Minggu, 14 Desember 2014

Kelompok 5 (Kebutuhan Dasar Ibu Nifas)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum hamil.Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8minggu.
Setelah melahirkan ibu,mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan psikis.Tidak heran bila ibu mengalami perubahan perilaku dan sesekali merasakn kerepotan.Masaa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Peran bidan sangatlah dibutuhkan ibu sebagai pembimbing dan pemberi nasehat demi kesehatan ibu dan anak nya.Ibu biasanya akan mengalami atau merasakan hal-hal yang baru setelah melahirkan.Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa-masa sulit ibu akan berpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.Ibu akan mulai beradaptasi dengan hal yang baru seperti adanya bayi.
Tidak sedikit bayi tidak terselamatkan baik dalam waktu kehamilan,persalinan,maupun setelah dilahirkan.Ibu yang bayi nya tidak terselamatkan akan mengalami kesedihan yang mendalam.Maka dari itu bidan sangat berperan dalam masalah ini untuk memberikan asuhan kepada ibu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas ?
2.      Bagaimana ambulasi pada ibu nifas ? 
3.      Bagaimana eliminasi (BAK/BAB) pada ibu nifas?
4.      Bagaimana kebutuhan istirahat pada ibu nifas ?

C.     Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas.
2.      Agar mahasiswa mengetahui cara ambulasi yang baik pada ibu nifas.
3.      Agar mahasiswa mengerti tentang kebutuhan eliminasi (BAK/BAB) pada ibu nifas.
4.      Agar mahasiswa mengetahui tentang kebutuhan istirahat pada ibu nifas.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
1.      Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat mempegaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata –rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung 600 kal, sedangkan ibu yang status gizi nya kurang biasanya akan sedikit menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting, karena bayi akna tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA.
a.      Energi
        Penambahan kalori sepanjang 3 buln pertama pasca post partum mencapai 500 kalori. Rata- rata produksi ASIsehari 800 cc yang mengandung kal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3 bulan,selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.
        Sesungguhnya, tambahan kalori terebut, sebesar 700 kal sementara sisanya ( sekitar 200 kal ) diambil dari cadagan indogen yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efesiensi kofersi energi hanya 80-90% maka energi dari makanaan yang dianjurkan (500 kal) hanya akan menjadi energi ASI sebesar 500 kal. Untuk menghasilkan 850cc ASI dibutuhkan energi 680 sampai 807 kal energi.maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat.
b.      Kalori
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70kal atau 100ml dan kira-kira 85kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayinya untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga harus memenuhi syarat, seperti : susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan pengawet, dan pewarna.
c.       Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
d.      Protein
Ibu memerlukan tambahan 20gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain :  telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, protein nabati banyak terkandung dalam : tahu, kacang-kacangan, dll.
e.       Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3liter/hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. Sumber zat pengatur hal tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Selain itu nutrisi ibu membutuhkan banyak cairan seperti air minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam ).
f.       Zat besi
Pil zat besi (fe) harus diminum, untuk menambahkan zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
g.      Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
h.      Vitamin A
Minum kapsul vitamin A (200.000unit) sebanyak 2 kali yaitu pada satu jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
i.        Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh. Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang.
Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat, kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi. Sumber vitamin : hewani dan nabati sedangkan Sumber mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan yodium.
1)      Beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain:
·         Mengkonsumsi tambahan kalori setiap hari sebnayaka 500 kal
·         Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
·         Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
·         Mengkonsumsi tablet zat besi
·         Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vit A kepada bayinya
2)      Fungsi Gizi ibu nifas 
·         Sebagai sumber tenaga
·         Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
·         Mengatur keseimbangan tubuh
3)      Manfaat Gizi pada Ibu Nifas ­­­­
·         Menjaga kesehatan
·         Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
·         Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
·         Untuk meningkatkan produksi ASI
·         Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan
4)      Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas 
·         Produksi ASI berkurang / kualitas menurun
·         Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
·         Proses pengembalian rahim dapat terganggu
·         Anemia (kurang darah)
·         Dapat terjadi infeksi
5)      Akibat Kelebihan Gizi Pada Ibu Nifas
·         Kegemukan
·         Penyakit jantung
·         Penyakit Hati
·         Tekanan darah tinggi
6)      Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Nifas
·         Makanan yang mengandung bahan pengawet
·         Minum Kopi
·         Minum softdrink
·         Merokok
·         Minum alkohol
7)      Cara Mengolah Makanan yang Benar 
·         Pilih sayur-sayuran,buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
·         Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
·         Cuci bahan makanan sampai bersih baru di potong-potong
·         Masak sayuran jangan terlalu matang
·         Hindari penggunaan zat pewarna, pengawet makanan dan penyedap rasa
·         Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali di pakai
·         Perhatikan tanggal kadaluarsa.
8)      Akibat Berpantang Makan Pada Ibu Nifas
Apabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan tertentu maka gizi yang diperlukan tubuh tidak terpenuhi sehiingga hal ini dapat mengganggu kesehatan ibu.Bila memang terpaksa ibu tidak mengkonsumsi makanan tersebut, maka makanan tersebut dapat diganti dengan jenis makanan lainnya yang mempunyai kandungan gizi yang sama ada makanan tersebut.

Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan kalori yang terlalu ketat akan mengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat membuat ibu memproduksi ASI lebih sedikit.
Kekurangan gizi pada ibu menyusui dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayi. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit dan mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat essensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

2.      Ambulasi
           Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu untuk cepat berjalan.Sekarang tidak perlu menahan ibu post partum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 jam setelah melahirkan. Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum
Ambulasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah Ibu. Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke wc dengan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemuiihan sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai. Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa dihindari.
Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri. Pada hari kedua Ibu telah dapat duduk, lalu pada hari ketiga Ibu telah dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan-jalan. Hari keempat dan kelima, Ibu boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, Ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini:
a.       Mobiliasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan Ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi Ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, teranggunya fungsi otot dan lain-lain.
b.      Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap.
c.       Kondisi tubuh akan cepat pulih jika Ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam tubuh pun bisa bcrfungsi normal kembali akibat mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
d.      Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.
e.       Latihan postnatal dilakukan seperti diuraikan dalam gambar 20.2. biasanya latihan dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari sekali dengan pengawasan Bidan. Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis menyelenggarakan kelas-kelas latihan postnatal pada hari-hari tertentu setiap minggu.
Tujuan latihan dijelaskan pada lbu sehingga la menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk mengikuti latihan ketika di Rumah Sakit dan akan melanjutkannya setelah di rumah nanti. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stres inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh.
Manfaat dan Keuntungan :
1)      Menurut FK UNPAD (1983 : 321), manfaat dan keuntungan mobilisasi dini adalah :
a)      Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation.
b)      Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c)      Early ambulation memungkinkan kita mengajar ibu memelihara anaknya : memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dan lain-lain selama ibu masih di RS.
d)     Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
2)      Menurut Manuaba (1998 : 193), perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “mobilisasi dini” (early mobilization) :
a)      Melancarkan pengeluaran lokea, mengurangi infeksi puerperium.
b)      Mempercepat involusi alat kandungan.
c)      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
d)     Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Meskipun mobilisasi dini banyak membawa keuntungan, tetapi tidak dinasihatkan bagi penderita yang telah mengalami partus lama, penderita dengan suhu badan tinggi, toxemea, atau bagi penderita yang tidak

Pelaksanaan dan Metode Mobilisasi Dini
1)      Pelaksanaan mobilisasi dini
a)      Setelah persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus atau kateter atau TTV (Tanda-tanda vital) nya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC 1 atau 2 jam setelah melahirkan secara normal (Farrer, 2001: 239).
b)      Anjurkan ambulasi sejak awal. Ibu mungkin akan merasa berkunang-kunang pada awalnya, karena kehilangan darah, kelelahan, atau karena pemberian obat-obatan, jadi bantu ibu selama beberapa saat (Ladewig, dkk, 2006 : 237).
c)      Setelah periode istirahat vital pertama berakhir, ibu didorong untuk sering berjalan-jalan (Bobak, dkk, 2005: 531).
d)     Early Mobilization dilakukan beberapa jam setelah melahirkan (Manuaba, 2001 : 285).
e)      Ibu didorong untuk melakukan aktivitas secara bertahap memberikan jarak antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat sebelum mereka menjadi keletihan (Hamilton, 1995 : 297).
f)       Wanita yang baru saja melahirkan tidak lagi harus berada di tempat tidur. Misalnya, ia boleh mulai berjalan-jalan sesegera mungkin kalau ia mau, ke toilet kalau ia perlu dan beristirahat kalau ia letih (Llewellyn & Hipokrates, 2002 : 83).
2)      Metode mobilisasi dini
Menurut Potter dan Perry (2006 : 251), mobilisasi dini berfokus pada rentang gerak-gaya berjalan latihan, dan toleransi aktivitas yaitu :
a)      Rentang gerak
Merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal. Latihan rentang gerak yang meliputi bagian tubuh dan tipe gerakan:
·         Leher menggerakkan dagu menempel ke dada, mengembalikan kepala ke posisi tegak, menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu, memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler.
·         Bahu menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, menggerakkan lengan ke belakang tubuh dan siku tetap lurus, menaikkan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, dengan siku fleksi lakukan putaran bahu dengan menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang dan gerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan ke samping kepala, menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh.
·          Siku menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, meluruskan siku dengan menurunkan tangan.
·          Lengan bawah : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah.
·          Pergelangan tangan : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari berada dalam arah yang sama, membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari dan ke arah lima jari.
·          Jari-jari tangan : membuat genggaman, meluruskan jari-jari tangan, menggerakkan jari tangan ke belakang sejauh mungkin, merenggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, merapatkan kembali jari-jari tangan.
·          Ibu jari menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, menjauhkan ibu jari ke samping, menggerakkan ibu jari ke depan tangan, menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.
·         Pinggul menggerakkan tungkai ke depan dan atas dan kembali ke samping tungkai yang lain, menggerakkan tungkai ke belakang tubuh, menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, menggerakkan tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin, memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain dan menjauhi tungkai lain, menggerakkan tungkai melingkar.
·          Lutut menggerakkan tumit ke arah belakang paha mengembalikan tungkai ke lantai.
·          Mata kaki : menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas dan ke bawah.
·          Kaki memutar telapak kaki ke samping dalam dan luar.
·         Jari-jari kaki : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah, meluruskan jari-jari kaki, merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain.
b)      Gaya berjalan
Digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama.
c)      Latihan dan Toleransi Aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang.
d)     Kesejajaran tubuh : Dapat dilakukan dengan berdiri, duduk, atau berbaring antara lain :
v  Berdiri
·         Kepala tegak.
·         Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
·         Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus.
·         Ketika dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola S terbalik.
·         Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dart lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
·         Lengan nyaman di samping.
·          Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari-jari kaki menghadap ke depan.
·          Ketika dilihat dari arah anterior pusat gravitasi berada di tengah tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki. 
v  Duduk
·         Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.
·          Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
·          Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal.
·          Kedua kaki ditopang di lantai.
·          Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
·          Lengan bawah ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan, atau di atas meja depan kursi.


v  Berbaring
Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Ketika berbaring membutuhkan posisi lateral dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lingkungan yang terlihat.
Keuntungan yaitu:
a.       Penderia merasalebih sehat dan kuat
b.      Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi perineum.
c.       Mempercepat involusi uterus.
d.      Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik
e.       Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin
f.       Meingkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
g.      Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara merawat bayinya
            Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsur -angsur, mulai dari jalan- jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari sehingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi.

3.      Eliminasi (BAK dan BAB)
             Buang Air Kecil.Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini memungkinkan disebabkan oleh iritasi pada uretra. Sebagai akibat persalinan sehingga penderita takut BAK. Bila kandung kemih penuh maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air kecil, sehingga tidak memerlukan penyandapan, karena penyandapan bagaimanapun kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
             Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan toap 3-4 jam ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini :
a.       Dirangsang dengan mengalirkan air keran didekat klien.
b.      Mengompres air hangat diatas simfisis.
c.       Saat site bath (air hangat) klien disuruh BAK.
       Bila tidak berhasil dengan cara diatas, maka dilakukan cateterisasi.
Hal ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan resiko infeksi saluran kemih tinggi. Oleh sebab itu cateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum.
Biasanya dalam 6 jam pertama post partum , pasien sudah dapat buang air. kecil semakin lama urine ditahan maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasanya ibu malas buang air kecil karena takut merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.
Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum.
a.       Berkurangnya tekanan intraabdominal
b.      Otot-otot perut masih lemah
c.       Edema dan uretra
d.      Dinding kandung kemih kurang sensitif

Buang Air Besar. Defekasi (BAB) harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses mengeras) tertimbun direktum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os (melalui mulut)
Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu pesalinan sehingga dapat mempengaruhi terjadinya konstipasi. Biasanya bila penderita tidak BAB sampai 2 hari sesudah persalinan, akan ditolong dengan pemberian spuit gliserine atau diberikan obat –obatan.
Biasanya 2-3 hari post partum masih susah BAB maka sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari post partum), atau pada hari ke 3 diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
a.       Diet teratur
b.      Pemberian cairan yang banyak
c.       Ambulasi yang baik
d.                                                                                                                                                             Bila takut buang air besar secara episiotomi, maka diberikan laksan supositoria.
4.      Istirahat
           Umumnya wanita sangat lelah setalah melahirkan, akan terasa lebih lelah bila partus berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah dia mampu merawat anaknya atau tidak setelah melahirkan hal ini mengakibatkan susah tidur, alasan lainnya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk menyusui, atau mengganti popok sebelumnya tidak pernah dilakukan.

a.       Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau tcrganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal ,pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.
b.      Istirahat Siang
Waktu siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mcngapa keluhan tersebut bisa tcrjadi.
Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, priode istirahat yang jelas perlu disediakan secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum makan siang tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin dengan bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman baginya. priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
Kalau ditanya apa yang membuat bangsal postnatal tampak begitu sibuk, jawaban sebagian ibu mengungkapkan hal yang terjadi. kejadian yang rutin dan teratur,seperti visite dokter, program latihan, peragaan dalam memandikan bayi atau bahkan menyusui bayi tampaknya bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang membutuhkan curahan emosi, seperti menghadapi tamu dan panggilan telpon dari luar, atau menulis surat ucapan terima kasih atas pengiriman kartu ucapan selamat dan hadiah, semua ini lah yang melelahkan ibu baru melahirkan barang kali perawat yang dapat merasakan kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal semacam itu. Dapat membantunya dengan membahas prioritas, Apakah setiap orang yang mangirim surat ucapan selamat benar-benar memerlukan jawaban. Di samping itu, perawat harus berhati-hati pada saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu tidak terlalu lelah
c.       Pola Tidur
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala IIpersalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di 2 minggudan 2 bulanpertama setelah melahirkanbisa mencegah depresi danmemulihkan tenaganya yang terkuras habis.
           Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali keadaan fisik.
Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian :
a.       Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b.      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c.       Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri
            Bidan harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar ibu kembali melakukan kegiatan –kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap.Namun harus melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam.
Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam hari.
a.       Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari. Bahkan jika lelah jangan tidur siang.
b.      Jangan makan makanan berat kurang dart tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
c.       Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )
d.      Coba obat herbal yang membuat tidur nyenyak ( lihat obat alami di bawah )
e.       Jika Anda merasa tegang, lakukan latihan relaksasi ( lihat relaksasi ) beberapa saat sebelum tidur. Berendamlah dalam air hangat. Minyak lavender
f.       Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
g.      Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di bawah )






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Setelah melahirkan ibu membutuhkan nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu , ibu juga perlu memperhatikan kebersihan diri. Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaan fisik.

B.     Saran
           Kita sebagai bidan harus mengingatkan para ibu nifas dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi karena kebutuhan ibu yang menyusu itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

















DAFTAR PUSTAKA

Sulistiawati,ari.2009 Buku Ajar Asuhan Kebidananpada Ibu Nifas.
Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ambarwati, Retna 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia Offset. Jakarta
MB. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf diunduh
bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html
tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html
Suhermi. 2009. PerawatanMasa Nifas. Yogyakarta :Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. AsuhanKebidanan Nifas. Yogyakarta :MitraCendikia
Pinem, saroha.2009. KesehatanReproduksidanKontrasepsi.Jakarta : Trans Info Media
Jones, Llewellyn. 2002. Dasar-dasarObstetridan Ginekologi. Jakarta :Hipokrat
Bahiyatun. 2009. AsuhanKebidanan nifas normal
Pusdiknakes.2003. AsuhanPost Partum.
Saifudin. 2002. BukuPanduanPraktisPelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. IlmuKebidanan. Jakarta : YBPSP.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar