Selasa, 02 Desember 2014

KELOMPOK 1 (Adaptasi Bayi Baru Lahir Pada Sistem Pernapasan)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi.  Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan. Maka  pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi baru lahir yang sehat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada sistem pernafasan ?
2.      Bagaimanakah gangguan sistem pernafasan pada bayi baru lahir dan apa saja dampak yang terjadi ?

C.    Tujuan Makalah
1.      Agar mahasiswa mengetahui tentang adaptasi bayi baru lahir pada sistem pernafasan.
2.      Agar mahasiswa mengerti tentang gangguan sistem pernafasan, dampak, dan cara penanganannya.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Adaptasi Bayi Baru Lahir Pada Sistem Pernapasan
Description: D:\tugas kuliah smt II\askeb neonatus\gambar\bbl sehat.jpgDescription: D:\tugas kuliah smt II\askeb neonatus\gambar\janin dalam uterus.jpgSistem pernapasan merupakan sistem yang paling tertantang ketika mengalami perubahan dari fase intrauterus menuju ekstrauterus. Bayi baru lahir harus mulai segera mulai bernafas. Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin lahir adalah placenta. Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
 
1.      Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

2.      Adaptasi paru
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).

3.      Awal adanya napas
      Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
a.       Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b.      Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
c.       Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
d.      Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

4.      Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a.       Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b.      Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Description: D:\tugas kuliah smt II\askeb neonatus\gambar\sistem 1.jpg
5.      Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

6.      Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

7.      Berikut adalah tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal sesuai dengan usia kehamilan
Usia Kehamilan
Perkembangan
24 hari
Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari
Kedua bronkus membesar
6 minggu
Segmen bronkus terbentuk
12 minggu
Lobus terdiferensiasi
24 minggu
Alveolus terbentuk
28 minggu
Surfaktan terbentuk
34-36 minggu
Struktur paru matang

            Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukan gas harus melalui paru-paru bayi.
            Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :
1.      Tekanan mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik).
2.      Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi).
3.      Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam uterus (stimulasi sensorik).
4.      Refleks deflasi Hering Breur.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alfeoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan didalam. Cara neonatus bernafas dengan cara bernafas difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernafas belum teratur. Apabila surfakantan berkurang, maka alfeoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis dalam kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerobik.

B.     Gangguan Pernapasan
Prinsip Dasar
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai sebab. Apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda-tanda hipoksia (kekurangan O2), maka prognosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian bayi baru lahir ; atau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko tinggi terjadinya kelainan neurologis dikemudian hari. Banyak gangguan pernafasan pada bayi baru lahir yang ditandai dengan distres pernafasan.
Penyebab gangguan pernafasan pada bayi baru lahir antara lain sebagai berikut:
a.       Obstruksi jalan nafas, misalnya atresia khaoana, magkroglosia, higroma koli kistik, trakeomalasia.
b.      Penyakit parekhin paru-paru, misalnya penyakit membran hialin, MAS, ateleksasis, BPD dan pheunomia.
c.       Kelainan perkembangan organ, misalnya agenesis paru-paru, hernia diafragmatika, kista intratoraks, TOF, perdarahan paru-paru.
d.      Diluar paru-paru ( non pulmonary), misalnya payah jantung, kelainan susunan saraf pusat, asidosis metabolik, dan afiksia.


Tabel Diagnosis banding gangguan pernafasan bayi baru lahir
1.      Penyakit membrana hialin


2.      Atelektasis paru-paru/Pneumonia aspirasi



3.      Pneuponia aspirasi

4.      Kelainan susunan saraf pusat

5.      Sepsis
Terjadi pada bayi prematur. Biasanya terjadi sesudah lahir dan secara progesif menjadi berat dalam 72 jam.
Paru-paru menguncup dapat disebabkan karena adanya sumbatan dalam saluran nafas, misalnya lendir sangat kental, atau tersedak susu, demikian juga pneumotoraks.
Misalnya karena tersedak cairan ketuban, terutama yang hijau kental.
Dapat terjadi akibat asfiksia, menimbulkan hipoksia otak.
Dapat menyebakan terjadinya hipoksia diseluruh tubuh dan pada bayi baru lahir mudah terjadi pneumonia.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi.  Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan. Maka  pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.

B.     Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami meminta kritik maupun saran yang membangun dari pembaca agar bisa lebih baik kedepannya.








DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. 2010. Jakarta; Trans Info Media
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar