Minggu, 14 Desember 2014

KELOMPOK 24 (Sindrom Down)



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Perubahan jumlah dan susunan kromosom berkaitan dengan sejumlah kelainan serius pada manusia. Perubahan itu ada yang dapat diperbaiki ke bentuk semula (reversible), tetapi ada juga yang tidak dapat diperbaiki (irreversible). Perubahan yang tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan perubahan susunan gen dan kromosom. Perubahan ini dapat diikuti dengan perubahan fenotip dan mempengaruhi jalannya evolusi makhluk hidup. Perubahan ini disebut dengan mutasi. Salah satu kelainan-kelainan pada manusia yang berkaitan dengan perubahan jumlah dan susunan kromosom adalah Sindrom Down.Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental.
Syndrome Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Menurut data WHO Sindrom Down  terjadi pada satu anak dari 700 anak yang lahir di Amerika Serikat. Frekuensi Sindrom Down berkorelasi dengan umur si ibu. Sindrom Down terjadi pada 0,04% anak yang dilahirkan oleh wanita yang berumur di bawah 35 tahun.
Risiko tersebut bertambah menjadi 1,25% terhadap anak yang dilahirkan oleh ibu yang berumur sedikit di atas 30 tahun, bahkan lebih tinggi lagi terhadap ibu yang berumur lebih tua. Korelasi Sindrom Down dengan umur ibu belum dapat dijelaskan. Tidak ada kelainan kromosom lain yang diketahui mengikuti pola kemunculan Sindrom Down yang meningkat seiring dengan umur ibu.Sindrom Down merupakan salah satu penyakit kelainan kromosom yang sangat memprihatinkan. Olehnya itu sangat penting bagi kami, khususnya mahasiswa kebidan untuk mengetahui lebih jauh mengenai Sindrom Down. Hal ini dapat dicapai dengan adanya makalah ini. Makalah ini disusun sebagai media untuk menambah pengetahuan mengenai Penyakit Sindrom Down,yaitu mengenai etiologi,patofisiologi,gejala klinis dan pencegahan Sindrom Down.

 B.      Rumusan Masalah
  1. Apa defenisi dari Sindrom Down?
  2. Bagaimanakah epidemiologi dari Sindrom Down?
  3. Apa saja faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom?
  4. Bagaimanakah patofisiologi dari Sindrom Down?
  5. Apa gejala klinis dari Sindrom Down?
  6. Bagaimanakah tumbuh kembang pada anak Sindrom Down?
  7. Bagaimana Pemeriksaan diagnosis pada Sindrom Down?
  8. Bagaimana penatalaksanaan Penyakit Sindrom Down?
  9. Bagaimana pencegahan terhadap penyakit Sindrom Down?

C.    Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1)      Untuk mengetahui defenisi dari Sindrom Down
2)      Untuk mengetahui epidemiologi dari Sindrom Down
3)      Untuk mengetahui etiologi dari Sindrom Down
4)      Untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom
5)      Untuk mengetahui patofisiologi dari Sindrom Down
6)      Untuk mengetahui gejala klinis dari Sindrom Down
7)      Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang pada anak Sindrom Down
8)      Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnosis pada Sindrom Down
9)      Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan penyakit Sindrom Down
10)  Untuk mengetahui bagaimana pencegahan penyakit Sindrom Down

D.      Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai apa itu Sindrom Down beserta bagian-bagian penting dari Sindrom Down. Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih mengetahui apa yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini.










BAB II
PEMBAHASAN

A.      Defenisi
Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Wikipedia indonesia). Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental) dan kelainan fisik (medicastore). Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21 atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu). Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenalai dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
Kesan salinan tambahan ini mempunyai perbezaan jelas antara individual, bergantung kepada tahap salinan tambahan, latar belakang genetik, faktor persekitaran, dan peluang rawak. Sindrom Down berlaku pada kesemua populasi manusia, dan kesan seumpamanya telah di dapati pada spesies lain seperti chimpanzee dan tikus. Baru-baru ini, penyelidik telah mencipta tikus dengan kebanyakan kromosom 21 manusia (tambahan kepada kromosom tikus biasa).
Bahan kromosom tambahan datang dalam berbagai cara berbeda. Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46,XX atau 46,XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan.
Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Down syndrome ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merubah nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk pada penemu pertama syndrome ini dengan istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama. Dari berbagai uraian di atas ditarik suatu kesimpulan mengenai defenisi Sindrome Down yaitu;………,.
·         Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 diantara 700 bayi. Mongolisma (Down’s Syndrome) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat mental mulai dari yang sedang sampai berat. Tetapi hampir semua anak yang menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri.
  • Sindrom Down adalah meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866.
  • Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan down syndrom dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebiha kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal.95 % kasus syndrom suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
images.jpgindex.jpghttps://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR2v0TsjPLGsbCkBUM5ZmA_omtRbtAYCgjgzBiFgBJnPsTrik_tBeberapa gambar di bawah ini menunjukkan anak yang mengalami penyakit Sindrom Down :



B.      Epidemiologi
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Angka kejadian pada tahun 1994 mencapai 1.0 – 1.2 per 1000 kelahiran dan pada 20 tahun yang laludilaporkan 1,6 per 1000 kelahiran. Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita yang berusia datas 35 tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras.
Dikatakan angka kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dari orang hitam (Soetjiningsih). Sumber lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran, ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi mental sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI). Kejadian sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800 hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada 2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for Disease Control) menganggarkan kadar sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari penyebab sindrom down adalah kromosom 21. Sindrom Down berlaku dikalangan semua ethnik dan semua golongan tahap ekonomi. memberi kesan kepada risiko kehamilan bayi dengan sindrom Down. Pada ibu berusia antara 20 hingga 24, risikonya adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya adalah 1/11. Sungguhpun risiko meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan keseluruhan kumpulan usia tersebut. Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain diketahui (wikipedia melayu).





C.      Etiologi
Pada tahun 1959 Leujene dkk (dikutip dari sony HS, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) melaporkan temuan mereka bahwa pada semua penderita sindrom down mempunyai 3 kromosom 21 dalam tubuhnya yang kemudian disebut dengan trisomi 21. tetapi pada tahun – tahun berikutnya, kelainan kromosom lain juga mulai tampak, sehingga disimpulkan bahwa selain trisomi 21 ada penyebab lain dari timbulnya penyakit sindrom down ini. Meskipun begitu penyebab tersering dari sindrom down ini adalah trisomi 21 yaitu sekitar 92-95%, sedangkan penyebab yang lain yaitu 4,8-6,3% adalah karena keturunan. Kebanyakan adalah translokasi Robertisonian yaitu adanya perlekatan antara kromosom 14, 21 dan 22. Penyebab yang telah diketahui adalah kerena adanya kelainan kromosom yang terletak pada kromosom yang ke 21, yaitu trisomi. Dan penyebab dari kelainan kromosom ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini, antara lain :
E.      Patofisiologi
Menurut Price, S.A., (2006: 26-27) sindrom Down merupakan kelainan kromosom nomor 21. Kromosom tambahan ini karena gen-gen yang terkandung di dalamnya, menyebabkan protein-protein tertentu terbentuk secara berlebihan di dalam sel. Hal ini mengganggu pertumbuhan normal pada janin.Ketika janin berkembang, sel-sel tubuh tidak membelah secepat yang normal, dan mengakibatkan sel-sel tubuh yang terbentuk jumlahnya sedikit, sehingga terbentuk bayi yang lebih kecil. Migrasi sel-sel yang terjadi pada pembentukan berbagai bagian tubuh tertentu menjadi terganggu, khususnya pada otak.Begitu individu dengan sindrom Down lahir,seluruh perbedaan-perbedaan sudah ada. Karena memiliki lebih sedikit sel-sel otak dan mempunyai kelainan pembentukan otak, akan membuat lambat belajar.
D.      PENYEBAB
Penyebab spesifik belum di ketahui. kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom
  • Ø Non disjungtion (pembentukan gametosit)
a)   Genetik
Bersifat menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada kelurga yang memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada keturunannya.
b)  Radiasi
            Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak     karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adalah ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
c)   Infeksi
Infeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada ahli yang mampu menemukan virus yang menyebabkan sindrom down ini.
d)   Autoimun
Penelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal.
e)   Usia ibu diatas 35 tahun juga mengakibatkan sindrom down.
Hal ini disebabkan karena penurunan beberapa hormon yang berperan dalam pembentukan janin, termasuk hormon LH dan FSH.
f)     Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan bahwa 20 – 30% kasus penambahan kromosom 21 bersumber dari ayah, tetapi korelasi tidak setinggi dengan faktor dari ibu.
  • Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi Translokasi kromosom 21 dan 15.
  • Organisasi nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga menyebabkan kesalahan DNA menuju ke RNA.
  • Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam kandungan.
  • Frekwensi coitus akan merangsang kontraksi coitus, sehingga dapat berdampak pada janin.
F.       ciri-ciri down sindrom
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit sindrom down pada umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan sindrom down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Anak-anak yang menderita sindroma Down memiliki penampilan yang khas yaitu :
1.      Mata berbentuk seperti kacang almond, disebut juga Almond shaped eyes. Agak mirip seperti bentuk mata orang – orang Korea tetapi dengan lipatan mata yang lebar di bagian sudut luar nya.
2.       Raut wajah datar . Jika dilihat dari samping, wajah bayi akan terlihat cenderung rata kurang berlekuk. Bagian hidung yang terletak di antara mata hapir tidak menonjol atau rata (flat nasal bridge).Sehingga tonjolan hidung seakan muncul tiba – tiba di tengah wajah. Dilihat dari depan, dahi tampak lebar dan pipi seakan menggantung ke (pengaruh hipotonia)
3.      ciri2-tanda fisik kaki anak bayi down syndrome-sindroma down-sindromHypotonia (otot – otot lemah).Hipotonia mempengaruhi banyak otot, dari wajah hingga ujung kaki. Ciri fisik ini tidak begitu terlihat tetapi bisa dirasakan. Ketika di pegang atau di gendong, tubuh bayi dengan down syndrome terasa lemas, terkulai, sehingga butuh dukungan. Karenanya, ketika di baringkan, kedua tangan dan kaki bayi membuka lebar untuk mencari dukungan dari permukaan di bawahnya.
4.      Bayi sering menjulurkan lidahnya yang bagi ora dewasa tampak lucu menggemaskan. Ini sebenarnya adalah ciri fisik khas bayi dengan Down Sindrom yang dikarenakan ukuran mulutnya kecil, sementara lidahnya lebar/tebal.
5.      ciri tangan lipatan simian-tanda anak bayi dengan down syndrome-sindroma down sindromLipatan telapak tanggan (Simbian Crease). Jika pada bayi umumnya telapak tanggan di belah oleh garis tanggan yang menyerupai huruf M, bayi dengan Down Syndrome memiliki lipatan ‘Simbian’(Lihat gambar ). Lipatan simbian dengan tegas membuat garis dari ujung ke ujung. Saat masih dalam kandungan, janin berpotensi Down Syndrome biasanya tidak mengepalkan tanggannya. Ini sebenarnya juga efek dari hipotonia, dan hanya 45% bayi yang telahir dengan lipatan simbian.
G.      Tumbuh Kembang pada Anak Sindrom Down
Anak-anak penderita syndrome mongoloid atau down’s syndrome memiliki keterlambatan pada hubungan sosial, motorik, serta kognitifnya, sehingga dapat dikatakan bahwa anak ini mengalami keterlambatan pada semua aspek kehidupannya. Tetapi anak yang menderita penyakit sindrom down memiliki tingkatan yang berbeda – beda, yaitu dari tingkatan yang tinggi hingga yang paling rendah.
Pada segi intelektualnya anak sindrom down dapat menderita retardasi mental tetapi juga ada anak dengan itelejensi normal, tetapi kebanyakan anak dengan sindrom down memiliki retardasi dengan tingkat ringan hingga sedang. Pada perkembangan tubuhnya, anak sindrom down bisa sangat pendek tetapi bisa sangat tinggi. Serta anak sindrom down bisa menjadi sangat aktif dan juga bisa menjadi sangat pasif.
Sekalipun demikian kecepatan pertumbuhan anak dengan sindrom down lebih lambat dibandingkan dengan anak yang normal, sehingga perlu dilakukan pemantauan terhadap pertumbuhannya secara berkelanjutan. Kita perlu memantau kadar hormon tiroid bila pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usia. Selain itu kita juga dapat memantau perkembangan organ – organ pencernaan, mungkin terdapat kelainan di dalamnya. Atau mungkin terdapat kelainan pada organ jantung yaitu penyakit jantung bawaan.

 H.      Pemeriksaan / Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain :
a)      Pemeriksaan fisik penderita
b)       Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46 autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
c)       Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
d)      ECG (terdapat kelainan jantung)
e)       Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
f)        Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
g)      Penentuan aspek keturunan.
h)      Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun keatas.
i)         Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya tampak keriput.
 I.         Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
  • Ø Penanganan Secara Medis
a)   Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.


b)   Pemeriksaan Dini
  • Pendengaran
    Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
  • Penglihatan
    Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata.
c)   Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
d)   Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis).
J.       Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit sindrom down antara lain :
  • Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan (lebih dari 3 bulan). Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia 35 tahun harus dengan hati-hati dalam memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi. Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena Down Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlsh kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3.
  • Konseling genetik juga menjadi alternatif yang sangat baik, karena dapat menurunkan angka kejadian sindrom down. Dengan Gene targeting atau Homologous recombination gene dapat dinon-aktifkan. Sehingga suatu saat gen 21 yang bertanggung jawab terhadap munculnya fenotip sindrom down dapat di non aktifka






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Down Syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Pada penderita down syndrom, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga (trisomi), sehingga totalnya menjadi 47 kromosom. Down Syndrom merupakan satu kerusakan atau cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental. Down Syndom dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan, dianataranya yaitu Pemeriksaan fisik penderita, Chorionic Villus Sampling (CVS) Chorionic Villus Sampling (CVS), pemeriksaan kromosom Ekokardiogram (ECG), Ultrasonografi (USG), Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling), dan Amniosentesis. Untuk membantu mempercepat kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak, penderita ini bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya sehari-hari seperti berpakaian dan buang air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari anak biasa, dengan terapi khusus, diantaranya yaitu terapi wicara, terapi okupasi, terapi remedial, terapi kognitif,  terapi sensori integrasi, dan terapi snoefzelen.

B.                 Saran
 Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit Sindrom Down yang merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Oleh karena itu, dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam pengetahuan mengenai apa itu Sindrom Down.












DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/sindom_down
forum.viva.co.id/kesehatan/penyakit –sindrome-down.html
childrenclinic.wordpress.com
www.artikelkedokteran.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar