Selasa, 02 Desember 2014

Kelompok 2 (Atresia Ani)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Atresia ani atau anus imperforata disebut sebagai malformasi anorektal, adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna, termasuk Agenesis ani, Agenesis rekti dan Atresia rekti. Insiden 1 : 5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai penyakit tersering yang merupakan syndrom VACTRERL ( Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb).
Dalam asuhan neonatus tidak sedikit dijumpai adanya kelainan cacat kongenital pada anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
Kelainan kongenital pada anus ini biasanya disebabkan karena putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu /3 bulan, dan adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.

B.Rumusan masalah
a. apa definisi dari atresia ani ?
b. apa etiologi atresia ani ?
c. apa patofisiologi atresia ani ?
d. apa diagnosis dari atresia ani ?
e.apa saja penatalaksanaannya atresia ani ?
f. apa tindakan bidan atas atresia ani ?
g. apa pencegahan atresia ani ?



C.Tujuan
a. mengetahui definisi atresia ani.
b. untuk mengetahui etiologi atresia ani.
c. untu mengetahui patofisiologi atresia ani.
d.untuk mengetahui diagnosis dari atresia ani.
e. untuk mengetahui penatalaksanaan atresia ani.
f.untuk mengetahui tindakan bidan .
g. untuk mengetahui pencegahan atresia ani.



BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian
Istilah atresia ani memiliki beberapa defenisi dari para ahli, Yaitu :

                  Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “ yang artinya  tidak ada dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi. Dalam istilah  kedokteran, atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang yang normal.

                  Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz, 2002).

                  Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna, 2003).

                  Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal (Suradi, 2001).

                  Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian endoterm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna.  Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2001).
Jadi atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.

B.Etiologi
Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti, namun ada  sumber yang mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di sebabkan oleh :

a. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
b. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang anus.
c. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan.
d. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter, dan otot dasar panggul. Namum demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin tidak memadai. Menurut penelitian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa gen autosomal resesif yang menjadi penyebab atresia ani.
e. Genetik dan abnormalitas kromosom .
f. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
                                                              
C.Patofisiologi
Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
a. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
b. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
.
c. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
.
d. Berkaitan dengan sindrom down
.
e. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan
.

Terdapat tiga macam letak :
Ø  Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital.
Ø  Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya.
Ø  Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.
Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina/perineum
.
Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius
.

D.Pemeriksaan atau Diagnosis
a. Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi mekonium. Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi.
b. Pada bayi wanita sering ditemukan fistula rektovaginal (dengan gejala bila bayi buang air besar feses keluar dari (vagina) dan jarang rektoperineal, tidak pernah rektourinarius.
c. Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan jarang rektoperineal.
d. Mekonium tidak keluar dalm 24 jam pertama setelah kelahiran. (Suriadi,2001).
e. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi.
f. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
g. Perut kembung 4-8 jam setelah  lahir.
h. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
i. Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada fistula.
j. Bila ada fistula pada perineum(mekoneum +) kemungkinan letak rendah.
k. Bayi tidak dapat buang air besar sampai 24 jam setelah lahir, gangguan intestinal, pembesaran abdomen, pembuluh darah di kulir abdomen akan terlihat menonjol (Adele,1996).




E.Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dalam tindakan atresia ani yaitu :
a.Pembuatan kolostomi
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir. Kemudian dilanjutkan dengan operasi "abdominal pull-through"
b.PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan. Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya.

c.Tutup kolostomi
Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi seminggu setelah operasi BAB berkurang frekuensinya dan agak padat.

penatalaksanaannya berbeda, tergantung pada letak ketinggian akhiran rectum dan ada tidaknya fistula.

Leape(1987) menganjurkan pada :
• Atresia letak tinggi & intermediet ?
 
sigmoid kolostomi atau TCD dahulu, setelah 6 –12 bulan baru dikerjakan tindakan definitive (PSARP).
• Atresia letak rendah ?
perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untukidentifikasi batas otot sfingter ani ekternus.
• Bila terdapat fistula ?
cut back incicion
• Stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin , berbeda dengan Pena dimana dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi.
• Pena secara tegas menjelaskan bahwa Atresia ani letak tinggi dan intermediet ?
dilakukan kolostomi terlebih dahulu untuk dekompresi dan diversi. Operasi definitive setelah 4 – 8 minggu. Saat ini tehnik yang paling banyak dipakai adalah posterosagital anorectoplasti, baik minimal, limited atau full postero sagital anorektoplasti.
1.  Penanganan Medis
1. Kolostomi (pembuatan lubang anus di bagian perut)
2.  Dilatasi Anal (pelebaran lubang anus)
3. Eksisi membran anal (pelepasan selaput anus)
4. Anoplasty (perbaikan organ anus)
2. Penaganan Non Medis
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
3. Penanganan secara preventif antara lain:
a.Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk berhati-hati terhadap obat-obatan, makanan awetan dan alkohol yang dapat menyebabkan atresia ani.
b.Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam jika sampai tiga hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak feses atau tinja akan tertimbun hingga mendesak paru-parunya.
c.Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk menghindari konstipasi.



F. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :
1. Asidosis hiperkioremia.
2. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
3. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
4. Komplikasi jangka panjang.
5. Eversi mukosa anal
6. Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis)
7. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
8. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)
9. Prolaps mukosa anorektal.
10. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)

G. Peran bidan
memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan pada ibu yang terpenting untuk saat ini, adalah memberi bayi cukup minum untuk memastikan pertumbuhan sampai operasi dapat dilakukan. Apabila hanya labioskiziz dapat menganjurkan ibu untuk tetap menyusui. Apabila kasus labiopalatoskizis pemberian ASI peras untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Bila masalah minum teratasi BB naik, rujuk bayi untuk operasi.

H.Pencegahan
Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi atresia ani antara lain bagi ibu yang sedang hamil agar berhati – hati terhadap penggunaan obat, makanan awetan, alkohol atau zat lain yang berbahaya. Bagi orang tua yang baru memiliki bayi harus segera memeriksa kondisi fisik bayinya apakah lengkap organ tubuhnya atau tidak, sehingga bila ada kelainan dapat segera diketahui dan ditangani.


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan.

B.Saran
1. Bagi para ibu
Bagi ibu agar menjaga kesehatan anaknya dan memeperhatikan tumbuh kembang anaknya.

2. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan agar lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dan memantau kehaamilannya dan mencegah agar tidak ada gangguan dalam kehamilannya, sehingga nantinya anak akan lahir dengan sehat tanpa ada cacat atau kelainan lain.







DAFTAR PUSTAKA

Sudarti.2010. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA BAYI DA ANAK.YOGYAKARTA : Nuha Medika

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA.Yogyakarta : Fitramaya


.http://dokteryudabedah.com/atresia-ani-bayi-lahir-tanpa-anus/




1 komentar: