MAKALAH
ASUHAN NEONATUS TRAUMA LAHIR
Dengan FRAKTUR KLAVIKULA
DISUSUN
OLEH :
1. MARTALINA YM ( B ) 3. WINDI PUSPA K (A)
2.
PATMASARI ( B ) 4. SRI ZELVA BASIR P (A)
STIKes
ABDI NUSANTARA JAKARTA
PRODI
DIII KEBIDANAN IIB
T.a
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillaahirabbil’alaamiin,
Puji syukur senantiasa
kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah Nya-lah kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan
neonatus trauma lahir dengan fraktur klavikula “ ini.
Selain bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
, makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi fraktur kalfikula
2.1 Definisi fraktur kalfikula
2.2 Epidemiologi
fraktur clavicula
2.3 Etiologi fraktur clavicula
2.4 Pengklasifikasian fraktur clavicula
2.5 Diagnosis fraktur clavicula
2.6 Penatalaksanaan
fraktur clavicula
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Fraktur atau patah tulang ialah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.(Mansjoer;
Suprohaita; Wardhani; Setiowulan, 2000: 346).
Fraktur klafikula adalah
patahnya tulang klavikula pada saat proses persalinan biasanya kesulitan
melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada prosentase bokong
karena adanya penekanan pada lengkung bahu selama persalinan berlangsung
terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam fractur klavikula ini merupakan
trauma lahir pada tulang yang tersering ditemukan dibanding dengan trauma
tulang lainnya.(Wahab, 1995: 1209).
Jenis fraktur pada
trauma lahir ini umumnya jenis fraktur freenstick, walaupun kadang-kadang dapat
juga terjadi suatu fraktur total, fraktur ini sering ditemukan 1 – 2 minggu
kemudian setelah teraba adanya pembentukan kalus. Penyembuhan sempurna terjadi
setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan
fleksi 90 derajat dari siku yang tertekan.(Wiknjosastro, 2005: 720) Pembentukan
kalus bertambah beberapa bulan ( 6 – 8 minggu ) terbentuk tulang normal.
Jika pembentukan kalus tidak
bertambah, apa yang akan terjadi?
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi fraktur kalfikula ?
1.2.1 Apakah definisi fraktur kalfikula ?
1.2.2 Bagaimana
epidemiologi fraktur
clavicula
1.2.3 Bagaimana
etiologi fraktur
clavicula
1.2.4 Bagaimana
pengklasifikasian fraktur clavicula
1.2.5 Bagaimana
diagnosis fraktur
clavicula
1.2.6 Bagaimana
penatalaksanaan fraktur
clavicula
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui seluk beluk tentang fraktur clavicula pada mata kuliah asuhan
kebidanan neonatus dengan trauma lahir. Untuk para pembaca diharapkan dapat
mengambil ilmu mengenai fraktur clavivula. Makalah ini memuat seluk beluk
fraktur clavivula yang berisi tentang
definisi,epidemiologi,etiologi,pengklasifikasian,diagnose,dan penatalaksaan
fraktur clavivula. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI FRAKTUR
KALFIKULA
Fraktur adalah retaknya tulang,
biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,
baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Clavicula
merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar
dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke
posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis, membentuk
persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas acromialis,
membentuk persendian dengan acromion. Facies superior clavicula agak halus, dan
pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah
lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m.
Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea,
tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
Clavicula
adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus,
terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan
lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin.
Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula berlangsung pada
usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun
sampai 26 tahun.
Pada
tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang
lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi,
neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa
disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang
berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun
multiple trauma.
Fraktur ini merupakan jenis yang
tersering pada bayi baru lahir,yang mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan
mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat timbul pada kelahiran
presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang pada kelahiran
sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi
yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba,
perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya
refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasi dan
foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan
imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku
yang terkena.
2.2.EPIDEMIOLOGI
FRAKTUR CLAVICULA
Menurut
data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40 kasus
dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1.
Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari
semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian
proximal sekitar 5%.
Sekitar
2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut
American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1
kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus
trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran
anak yang hidup.
2.3 ETIOLOGI FRAKTUR CLAVICULA
Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
1. Fraktur
clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
selama proses melahirkan.
2. Fraktur
clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian dan yang lainnya.
3. Fraktur
clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur
clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.
Penyebab
farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat trauma jalan
lahir dengan gejala:
1. Bayi
tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
2. Krepitasi
dan ketidakteraturan tulang,
3. Kadang-kadang
disertai perubahan warna pada sisi fraktur,
4. Tidak
adanya refleks moro pada sisi yang terkena,
5. Adanya
spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi
supraklavikular pada daerah fraktur.
6. Biasanya
diikuti palsi lengan
|
1. Bayi
yang berukuran besar
2. Distosia
bahu
3. Partus
dengan letak sungsang
4. Persalinan
traumatic .
2.4 PENGKLASIFIKASIAN FRAKTUR CLAVICULA
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi
fraktur pada clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling
sering mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada
anak-anak berupa greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal
clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi
tiga tipe yaitu :
1. Tipe
I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi
fraktur.
2. Tipe
II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami
fraktur setelah midclavicula.
3. Tipe
III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang
terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.
Ada
beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :
1. Tipe
I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament
tidak mengalami kerusakan.
2. Tipe
II : merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.
3. Tipe
III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan
melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.
2.5 DIAGNOSIS FRAKTUR CLAVICULA
Hasil pemeriksaan
·
Adanya
pembengkakan pada sektor daerah fractur.
·
Krepitasi.
·
Pergerakan
lengan berkurang.
·
Iritable
selama pergerakan lengan.
·
Diagnosis
RO tidak selalu diindikasikan, 80% tidak mempunyai gejala dan hanya didapatkan
hasil pemeriksaan yang minimal.
Tanda dan gejala :
1.
Gerakan abnormal/ posisi asimetris dengan lengan /tungkai
2. Bengkak pada daerah tulang yang terkena
3. Menangis apabila lengan, kaki atau bahu di
gerakkan
4. Terdapat perubahan
bentuk atau deformitas
5. Hilangnya fungsi anggota
gerak dan persendian yang terdekat ( paralisis )
6. Reflek moro negatif pada
sisi yang terkena.
7. Pemeriksaan diagnostik
foto sinar X dari ekstremitas yang sakit atau lokasi fraktur.
8. Bayi secara khas tidak
menggerakkan lengan secara bebas
9. Pada palpasi teraba
ketidakteraturan tulang dan krepitasi.(Wahab, 2000: 581)
10. Hilangnya lengkung
supraklavikula pada sisi fraktur. (Cunningham, dkk: 2005)
2.6 PENATALAKSANAAN
FRAKTUR CLAVICULA
1.
Fraktur klavikula dapat di atasi dengan pemasangan balutan
klavikula berbentuk angka delapan. dengan cara dari pundak kanan pembalut di
silangkan dari punggung ketiak kiri, selanjutnya dari ketiak kiri ke depan dan
ke atas pundak kiri. Dari pundak kiri disilangkan lagi ke ketiak kanan lalu ke
pundak kiri. Demikian seterusnya dan akhirnya dengan sebuah peniti di kaitkan
di ujung pembalut pada bagian bawahnya. Bentuk ini akan mengekstensikan bahu
dan meminimalkan besarnya tumpang tindih fragmen fraktur.
2. Bayi jangan banyak digerakkan
3. Immobilisasi lengan dan bahu pada
sisi yang sakit
dan abduksi lengan dalam stanhoera menopang bahu belakang dengan memasang
ransel verband
4. Rawat bayi dengan hati-hati
5. Nutrisi yang adekuat (pemberian asi
yang adekuat dengan cara mengajarkan pada ibu cara pemberian asi dengan posisi tidur,
dengan sendok atau pipet)
6. Rujuk bayi kerumah sakit
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai
dengan cedera di jaringan sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma
dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung.
Clavicula
merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar
dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke
posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis, membentuk
persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas acromialis,
membentuk persendian dengan acromion. Facies superior clavicula agak halus, dan
pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah
lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m.
Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea,
tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami
pertumbuhan pada masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau
pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat
minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada
epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan
epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.
Pada
tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang
lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi,
neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa
disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang
berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun
multiple trauma.
Fraktur
ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang mungkin terjadi
apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat
timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang
pada kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan
lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat
diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta
menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan
dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10
hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat
dari siku yang terkena.
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur
clavicula sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki
perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi
yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal
sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%.
Sekitar
2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut
American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1
kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus
trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran
anak yang hidup.
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma
pada bahu akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan
bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik.
Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
1. Fraktur
clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
selama proses melahirkan.
2. Fraktur
clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian dan yang lainnya.
3. Fraktur
clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur
clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.
Penyebab
farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat trauma jalan
lahir dengan gejala:
1. Bayi
tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
2. Krepitasi
dan ketidakteraturan tulang,
3. Kadang-kadang
disertai perubahan warna pada sisi fraktur,
4. Tidak
adanya refleks moro pada sisi yang terkena,
5. Adanya
spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi
supraklavikular pada daerah fraktur.
6. Biasanya
diikuti palsi lengan
Faktor
predisposisi fraktur klavikula adalah:
1. Bayi
yang berukuran besar
2. Distosia
bahu
3. Partus
dengan letak sungsang
4. Persalinan
traumatic .
3.2
Saran
Dengan uraian diatas diharapkan untuk para
tenaga medis yang menangani neonatus khususnya bidan agar lebih waspada karena
kejadian fraktur clavikula terjadi akibat dari berbagai penyebab seperti
distosia bahu, bayi besar,partus dengan letak sungsang dan persalinan
traumatic. Berbagai penyebab trauma lahir pada neonatus ini dapat dideteksi
oleh bidan dengan segera saat kunjungan hamil. Dapat dideteksi dengan
penafsiran berat janin saat masih didalam kandungan maupun leopod untuk
mengetahui posisi janin. Dengan penapisan sebelum partus diharapkan dapat
meminimalisir kejadian trauma lahir neonatus yang akan menyelamatkan generasi
selanjutnya untuk pencegahan kecacatan untuk masa dewasa selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo,Sarwonno.2010.Ilmu
Kebidanan. Jakarta. Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar