Selasa, 02 Desember 2014

KELOMPOK 3 (ADAPTASI NEONATUS PADA BBL (PENGATURAN SUHU))



MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS PADA BBL (PENGATURAN SUHU)



DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 3:
1)    DIYAH AYU OKTAFIANTI
2)    TANTI MARDIANTI
3)    LENGGA NURAFISA
4)    RANI KURNIASIH


Program Studi Diploma III Kebidanan
Stikes Abdi Nusantara Jakarta
TAHUN AJARAN 2014/2015





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “NEONATUS PADA BBL (PENGATURAN SUHU)“ tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliahASKEB NEONATUS.Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami.Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.









JAKARTA,  31 OKT 2014


Penyusun






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
  I.1Latar Belakang ................................................................................................1
I.2Tujuan......................................................................................... …………….2
I.3Manfaat....................................................................................... …………….3
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Sistem Termogulasi.................................................... …………….3
2.2 Pengertian hipotermia................................................................. …………….3
         2.3Anatomi fisiologi................................................................... …………….3
2.4 Gejala hipotermi.......................................................................... …………….4
         2.5 Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir.......................... …………….4
         2.6 Cara Mengatasi.................................................................... …………….5
   2.7. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH.................................. …………….6
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN............................................................................... …..6
3.2 SARAN......................................................................................... …..6
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perubahan kondisi suhu terjadi pada neonatus yang baru lahir.Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya.Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan.Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus.Namun pada ilmu penyakit anak, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien.Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit.Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya.Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit.Tahap kedua panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.

B.     TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Memberi pengetahuan pada pembaca tentang adaptasi bayi baru lahir terhadap perubahan suhu.
2.      Untuk memenuhi tugas asuhan neonates.

C.     MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang adaptasi bayi baru lahir terhadap perubahan suhu.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus . Apabila terjadi gangguan adaptasi maka bayi akan sakit.Terutama pada bayi yang kurang bulan, biasanya terdapat berbagai gangguan mekanisme adaptasi.Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi , susunan saraf pusat, pencernaan , metabolisme, dan pengaturan suhu). Adaptasi pengaturan suhu merupakan proses penyesuaian pusat pengaturan suhu di hypothalamus yang belum berkembang, walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi.Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.

2.1 Perubahan Sistem Termogulasi   
     Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 C–37,0 C
Bayi akan mulai beradaptasi pada saat memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran,dengan suhu kamar bersalin 21®c yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan,yaitu 37,7®c. ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap pada kulit.setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan kehilangan panas,khususnya dari kepala yang menyusun 25% masa tubuh.lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubih yang buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kulit,kemudian lingkungan,san juga mempengaruhi pendinginan darah.selain kehilangan panas melalui penguapan,kehilangan panas melalui konduksi saat byi terpajan dengan permukaan dingin,dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.

Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan      oleh:
a.Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b.Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
c.Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
d.Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu
6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.

2.2 Pengertian hipotermia
Ada beberapa definisi mengenai hipotermia antara lain:
·        Keadaan dimana seorang indifidu gagal mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal 36-37,5®C.
·        Keadaan dimana seorang indifidu mengalami atau beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus-menerus dibawah 35,5®C per rectal karna peningkatan kerentanan terhadap factor-faktor eksternal.
·        Keadaan dimana seorang indifidu mengalami atau beresiko penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5®C per rectal karna peningkatan kerentanan terhadap factor-faktor eksternal

2.3Anatomi fisiologi
Suhu normal pada neonates berkisar antara 36®C-37,5®C pada suhu ketiak.gejala awal hipotermia apabila suhu < 36®C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.bila seluruh tubuh bayi terasa dingin,maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang(suhu 32®C sampai < 36®C).disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 32®C.untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan thermometer ukuran rendah ( low reading thermometer) sampai 25®C.disamping sebagai suatu gejala,hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.yang menjadi perinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen(terjadi hipoksia),terjadinya metabolic asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobic,dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.

   2.4.Gejala hipotermi :
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak      kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
C. Etiologi
1. prematuritas
2. aspiksia
3. sepsis
4. kondisi neurologikseperti meningitis dan perdarahan cerebral
5. pengertian yang tidak adekuat setelah kelahiran
6. eksposure suhu lingkungan yang dingin
D. Komplikasi
a. gangguan system saraf pusat: koma,menurunnya reflek mata (seperti mengedip)
b.  cardiovacular:penurunan tekanan darah secara berangsur,menghilangnya tekanan darah sistolik
c. pernafasan menurunnya konsumsi oksigen
d. saraf dan otot:tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer.

  2.4. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir :
§  Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu
§  Dengan cara paling sederhana, yaitu meletakkan bayi telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dengan bayi (tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian agar bayi hangat)
§  Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu untuk menutupi tubuh bayi dan ibu, lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat
§  Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit dan sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lainmelalui kontak langsung). Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru lahir,  menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b.Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas angin.
c. Radiasi
Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
d.Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir antara lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukanbayinya.
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, untuk itu diperlukan pencegahan kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi.Bayi dengan hipotermia sangat beresiko tinggi mengalami kesakitan berat bahkan kematian.Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun didalam ruangan yang relative hangat. .
Cegah kehilangan panas (hipotermi) pada bayi baru lahir dengan upaya antara lain :
1)                Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh
2)                Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3)                Tutupi kepala bayi.
4)                Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
5)                Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
6)                Tempatkan bayi dilingkungan hangat



  2.6. CARA MENGATASI
Cara mengatasi perubahan adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1.      Apabila kondisi suhu BBL di bawah normal, dapat diatasi dengan cara:
 a.Selimuti dengan dua selimut
b. Pasang tutup kepala
c. Kaji sumber-sumber lingkungan untuk kehilangan panas
d. Jika hipotermia menetap lebih dari 1 jam, rujuk kepada yang lebih ahli.
e. Kaji terhadap komplikasi stres dingin, hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan

2. Apabila kondisi suhu BBL diatas normal, dapat diatasi dengan cara:
a. Lepaskan selimut
b. Lepaskan tutup kepala, jika dikenakan
c.Kaji suhu lingkungan sekali lagi                         
d. Jika suhu hipertermia menetap lebih dari 1 jam, segara laporkan ke dokter.
F.     Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas pada BBL
·                    Mengeringkan bayi
·                    Menyelimuti bayi dengan kain bersih,kering dan hangat
·                    Menutup bagian kepala bayi
·                    Menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukkan bayinya
·                    Jangan segera menimbang atau mamandikan bayi baru lahir
     2.7. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
              
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
  1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
  2. Fungsi saringan saluran napas.
  3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
  4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing.Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya.Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak.Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh.

Karena adanya defisiensi kekebalan alami, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai.Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.









BAB III
PENUTUP

3.1.  KESIMPULAN
Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas dalam mengatur suhu tubuhnya yang berhubungan dengan lingkungannya, bayi akan terancam bahaya hipotermi jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Sehingga terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya yaitu secara konduksi, konveksi,radiasi dan evaporasi.

3.2.  SARAN
Untuk bayi baru lahir disarankan untuk segera menyelimutinya dengan kain atau alat penghangat dengan keadaan bayi apapun terutama bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.Kesigapan tenaga kesehatan yang menangani dan adanya fasilitas yang menunjang untuk perawatan bayi baru lahir.








DAFTAR PUSTAKA
      Muslihatun, wafi nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Fitramaya. Yogyakarta
     Hapsari. 2009. Termogulasi Pada Bayi Baru Lahir(Perlindungan Termal). Superbidanhapsari.wordpress.com
    Rukiyah, Yeyeh, Ayi.Yulianti, Lia.2010.Asuhan Neonatus, Bayu dan Anak Balita.CV. Trans Info Media. Jakarta Timur.
   Barbara, R, Straight. 2005. Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tucker, Martin, Susan. Canobbio, M, Marry. Paquette, Valgor, Eleano.Wells, Fyfe, Majory. 1999. Proses Keperawatan, Doagnosis Dan Evaluasi. Buku Kedokteran EGC.  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar