Selasa, 02 Desember 2014

KELOMPOK 12 (Imunisasi DPT)



                                    KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah imunisasi DPT PENTAVALEN ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Maryani yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengertian DPT
PENTAVALEN, Tujuan dari imunisasi, Waktu Pemberian imunisasi, Cara Pemberian imunisasi, Alat dan Bahan imunisasi, Prosedur kerja imunisasi, Efek samping imunisasi, dan Kontraindikasi imunisasi DPT PENTAVALEN. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 31 Oktober 2014





Penyusun





i


                                                           DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN                                  
                   Latar Belakang....................................................................................... 1
                   Rumusan Masalah.................................................................................. 2
                   Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
                   Pengertian Imunisasi DPT Pentavalen ................................................... 3...........
                   Tujuan Imunisasi DPT Pentavalen......................................................... 6
                   Cara Pemberian Imunisasi DPT Pentavalen............................................ 7
                   Waktu Pemberian Imunisasi DPT Pentavalen......................................... 8
                   Alat dan Bahan Imunisasi DPT Pentavalen.......................................... 10
                   Prosedur Kerja ..................................................................................................10
                   Efek Samping.....................................................................................................10
                   Kontraindikasi dan Indikasi Imunisasi DPT Pentavalen....................................11
BAB III. PENUTUP
                   Kesimpulan.......................................................................................... 14
                   Saran .................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA  






ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
WHO (Global Immunization Data) tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan hampir 17% kematian pada anak < 5 tahun dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2007, pneumoni merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3 etiologi pneumoni disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang selaput otak dan Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia ≤ 1 tahun, jika penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami kematian dan jika disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasus akan mengalami kematian.
Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) pada tahun 2010 maka pemberian  imunisasi Hib dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan perlunya  diintegrasikan ke dalam program imunsiasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat tercapai target MDG’s ke-4 ”angka kematian balita (AKABA) 24/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015”. Tindaklanjut nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus/ Hepatitis B/Haemophilus Influenza type B. Kepmenkes tersebut menyebutkan pelaksanaan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib di Indonesia akan dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada Juli 2013, Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung, dan Sulsel, dan  tahap 3 akan diimplementasikan ke seluruh provinsi di tanah air.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, yaitu diberikan pada anak dengan usia 18 bulan atau  anak dengan  usia 2 bulan yang belum pernah  sekalipun mendapatkan suntikan vaksin DPT-HB. Bagi anak yang sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster diberikan minimal 12 bulan dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada anak dengan  usia 2 tahun juga mendapatkan suntikan  imunisasi Campak sebagai booster (imunisasi lanjutan). Interval minimum  untuk mendapatkan booster Campak yaitu  6 bulan dari suntikan Campak dosis pertama. Hasil uji klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi, kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan perlindungan vaksin,  reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 % subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin 90-99%,
selain itu pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan agar pepton untuk perkembangbiakan bakteri. Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan dengan pemberian suntikan vaksin DPT-Hb-Hib 0,5 ml secara intramuskular pada paha anterolateral dan di lengan kanan atas pada batita saat imunisasi lanjutan.

1
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian DPT
2.      Tujuan Dari Imunisasi DPT
3.      Waktu Pemberian Imunisasi DPT
4.      Cara Pemberian Imunisasi DPT
5.      Alat Dan Bahan Imunisasi DPT
6.      Prosedur Kerja Imunisasi DPT
7.      Efek Samping Imunisasi DPT
8.      Kontraindikasi Imunisasi DPT

C.    TUJUAN PENULISAN
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah meningkatnya pemahaman bidan terhadap Imunisasi DPT. Dengan demikian, strategi untuk memberikan dampak positif terhadap pengurangan angka kesakitan dan kematian Bayi dan Balita dapat dipraktikkan secara langsung dalam  pelaksanaan asuhan kebidanan yang secara khusus dapat dilaksanakan dalam program yang komprehensif.




















2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Imunisasi pada dasarnya merupakan upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara memberikan vaksin. Dengan Imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sebaliknya, jika tidak diimunisasi, seseorang akan mudah terkena penyakit tersebut.
Beberapa dasar hukum yang digunakan pada pelaksanaan program imunisasi tersebut antara lain:
  1. Permenkes No. 42 tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi
  2. Kepmenkes No. 1626/Menkes/SK/XII/2005 Tentang Pedoman Pemantauan Dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
  3. Kepmenkes RI, No. 428/MENKES/ SK/ IV/ 2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI 2010 -2014

Sejarah perkembangan imunisasi di Indonesia terlihat pada tabel di bawah ini:
Tahun
Perkembangan Imunisasi
1956
Imunisasi Cacar
1973
Imunisasi BCG
1974
Imunisasi TT pada ibu hamil
1976
Imunisasi DPT pada bayi
1977
Imunisasi dijadikan upaya global oleh WHO (EPI = Expanded Program on Immunization)
1980
Imunisasi Polio
1982
Imunisasi Campak
1990
Indonesia mencapai UCI Nasional
1997
Imunisasi Hepatitis B
2004
Introduksi DPT-HB
2013
Introduksi vaksin DPT/HB/HiB

Vaksin DTP diberikan pada bayi umur 2 bulan dengan umur minimal 6 minggu. Total pemberian vaksin DPT adalah 5 kali yaitu usia: 2 bulan , 4 bulan, 6 bulan, 18 – 24 bulan, 5 tahun. Selanjutnya pada usia 10 – 18 tahun, anak diberikan vaksin Td. Vaksin DPT generik disediakan di Puskesmas dan diberikan secara gratis. Namun vaksin ini menyebabkan anak anda demam sekitar 3 hari dan biasanya diberikan penangkal demam. Anak terkadang menjadi rewel dan menangis terus. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, sekarang sudah ada vaksin DPT yang tidak menyebabkan demam atau jika demam pun hanya ringan sekali.
3
Tentunya harganya pun lebih mahal. DPT tanpa demam itu mengandung bakteri pertusis yang aselular, oleh karena itu singkatannya menjadi DP(a)T.
VAKSIN KOMBINASI/ COMBO
Vaksin kombinasi adalah vaksin yang terdiri dari bermacam-macam antigen dalam satu kemasan. Manfaat vaksin kombinasi adalah untuk mempermudah pemberian vaksin, dan mengejar imunisasi yang terlewatkan. Untuk mengurangi trauma akibat banyaknya jumlah suntikan pada satu kunjungan, kami menyediakan vaksin yang telah mendapatkan lisesi sesuai indikasi dan umur anak. Maka lebih dianjurkan vaksin kombinasi daripada vaksin terpisah. Imunogenitas dan keamanan vaksin kombinasi setara dengan vaksin bila diberikan terpisah.
DPT dikombinasikan dengan Hib (Hemofilus Influenza) penyebab radang selaput otak pada bayi dan Polio. Kelebihannya polio ini adaah vaksin mati sehingga tidak ada efek samping menjadi polio di kemudian hari.
Vaksin kombo ini ada beberapa jenis :
a.       DPT- Hib (4 vaksin dalam 1 suntikan) dengan merk Tetract Hib & Infanrix Hib
b.      DP(a)T – Hib – IPV (5 vaksin dalam 1 suntikan) dengan merk Pediacel & Infanrix-Hib-IPV
Pengertian dan Keuntungan Vaksin Kombinasi Pentavalen
Vaksin itu sendiri merupakan produk biologis yang berasal dari virus, atau bakteri penyakit yang telah dilemahkan/dimatikan atau rekombinan, yang digunakan untuk menangkal penyakit. Kehadiran vaksin dalam tubuh manusia akan mendorong reaksi perlawanan terhadap virus atau bakteri dari penyakit yang bersangkutan. Oleh karena itu, vaksin diberikan sesuai dengan penyakit yang akan ditangkal.
Walaupun secara prinsip, imunisasi diperlukan semua orang, namun imunisasi terutama penting dilakukan pada orang dengan resiko tinggi terkena penyakit; seperti bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur (WUS).
Sampai saat ini terdapat dua cara pemberian imunisasi, yaitu  yang dilakukan secara oral (melalui mulut), dan melalui penyuntikan dengan menggunakan jarum suntik. Pemberian imunisasi yang terbaik adalah pemberian yang tepat jadwal.
Vaksin Pentavalen
Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah penggunakaan
vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen. Vaksin ini merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis penyakit, antara lain Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b).
4
Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan beberapa kenyataan epidemiologi berikut:
  • Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan hanya ditemukan pada manusia
  • Penyebaran melalui percikan ludah (droplet)
  • Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan
  • Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier
  • Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai  imunisasi booster (lanjutan).  Sebagaimana imunisasi lainnya, Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah lainnya.
Beberapa pertimbangan penggunaan vaksin Pentavalen tersebut diantaranya:
  1. Mengurangi “kesakitan” pada anak: Sebagaimana kita ketahui, vaksin DPT, HB, dan Hib jika diberikan secara sendiri-sendiri, berarti masing-masing diberikan 3 kali tiap anak O (keseluruhan taip anak akan menerima 9 kali imunisasi). Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, hanya akan membutuhkan 3 kali imunisasi (suntikan)
  2. Mengurangi kunjungan:     Keuntungan pemberian vaksin kombinasi, selain memberikan kekebalan beberapa penyakit sekaligus, juga mempersingkat jadwal imunisasi, yang semula  6 kali ( 3 kali DPT dan 3 kali Hepatitis B ), menjadi  hanya butuh 3 kali kunjungan
  3. Mengurangi risiko 6 penyakit sekaligus: Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) merupakan kombinasi dari vaksin DPT, HB, dan Hib. Vaksin DPT untuk mengurangi risiko penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus, vaksin HB untuk mengurangi risiko penyakit hepatitis B dan vaksin Hib mengurangi risiko penyakit seperti meningitis dan arthritis.

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH PENTAVALEN:
1.      Difteri
  1. Tetanus
  2. Hepatitis
  3. Radang otak (meningitis)
  4. Batuk rejan / batuk 100 hari




5
B.     TUJUAN IMUNISASI
Salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi yang berumur di bawah lima tahun (balita) adalah dengan memberikan imunisasi. Tujuan imunisasi adalah untuk membentuk kekebalan terhadap virus dan penyakit yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak, sehingga mereka memiliki pertahanan terhadap penyakit tersebut. Indonesia sendiri telah menerapkan imunisasi dasar balita yang wajib dilengkapi. Sementara saat ini telah diluncurkan program imunisasi dasar terbaru yaitu imunisasi dengan vaksin pentavalen.
Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari lima vaksin untuk mencegah lima jenis penyakit. Kelima vaksin yaitu vaksin DPT (untuk Difteri, Pertusis, Tetanus), vaksin HB (untk Hepatitis B) dan vaksin HIB ini lalu digabungkan menjadi satu menjadi vaksin pentavalen. Pemberian vaksin baru ini diharapkan akan mempermudah pemberian vaksin sehingga perlindungan terhadap penyakit menular pada balita akan meningkat.
Vaksin HIB yang masuk ke dalam vaksin pentavalen diharapkkan bisa menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia dan radang otak. Menurut Suarjaya, infeksi kuman HIB sangat berbahaya karena menimbulkan obstruksi saluran napas, septic arthritis sampai nyeri sendi. Selain itu, menyebabkan infeksi kulit yang biasanya terdapat pada wajah, kepala atau leher, pneumonia, demam, serta sesak napas.
Adapun tujuan lain dari imunisasi yaitu:
1.       Mencegah penyakit difteri
Difteri adalah penyakit yang bermula dari infeksi pada hal ini terkadang nyaris tanpa disertai radang tenggorokan yang menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, kerusakan jantung dan kematian. Serta bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan kerusakan otak .
2.      Mencegah terjadinya pertussis
Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak balita. Penyebab penyakit ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Kuman ini biasanya berada di saluran pernafasan. Bila anak-anak dalam keadaan daya tahan tubuhnya melemah, maka kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan penyakit. Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur keluar waktu batuk atau bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu sulit. Bila anak tidak begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa keluar agar dapat menghirup udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya diberikan yang ringan-ringan dan cukup bergizi. Pencegahan penyakit ini dengan imunisasi DPT .





6
3.      Mencegah Tetanus
Tetanus adalah manifestasi sistemik tetanus disebabkan oleh absorbsi eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan oleh clostridiumtetani pada masa pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia. Penyebab penyakit ini adalah clostridiumtetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik.
Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanosporasmin yaitu toksinyang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
4.      Mencegah Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi  ini dapat  mengakibatkan kerusakan pada hati selanjutnya  dan menyebabkan kanker hati.    Orang-orang  yang    terinfeksi  virus ini,  tidak menyadari kalau mereka  sudah terinfeksi.  Pada umumnya di beberapa negara penyebaran hepatitis B adalah melalui  ibu ke anak.
5.      Mencegah HIB (Haemophilus influenzae tipe b)
Hib adalah kuman penyebab utama pneumonia (radang paru) dan meningitis (radang selaput otak) pada anak berumur <5 tahun. WHO menyatakan bahwa saat ini Hib merupakan penyebab dari 3 juta kasus di dunia, dengan 400.000 setiap tahunnya. Di Indonesia dilaporkan bahwa Hib ditemukan pada 33% diantara kasus meningitis dan bertanggung jawab terhadap 5-18% kejadian pneomonia. Anak-anak perlu mendapatkan vaksinasi Hib pada usia 2-6 bulan,12-15 bulan.

C.    CARA PEMBERIAN IMUNISASI
CARA PEMBERIAN:
1.      Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi dan lengan kanan pada anak usia 1,5 tahun
  • Tidak dianjurkan pada : Bagian bokong anak karena dapat menyebabkan luka saraf siatik.
  • Pemberian intrakutan dapat meningkatkan reaksi lokal.
  1. Satu dosis adalah 0,5 ml
7
D.    WAKTU PEMBERIAN
  • Pentavalen TIDAK BOLEH digunakan pada bayi yang baru lahir.
  • Pemberian pentavalen merupakan bagian dari imunisasi dasar pada bayi. Diberikan pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan pada anak usia 1,5 tahun
  • Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV) dan suplemen vitamin A.
  • Jika vaksin ini diberikan bersamaan  dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4 minggu.
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV),yellow fever dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain.

Sasaran imunisasi untuk anak dikategorikan menjadi 2, yaitu untuk bayi dan batita. Untuk bayi, imunisasi yang diberikan merupakan imunisasi dasar yang terdiri atas Hepatitis, BCG, Polio 1-4, Pentavalen (DPT-BH-Hib), dan campak. Pembagiannya sesuai dengan usia bayi dibagi menjadi sebagai berikut:

Sasaran dan Jadwal Pemberian
 Sasaran
  • Imunisasi dasar           : Bayi
  • Imunisasi lanjutan       : Batita








8
  • Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
  • Imunisasi Hib: Mencegah bayi terkena infeksi Haemophils influenza tipe b yang dapat menyebabkan penyakit meningitis, infeksi tenggorokan dan pnemonia. Imunisasi Hib ini sangat mahal, maka belum di wajibkan.
Sedangkan untuk batita, imunisasi yang diberikan merupakan imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan ini tak kalah pentingnya untuk pencegahan penyakit pada anak. Untuk imunisasi lanjutan, anak akan diberikan DPT-HB-Hib dan campak. Pembagian imunisasi lanjutan untuk usia batita dibagi menjadi sebagai berikut:

- Batita berusia 18 bulan (1,5 tahun) diberikan imunisasi DPT-HB-Hib (minimum berjarak 12 bulan dari DPT-HB-Hib dosis terakhir)
- Batita berusia 24 bulan (2 tahun) diberikan imunisasi campak (minimum berjarak 6 bulan dari campak dosis pertama)








9
E.     ALAT DAN BAHAN IMUNISASI
ü  Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
ü  Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es
ü  Kapas alcohol
ü  Sarung tangan

F.     PROSEDUR KERJA IMUNISASI
1.      Cuci tangan
2.       Gunakan sarung tangan
3.      Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4.      Ambil vaksin DPT dengan spuit sesuai dengan program /anjuran, yaitu 0,5 ml
5.      Atur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, meyangga kepala bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi melingkar ke belakang tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat).
6.      Lakukan desinfeksi 1/3 area tengah paha bagian luar yang akan diinjeksi dengan kapas alcohol
7.      Regangkan daerah yang akan diinjeksi
8.      Lakukan injeksi dengan memasukkan jarum ke intramuskular di daerah femur
9.      Lepaskan sarung tangan
10.  Cuci tangan
11.  Catat reaksi yang terjadi


G.    EFEK SAMPING
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin DPT, hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah.
Beberapa reaksi lokal sementara seperti:
1.      Bengkak
2.      nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.

10
Kadang-kadang reaksi berat, seperti:
1.      demam tinggi,
2.      irritabilitas (rewel),
3.      menangis dengan nada tinggi, dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian


H.    KONTRAINDIKASI DAN INDIKASI
KONTRAINDIKASI:
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah, pernah menderita kejang atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik). Sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan, bukan merupakan kontraindikasi yang mutlak. Dokter akan mempertimbangkan pemberian imunisasi, seandainya anak anda sedang menderita sakit ringan.
  1. Kontraindikasi absolute dosis berikutnya :
Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk reaksi sejenis lainnya.
  1. Kontraindikasi dosis pertama DPT
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius lainnya.

INDIKASI:
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
  1. Vial vaksin harus dikocok sebelum digunakan untuk menghomogenkan suspense.
  2. Gunakan alat suntik steril untuk setiap kali penyuntikan.
  3. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain.
  4. Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial Monitor (VVM) harus diikuti.



11
PENYIMPANAN
  • Pentavalen harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +2oC sampai dengan +8oC.
  • Vaksin DPT-HB-HiB TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.
  • Vaksin dari kemasan vial dosis ganda yang sudah diambil satu dosis atau lebih dalam satu sesi imunisasi, dapat digunakan untuk sesi imunisasi berikutnya selama maksimal sampai 4 minggu, jika kondisi berikut terpenuhi :
-          Tidak melewati batas kadaluarsa
-          Vaksin disimpan dalam kondisi rantai dingin yang tepat
-          Tutup vial vaksin tidak terendam air
-          Semua dosis diambil secara aseptis
-          VVM (Vaccine Vial Monitor) tidak mencapai discard point
KEMASAN
1 Dus @ 10 vial @ 2,5 ml (5 dosis)
KEUNTUNGAN PENTAVALEN
Lima perlindungan satu kemasan
  • Mudah digunakan karena vaksin HiB sudah tergabung dalam bentuk cairan
  • Efisiensi biaya hingga 66,6% karena menghemat penggunaan jarum suntik (dari 12 menjadi 4 jarum suntik saja)*
  • Menurunkan angka drop out
*Dengan asumsi penghematan 3 jarum suntik (DPT,HB, dan HiB) untuk 4 kali pemberian  (3 + 1 booster)

PENTAVALEN AMAN
Vaksin pentavalen aman. Sebelum diberikan pada manusia, setiap jenis vaksin sudah dipastikan keamanannya melalui proses pemeriksaan oleh Badab POM dan lembaga internasional. Demam setelah imunisasi merupakan reaksi normal yang dapat diatasi dengan obat penurun panas.


12
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung
Zat aktif
Toksoid Difteri murni                         20 Lf (k. 30 IU)
Toksoid Tetanus murni                       5   Lf 60 IU)
B. pertussis inaktif                               12 OU (k 4 IU)
HbsAg                                                 10 mcg
Konjugat Hib                                      10 mcg
Zat tambahan
sebagai aluminium fosfat                    0,33 mg
Thimerosal                                           0,025 mg


















13
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
WHO (Global Immunization Data) tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan hampir 17% kematian pada anak < 5 tahun dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2007, pneumoni merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3 etiologi pneumoni disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang selaput otak dan Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia ≤ 1 tahun, jika penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami kematian dan jika disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasus akan mengalami kematian.
Salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi yang berumur di bawah lima tahun (balita) adalah dengan memberikan imunisasi. Tujuan imunisasi adalah untuk membentuk kekebalan terhadap virus dan penyakit yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak, sehingga mereka memiliki pertahanan terhadap penyakit tersebut. Indonesia sendiri telah menerapkan imunisasi dasar balita yang wajib dilengkapi. Sementara saat ini telah diluncurkan program imunisasi dasar terbaru yaitu imunisasi dengan vaksin pentavalen.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4 minggu.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah, pernah menderita
kejang atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik). Sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan, bukan merupakan kontraindikasi yang mutlak. Dokter akan mempertimbangkan pemberian imunisasi, seandainya anak anda sedang menderita sakit ringan.

B.     SARAN
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya imunisasi pada bayi dan balita sehingga dapat mengurangi dan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada bayi dan balita di Indonesia.



14
DAFTAR PUSTAKA

1.      Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Jakarta : PT Bio Farma
2.       Hidayat, aziz Alimul A. 2008. Buku Saku Praktikum Anak. Jakarta : EGC    
3.      http://www.artikelkedokteran.com/540/pengertian-dasar-imunisasi.html.  Diakses pada tanggal 21 Maret 2012
4.      http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2dpt.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012
6.      http://www.smallcrab.com/anak-anak/713-efek-samping-imunisasi. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar