Selasa, 02 Desember 2014

KELOMPOK 22 (IMUNISASI MENINGITIS )



BAB I
PENDAHULUAN
1.                  LATAR BELAKANG
Sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (Volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (Involunter).
Jawaban yang volunter melibatkan si sasraf stem omatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Yang berfungsi sebagai efektor dari Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi (perifer) merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat.
Stimulus (Rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Stimulus diterima oleh reseptor (penerima rangsang) sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di sistem saraf pusat impuls diolah untuk kemudian meneruskan jawaban (Respon) kembali melalum saraf somatis adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.



 Secara garis besar sistem saraf mempunyai empat fungsi yaitu :
1.                  Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori (Afferent Sensory Pathway).
2.                  Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3.                  Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak     untuk selanjutnya menentukan jawaban (respon).
4.                  Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. (Depkes : 1995)

1.                  TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah menjelaskan pengertian sampai pada penatalaksanaan sistem persyarafan khususnya pada penyakit Meningitis.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.                  Mengetahui patopsiologi meingitis
2.                  Mengetahui manifestasi klinik pada meningitis
3.                  Mengetahui gejala apa saja pada meningitis
4.                  Mengetahui penyebab apa saja dalam meningitis
5.                  Mengetahui vaksin apa saja dalam meningitis

1.3 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.                  Apa yang di maksud dengan patopisiologi meningitis?
2.                  Apa saja manipestasi klinik pada meningitis?
3.                  Bagaimana gejala pada meningitis?  
4.                  Faktor apa saja penyebab terjadinya meningitis?
5.                  Apa saja vaksin yang di berikan kepada penderita meningitis?
BAB II
PEMBAHASAN
1.                  PENGERTIAN
Meningitis adalah Peradangan pada susunan saraf, Radang umum pada araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. (Arief Mansjoer : 2000)
Meningitis adalah peradangan yang hebat pada selaput otak.Peradangan itu mungkin terjadi sesudah serangan otitis media,radang mastoid,abses otak ,malahan radang tonsil. Sesuatu retak pada tengkorak atau suatu luka kepala yang menembus mungkin mengakibatkan radang selaput otak. (Clifford R Anderson : 1975)
Meningitis adalah Infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang menutupi otak dan medula spinalis). Infeksi ini dapat disebabkan oleh :
1.                  Bakteri, seperti pneumococcus, meningecoccus, stapilococcus, streptococcus, salmonella, dll.
2.                  Virus, seperti Hemofilus influenza dan herpes simplex. (Depkes : 1995)
Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke bagian yang lain, sehingga leptomening medulla spinalis terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan suatu proses serebrospinal. (Harsono : 1996)




1.                  PATOFISIOLOGI
Kuman-kuman masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen / langsung menyebar di nasofaring, paru-paru (pneumonia, bronkopneumonia) dan jantung (endokarditis), selain itu per kontinuitatum di peradangan organ / jaringan di dekat selaput otak misalnya abses otak, otitis media, martoiditis dan trombosis, sinus kavernosus. Invasi kuman (meningokok, pneumokok, hemofilus influenza, streptokok) ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS dan sistem ventrikulus.
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subaraknoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu ke – 2 sel-sel plasma. Eksudat terbentuk dan terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian luar mengandung leukosit, polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag.
Peradangan menyebabkan cairan cerebrospinal meningkat sehingga terjadi obstruksi, selanjutnya terjadi hydrocephalus dan peningkatan intrakranial. Organisme masuk melalui sel darah merah, dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau kelainan sistem saraf pusat. Efek patologis yang terjadi adalah hiperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi. 
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron. Dengan demikian meningitis dapat dianggap sebagai ensefalitis superfisial. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino – purulen menyebabkan kelainan nervi kraniales (Nn. III, IV, VI, VII, & VIII). Organisasi di ruang subaraknoid superfisial dapat menghambat aliran dan absorbsi CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus komunikans.  (Harsono : 1996)
Mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai membran meningen dengan berbagai cara antara lain : 
1.                  Hematogen atau limpatik
2.                  Perkontuinitatum
3.                  Retograd melalui saraf perifer
4.                  Langsung masuk cairan serebrospinal
Efek peradangan tersebut dapat mengenai lapisan meningen dan ruang-ruang yang berada diantara lapisan. Tidak jarang pula infeksi mengenai jaringan otak. Kondisi ini disebut meningo-encephalitis. Efek patologis yang terjadi antara lain :
1.                  Hyperemia Meningens
2.                  Edema jaringan otak
3.                  Eksudasi
Perubahan-perubahan tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatan tekanan intra kranial dan hydrocephalus (pada anak-anak). Hydrocephalus terjadi bila eksudat (lebih sering terjadi pada infeksi bakteri) menyumbat sirkulasi cairan cerebrospinal juga eksudat tadi dapat menetap di jaringan otak dan menyebabkan abses otak. (Depkes : 1995)







1.                  MANIFESTASI KLINIK
Keluhan pertama biasanya Nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran menurun. Tanda Kernig&Brudzinsky positif. (Arief Mansjoer : 2000)
Terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi diare, biasanya disertai septicemia dan pneumonitis. Kejang terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab hemofilus influenza, 25% streptokok pneumonia, 78% oleh streptokok dan 10% oleh infeksi meningokok.
Gangguan kesadaran berupa apati, letargi, renjatan, koma. Selain itu dapat terjadi koagulasi intravaskularis diseminata. Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig brudzinski dan fontanela menonjol untuk sementara waktu belum timbul. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri kepala yang bisa hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan nyeri punggung. 
Biasa dimulai dengan gangguan saluran pernapasan bagian atas. Selanjutnya terjadi kaku kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi dan taki kardi karena septicemia. Gangguan kesadaran berupa letargi sampai koma yang dalam dapat dijumpai pada penderita. Nyeri kepala dapat hebat sekali, rasanya seperti mau pecah dan bertambah hebat bila kepala digerakkan. Nyeri kepala dapat disebabkan oleh proses radang pembuluh darah. Meningeal, tetapi juga dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial yang disertai fotofobi dan hiperestesi, suhu badan makin meningkat, tetapi jarang disertai gemetar (chills). (Harsono : 1996)
2.                  GEJALA PADA MENINGITIS
Bakteri meningitis adalah bentuk yang lebih serius dari kondisi. Gejala mulai tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Meningitis umumnya mempengaruhi anak-anak dan orang tua tapi dapat mempengaruhi semua kelompok umur.
1.                  Gejala peringatan awal
Beberapa gejala peringatan awal termasuk:
1.           tubuh sakit dan otot sakit di kaki dan sendi
2.           menggigil dan dingin tangan dan kaki
3.           kebiruan bibir dan kulit pucat
4.           demam tinggi
5.                  Gejala awal
Gejala awal bakteri meningitis meliputi:
1.                  merasa umumnya tidak sehat
2.                  sakit kepala parah tak henti-hentinya
3.                  demam biasanya sangat tinggi
4.                  mual dan muntah
5.                  Kemudian gejala
Sebagai penyakit berlangsung gejala termasuk:
1.      kantuk
2.                  kebingungan
3.                  kejang atau cocok
4.                  mampu untuk mentolerir terang lampu (ketakutan dipotret)-ini kurang umum pada anak-anak
5.                  kaku leher-kurang umum pada anak-anak - leher menjadi kaku dan sulit untuk menekuk leher ke depan
6.                  Laju pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan pernapasan, mengubah keadaan mental (kebingungan dan delirium), urin miskin output dan tekanan darah sangat rendah-ini adalah gejala dari septicaemia dan shock
7.                  merah ruam jerawat yang karakteristik dan tidak memudar atau mengubah warna bila ditekan dengan segelas slide. Hal ini tidak selalu hadir - ruam sangat sugestif dari meningococcal septicaemia dan harus mengarah pada pengobatan mendesak dan rujukan
8.                  Kernig's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada meluruskan lutut dengan pinggul dilipat - ini mendeteksi kembali kekakuan dan karakteristik meningitis
9.                  Brudzinski's tanda mengacu pada rasa sakit dan perlawanan pada membungkuk kepala ke depan dengan pinggul dilipat
10.              fokus kelumpuhan dan defisit neurologis dan abnormal murid
11.              Gejala pada anak-anak
Anak-anak dan bayi memiliki beberapa gejala yang berbeda yang menunjukkan meningitis. Ini termasuk:
1.                  gejala awal yang lekas marah dan penolakan diadakan atau makan
2.                  menjadi floppy dan tidak responsif
3.                  bayi mungkin kaku dengan gerakan mengocok
4.                  tidak biasa menangis, menangis melengking atau tidak biasa mengerang
5.                  muntah dan menolak feed
6.                  kulit pucat dan jerawat
7.                  ekspresi menatap
8.                  sangat mengantuk atau mengantuk dengan keengganan untuk bangun
9.                  pembengkakan lembut bagian di atas kepalanya disebut fontanelle
10.              Gejala virus meningitis
Virus meningitis lebih umum daripada bakteri meningitis. Penyakit muncul banyak seperti flu dan mungkin memiliki gejala yang lebih ringan.
11.              Gejala umum
Gejala virus meningitis meliputi:
1.                  sakit kepala
2.                  demam
3.                  umumnya tidak merasa sangat baik
4.                  Gejala yang lebih parah
Dalam kasus-kasus yang lebih parah virus meningitis gejalanya yaitu:
1.                  mual dan muntah
2.                  kekakuan leher
3.                  nyeri otot atau joint
4.                  diare
5.                  ketakutan dipotret (kepekaan terhadap cahaya)

1.                  PENYEBAB MENINGITIS
Penyebab meningitis adalah bakteri ; pneumococus; meningococus; stapilococus; streptococus; salmonella; virus; hemofilus influenza; herpes simplek; atau oleh karena luka / pembedahan atau injuri pada sistem persarafan. (Arief Mansjoer : 2000) (Marilym E. Donges : 1999)

2.                  VAKSIN PADA MENINGITIS
Saat ini terdapat beberapa jenis vaksin untuk menangkal infeksi kuman Neisseria meningitidis, seperti misalnya jenis vaksin meningitis polysacharide (MPSV4) dan jenis vaksin meningitis conjugate (MCV4). Baik jenis vaksin dari MPSV4 ataupun yang dari jenis MCV4, keduanya adalah vaksin quadrivalent yang mengandung antigen untuk 4 jenis serotype kuman Neisseria penyebab penyakit meningitis, yaitu jenis serotype A, C, Y dan W135.
Sedangkan serotype B yang juga dapat menyebabkan penyakit meningtis (sepertiga kasus penyakit meningitis disebabkan oleh serotype B ini) belum tercakup dalam semua jenis vaksin anti meningitis yang sudah beredar saat ini. Penelitian sedang giat dilakukan untuk nantinya ditambahkan antigen serotype B ini kedalam vaksin anti meningitis yang sudah mengandung 4 serotype (quadrivalent meningitis vaccines) ini.

3.                  Jadwal ,Dosis dan Cara pemberian Vaksin Imuniasasi Meningitis
1.                  Vaksin Menactra (Sanofi Pasteur) adalah jenis vaksin meningitis quadrivalent yang conjugate, dan indikasi pemakaian vaksin ini adalah sejak bayi telah berusia 9 bulan dan seterusnya hingga orang dewasa berusia 55 tahun. Sehingga tabel diatas untuk vaksinasi bayi yang berusia 9 bulan hingga 23 bulan, yang harus divaksinasi karena mungkin akan bepergian kedaerah endemik atau bila sedang terjadi KLB meningitis, dapat dipergunakan vaksin Menactra ini
1.                  Vaksin Menveo (Novartis) adalah jenis vaksin meningitis quadrivalent yang conjugate juga. Sedangkan indikasi pemakaian vaksin ini adalah bila anak telah berusia diatas 2 tahun dan seterusnya hingga orang dewasa berusia 55 tahun. (lihat tabel diatas)
1.                  Kedua jenis vaksin meningitis conjugate bisa saling dipertukarkan (interchangeable) bila suatu saat ketersediaan salah satu jenis vaksin tersebut sedang langkah. Sehingga kita bisa memberiakn vaksinasi dengan vaksin yang bernama dagang yang lain tetapi tetap dari jenis vaksin yang conjugate.
1.                  Sedangkan bagi mereka yang telah berusia > 56 tahun, dianjurkan pemberian vaksin meningitis jenis polisakharida MPSV4 seperti vaksin Menomune (Sanofi Pasteur)
1.                  Cara pemberian imunisasi vaksin meningitis ini : Untuk jenis vaksin meningitis yang polisakharida, cara pemberian imunisasinya dilakukan secara sub cutan (disuntikkan dijaringan dibawah kulit) atau SC. Sedangkan untuk jenis vaksin meningitis conjugate, maka cara imunisasinya dengan suntikan intra muskular (disuntikan kedalam jaringan otot) atau IM.
1.                  Bila seseorang telah pernah mendapatkan vaksin meningitis saat berusia < 16  tahun, maka orang tersebut masih memerlukan dosis booster atau dosis penguat pada usia 21 tahun atau usia lebih muda, saat mulai kuliah, lebih lebih lagi bila harus tinggal dalam asrama.
1.                  Bagi mereka yang mendapatkan vaksin menigitis ini setelah berusia > 16 tahun, maka mereka ini tidak  memerlukan lagi dosis booster atau penguat ini.
1.                  Siapa saja yang memerlukan vaksin meningitis ini ? Sebetulnya tidak semua orang memerlukan vaksin ini, kecuali bagi mereka yang bertempat tinggal didaerah atau negara yang merupakan endemik penyakit meningitis yang khusus disebabkan oleh kuman Neisseria meningitidis atau meningococcus saja, seperti di Sub Sahara Meningitis Belt, di Amerika atau Eropa, atau daerah endemik. Atau bagi orang yang akan bepergian kedaerah yang endemik jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman N meningococcus ini.
1.                  Vaksin meningitis, bersama vaksin polio dan vaksin influenza, oleh pemerintah Saudi Arabia, kini menjadi jenis vaksin yang diwajibkan  untuk para jemaah haji, yang akan memasuki negara tersebut.
Penyakit meningitis bisa disebabkan oleh banyak jenis kuman dan virus, setiap kali terjadi infeksi dengan mikro organisme dijaringan otak maka akan terjadi penyakit meningitis dengan gejalah dan tanda tanda penyakit yang mirip.
1.                  Kuman Neisseria meningitidis atau N. meningococcus yang sudah kita bahas jenis dan macam vaksinnya diatas.
2.                  Kuman Streptocococcus pneumoniae, yang selain bisa menyebabkan infeksi paru paru atau pneumonia, juga bisa menyebabkan penyakit meningitis. Untuk mencegah infeksi kuman ini telah tersedia vaksin PCV (pneumonia conjugate vaccine)
3.                  Kuman Haemophilus influenzae, jenis kuman ini juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit meningitis, selain juga penyakit pneumonia dan lain. Untuk kuman ini juga tersedia vaksin monovalent Hib saja atau vaksin kombinasi quadrivalent DTP-Hib atau kombinasi pentavalent  DTP-Hib-Polio
4.                  Virus poliomyelitis, virus ini selain bisa menyebabkan kelumpuhan anggota gerak tubuh atau penyakit poliomyelitis, juga bisa menyebabkan infeksi otak meningitis. Vaksin polio jenis oral OPV sudah tersedia sejak lama, dan saat ini juga ada yang disuntikkan jenis IPV




BAB III
PENUTUP
1.                  KESIMPULAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Seperti imunisasi meningitis.
Meningitis adalah peradangan pada susuan saraf atau selaput otak yang disebabkan oleh bakteri, virus , riketsia ,atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
Adapun gejalanya terbagi menjadi 3, Gejala peringatan , Gejala Awal dan Sakit
Penyebab meningitis adalah bakteri ; pneumococus; meningococus; stapilococus; streptococus; salmonella; virus; hemofilus influenza; herpes simplek; atau oleh karena luka / pembedahan atau injuri pada sistem persarafan


2.                  SARAN 
1.                  Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah
Memberikan penyuluhan pentingnya imunisasi bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam semua usia. Dan meningkatkan mutu pelayanan terutama pada masyarakat kurang mampu.

2.                  Bagi masyarakat
Memperhatikan kesehatan keluarganya dengan memberikan imunisasi lengkap sedini mungkin terutama saat bayi baru lahir di tempat pelayan kesehatan di daerah setempat








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Apa Itu Meningitis. URL : http://www.bluefame.com/lofiversion/indexphp/
t47283.html.
Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006. Lumbar Puncture.
The New England Journal of Medicine. 12 : 355 URL : http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf.
Harsono. 2003. Meningitis. Kapita Selekta Neurologi. 2 URL: http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.html.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar