan untuk  memberikan  pendidikan kesehatan  kepada  ibu, terutama primipara, bagaimana  teknik  menyusui,  memandikan  bayi,  merawat  tali  pusat,  perawatan  payudara dan  melihat makanan yang baik merupakan bahan-bahan diperlukan si ibu.  Keinginan  ibu  bangun  dari  tempat  tidur,  menggendong  bayi  dan  merawat  diri  akan  mempercepat  mobilisasi,  sehingga  ibu  akan  lebih  cepat  pulih  dari  persalinan .  (  Soetjiningsih,    1997,  97).

        

6

2.3. Manfaat Rawat Gabung
1. Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).

2. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.

3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.

4. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.

5. Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.




7
2.4.  Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Rawat Gabung
1.      Peranan social
kemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan berat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat, memberikan susu formula sudah modern karena dapat menyamankan kedudukan seorang ibu golongan bawah dan ibu golongan atas. ketautan akan mengendurkan payudara dan ibunya menjadi enggan untuk menyusui bayinya, baik ibu yang sibuk dengan urusan luar rumah, dan hal hal yang dapat menghambat peningkatan penurunan ASI .
     
      2.      Ekonomi
Beberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. hal ini dilakukan bukan karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status prestise atau memang dirinya dibutuhkan.

      3.      Peranan tata laksana RS /RB
Peran tatalaksana yang menyangkut kebijakan RS / RB  sangat penting mengingat saat ini banyak ibu menginginkan untuk bersalin dipelayanan dengan baik.

     4.      Dalam diri ibu sendiri
            a.       Keadaan gizi ibu
            b.      Pengalaman / sikap ibu terhadap menyusui
            c.       Keadaan emosi
            d.      Keadaan payudara
            e.       Peran masyarakan dan pemerintah .





8
5.      Kebijakan Pemerintah RI

        a.    Setiap bayi berhak mendapat air susu ibu eklusif sejak dilahirkan selama 6      
              bulan kecuali atas indikasi medis ( pasal 128 ayat 1 UU no. 36 tahun 2009
              tentang kesehatan ).
       b.      Selama pemberian ASI baik pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat harus mendukung ibu dan bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus ( pasal 128 ayat 2 UU No . 36 tahun 2009 tentang kesehatan ).
c.      Pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu sumber daya manusia (SDM).
modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan air susu ibu ( ASI ) sejak usi dini ( GBHN 1999 -2004 dan program pembangunan nasional –  propanas )
 d.   Menganjurkan menyusui secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan dan
      pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.
       e.    Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun
             swasta.
      f.       Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal peningkatan pemberian
      ASI ( PP ASI ) Sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan
penyuluhan pada masyarakat luas.
      g.      Pencanangan peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan hari
             ibu ke 62 tahun 1990.
      h.      Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya program menyusui di semua
             RS/RB dan Puskesmas dengan tempat tidur.





9
2.5. Pelaksanaan rawat gabung
Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam 1 ruangan sedemikian rupa sehingga, ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja. bayi dapat diletakan ditempat tidur bersama ibunya atau dalam box disamping tempat tidur ibu, yang terpenting adalah ibu harus melihat dan mengawasi bayinya saat bayinya menangis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. tangis bayi merupakan, rangsangan sendiri bagi ibu untuk memproduksi ASI.

  2.6.  Kontra Indikasi Rawat Gabung
Pada  keadaan  tertentu  maka  rawat  gabung  tidak  dianjurkan  misalnya pada  :
           
          1. Keadaan  ibu
     a .  Kesadaran  belum  baik.
     b .  Terbukti  menderita  karsinoma  payudara.
     c .   Psikosis.

2. Keadaan  bayi
     a.  Bayi  memerlukan  pengawasan  intensive.
     b. Bayi kejang atau kesadaran menurun
     c. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui

    2.7.  Indikasi Rawat Gabung
           1. Ibu
                a.  Persalinan fisiologis (normal )
              b.  Persalinan patologis pervaginam dengan syarat :
                   1. Tanpa narkosa
                   2. Tanpa komplikasi
       


10
   2. Bayi
             a. Berat badan lahir 2000 – 4000 gram
             b. Sesuai masa kehamilan  ( SMK )
             c. Tidak ada kelainan bawaan yang berat 

2.8. Keuntungan Rawat Gabung
a)      Menggalakkan pemakaian ASI
b)       Kontak emosi ibu - anak lebih dini dan lebih rapat.
c)       Ibu dapat segera melaporkan keadaan-keadaan bayi yang tidak normal.
d)     Ibu dapat belajar cara merawat bayi.
e)      Mengurangi ketergantungan ibu pada perawat/bidan dan membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam perawatan bayi.
f)       Berkurangnya injeksi silang dan berkurangnya infeksi nosokomial      
g)      Bayi merasa aman.
h)      Involusi uterus kembali baik.      

Ø  Ditinjau  dari  segi  psikologi  ibu
                         a. Hubungan antara ibu dan bayi lebih akrab, setelah dan sentuhan fisik                    
                             (skin to skin ).
                         b. Memberikan  kesempatan  pada  ibu  untuk  belajar  merawat  sendiri 
                              bayi baru yang dilahirkan.
                         c. Memberikan  rasa  percaya  diri  dan  tanggung  jawab  kepada  ibu 
                              untuk merawat bayinya.






11

Ø  Ditinjau  dari  segi  fisik  ibu
                        a. Inovasi  uterus  akan  terjadi  dengan  baik oleh  karena  dengan 
                            menyusui  akan  terjadi  kontraksi  rahim  dengan  baik,  sehingga     
                            perdarahan post partum dapat kurangi.
                        b. Ibu  akan  merawat  sendiri  bayinya  dan  dapat  mempercepat    
                             mobilisasi  untuk  lebih cepat  pulih  kembali.


1.  Manfaat  terhadap  bayi.
      a.  Ditinjau  dari  segi  fsikologis.
            Dengan  rawat  gabung  sentuhan  fisik  ibu  dan  anak segera  terjadi.  Hal ini     
            merupakan  stimulasi  mental  dini  yang  diperlukan  bagi  tumbuh  kembang   
           anak  khususnya  dalam  memberikan  rasa  aman  dan  kasih  sayang.

      b. Ditinjau  dari  segi  fisik.
                1). Air  susu  ibu  terutama  kolestrum  mengandung  zat-zat  antibody  yang 
                   dapat melindungi  bayi  dari  bahaya  infeksi  terutama  diare.
                 2). Bayi segera mendapatkan makanan yang  sesuai  dengan  pertumbuhannya.
  3). Kemungkinan  terjadinya  infeksi  mosokomial  (infeksi  yang  berasal  dari  
     lingkungan  Rumah  Sakit )  berkurang.
         4). Penyakit  sariawan  (  monoliasis  )  pada  bayi  dapat  dikurangi.
               5). Kejadian  penyakit-penyakit  alergi  yang  terdapat  pada  botol  dapat  
                    dihindarkan.

  2.  Manfaat  terhadap  keluarga.
      a. Ditinjau  Dari  Segi  Fsikologis.
           Rawat  gabung  memberi  peluang  kepada  keluarga  untuk  memberi     
           dorongan    pada  ibu  untuk  menyusui  bayinya.

     
13
     b. Ditinjau  dari  segi  ekonomi.
           Lama  perawatan  lebih  pendek,  Karena  ibu  telah  pulih  kembali  dan  bayi     
           tidak  menjadi  sakit,  sehingga  biaya  perawatan  lebih  sedikit.

3. Manfaat  bagi  petugas  kesehatan
      a. Ditinjau  dari  segi  fsikologis.
                1). Bayi  jarang  menangis sehingga  petugas di ruang perawatan akan  merasa  
                      tenang  dan  dapat  melakukan  pekerjaan  lain  yang  bermanfaat.
                2).  Perawat  lebih  komonikatif.

      b. Ditinjau  dari  segi  fisik.
                1). Pekerjaan  petugas  akan  berkurang  oleh  karena  sebagian  tugasnya     
                     diambil oleh  si  ibu.
          2). Tak  perlu  repot  menyiapkan  dan  memberikan  susu  botol.


2.9. Kerugian Rawat Gabung
    Dibanding  dengan  keuntungannya,  maka  kerugiannya  sangat  kecil   dan  kalau      
     ada  kesungguhan  dalam  menangani  akan  dapat  diatasi.
     1. Ibu  kurang  dapat  beristirahat,  terganggu  oleh  bayinya  sendiri  atau  bayi 
         lain yang  menangis.
         2.  Fisik  ibu  kelelahan.
         3.  Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung.






14
   BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Rawat gabung adalah suatu system perawatan dimana bayi beserta ibunya dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus berada disamping ibu sejak segera setelah lahir samapai pulang. Fasilitas Rawat Gabung adalah hak seorang ibu , dengan adanya rawat gabung ini hubungan ibu dan bayinya akan semakin erat dan bayi bisa merasakan kasih sayang dari ibunya. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit. Pada Rawat Gabung inisiasi dini dan pemberian ASI Eksklusif adalah hal yang harus di mengerti setiap ibu.


B. Saran

Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami meminta kritik maupun saran yang membangun dari pembaca agar bias lebih baik kedepannya.





15

DAFTAR PUSTAKA


Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Jakarta: EGC.
Maryam, A. 2003. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: UIT.

Prawirohardo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mappiwali, Asrul. 2008. Rawat Gabung (Rooming In). Makassar: FK UNHAS.
….Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: YAPMA.

Cakul obsgyn, FKUI , Kamar bersalin dan rawat gabung Sutjiningsih, Petunjuk ASI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar