BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa
kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai
tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara
menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang
baik dari orangtua kepada anak dapat terjadi. Jam pertama setelah melahirkan
mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak
ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan di atas
perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun
bayinya karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Mengingat
pentingnya ASI dan keterikatan kasih sayang (Bonding Attechment) antara ibu dan
anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka
didalam makalah ini akan dibahas tentang ASI dan bagaimana cara mewujudkan
kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada
didalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan
IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang
didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak
karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu
kepada anaknya disaat dilakukan IMD.
1.2.Rumusan
Masalah
Karena
kurangnya pengetahuan ibu atau masyarakat tentang pentingnya ASI bagi bayi dan
perlunya dilakukan sedini mungkin agar bisa terwujud suatu keterikatan kasih
sayang antara ibu dan anak.
Ada
beberapa permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini, yaitu :
1.Apa pengertian Bonding
Attechment?
2.Apa pengertian IMD?
3.Apa saja
prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bonding Attachment ?
6.Apa saja
prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bonding Attachment?
7.Apa saja manfaat bonding
attachment?
9.Apa saja faktor yang
mempengaruhi Bonding Attechment dan faktor yang mendukung dilakukannya IMD?
1.3. Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian Bonding Attechment
2.Untuk
mengetahui apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bonding Attachment
5.Untuk
mengetahui apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bonding
Attachment
6.Untuk mengetahui
dampak positif bonding attachment
1.4. Manfaat
Penulisan
laporan isni dapat diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi mengenai Bonding
Attachment dan IMD (inisiasi menyusui dini).Adapun manfaat itu antara lain :
1. Ibu
nifas atau menyusui mengetahui cara atau tehnik untuk melakukan IMD dan
mewujudkan Bonding Attechment
2. Ibu
nifas atau menyusui mengerti akan manfaat dari IMD dan Bonding Attecment.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Bonding Attachment
Bonding attachment berasal dari dua suku kata roma
yaitu bonding dan attachment.Bonding adalah proses pembentukan sedangkan
attachment ( membangun ikatan).Jadi Bonding Attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan
bayi.Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus
menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.Konsep ikatan
perlahan-lahan berkembang,mungkin di mulai di awal kehamilan dan berlanjut
bersama berbulan-bulan, bertahun-tahun dan mungkin seumur hidup setelah
melahirkan.
Bonding bukan sebuah proses magical atau
seketika,juga bukan dirangsang menurut permintaan atau pesanan.Perasaan
kehangatan yang dimulai kadang sudah dirasakan, bahkan sebelum konsepsi dan
tentu selama kehamilan dan akan terus berkembang selama beberapa minggu,bulan
dan tahun setelah kelahiran..Ada kemungkinan bahwa pengalaman kelahiran yang
baik ( dapat memfasilitasi pertumbuhan cinta,karena ibu akan mengurangi rasa
kekecewaan terhadap diri sendiri dan kondisi emosional ibu akan lebih terfokus
untuk memberikan seluruh perhatian dirinya kepada bayinya).Kesulitan dalam
proses persalinan yang mengecewakan
dapat menghambat proses terjadinya ikatan antara ibu dengan bayinya.Oleh
karena itu penting juga memperhatikan kondisi psikologis ibu saat proses
persalinan.
Ada beberapa difinisi para ahli mengenai Bonding
Attachment :
1. Menurut
Klause dan Kennel (1983) adalah interaksiorang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit
dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2.
Nelson (1986), bonding : dimulainya interaksiemosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment:
ikatan yang terjalin
antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton
dan Pelikan (1996), bonding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera
setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4.
Bennet dan Brown (1999), bonding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment:
pencurahan kasih sayang di antara
individu.
5.
Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang
seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6.
Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7.
Perry (2002), bonding: proses pembentukan attachment atau
membangun ikatan; attachment:
suatu ikatan khusus yang
dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8.
Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9.
Maternal dan Neonatal
Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah prosespersalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
2.2. Pengertian IMD
Inisiasi
Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah
lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun
untuk kita.Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu
hingga dua jam.
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
2.3. Prakondisi yang
mempengaruhi ikatan / Bonding Attachment (Mercer, 1996) yaitu :
1. Kesehatan emosional orangtua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang
tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat
membantu tercapainya proses bonding attachment ini.
2. Suatu tingkat
ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
Kompeten.Dalam berkomunikasi dan ketrampilan
dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung
pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam
merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bonding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan
pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan
merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan
positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada
bayinya.
4. Kedekatan orangtua
dengan bayi
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan
anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keduanya.
5. Kecocokan orangtua
denagn bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang
lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding
dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan
bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya
memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota
keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik
nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses
perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena
dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan
juga perhatian yang disebabkan oleh :
Ø Cemas akan biaya
persalinan dan perawatan bayinya kelak
Kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain:
kecewa, gelisah
tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya
kelak, dan lain
sebagainya.
Gelisah tentang
kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya sebagai seorang
ayah)
Harapan orang
tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya masalah jenis kelamin.
2.4. Tahap – Tahap Bonding
Attachment
1. Perkenalan (acquaintance),
dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara,dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2.Bonding
(keterikatan)
3.Attachment,
perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
2.5. Elemen-Elemen Bonding
Attachment
1. Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara
ekstensif oleh orang tua dan pengasuh
lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuhbayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara
fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya
dengan tegang.
4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter,
Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti
sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat
anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.
6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat
dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan
bayi untuk belajar.
7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah
yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting
untuk hubungan orang tua–anak.
Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini
merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua-anak. Namun menurut Klaus,
Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini
:
4. Mempercepat prosesikatan antara orang tua dan anak , body warmth (kehangatantubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
2.6. Prinsip-prinsip
dan upaya meningkatkan Bonding Attachment :
1) Menit pertama jam pertama (Dilakukan segera)
2) Sentuhan orangtua pertama kali
3) Adanya ikatan yang
baik dan sistematis
berupa kedekatan orang tua ke anak
4) Terlibat proses
persalinan
5) Kontak sedini
mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman.
6) Fasilitas untuk kontak lebih lama
7) Perawat maternitas
khusus (bidan)
8) Libatkan anggota keluarga lainnya
9) Informasi bertahap
mengenai bonding attachment
10) Fasilitas untuk kontak lebih lama
11) Persiapan PNC sebelumnya
12) Penekanan pada hal-hal positif
13) Adaptasi
14) Kesehatan emosional orang tua
2.7. Manfaat Bonding Attachment
1.
Air liur bayi mampu membersihkan dada ibu dari bakteri
2.
Tubuh ibu mampu berfungsi sebagai natural termostant
(penyeseuai suhutubuh).Suhu tubuh bayi rendah karena kedinginan, maka tubuh ibu
dapat meningkatkan suhunyasehingga kembali normal. Demikian pula ketika suhu
tubuh bayi tinggi.
3.
Bunyi detak jantung ibu (ketika bayi berada di dadanya)
mampu membuat nafas bayi menjadi stabil.
4.
Bonding attachment dan inisiasi menyusu dini dapat
menurunkan angka kematian pada bayi.
5.
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap social
6.
Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
2.8. Hambatan Bonding Attachment
1. Kurangnya support sistem.
2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi
sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
5.
Fasilitas IMD
2.9. Peran bidan dalam mendukung terjadinya Bonding
Attachment
1. Membantu
menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan
dorongan kepada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayi
nya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3. Sewaktu
pemeriksaan ANC, bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba
perutnya yang semakin membesar
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu
mengajak janin berkomunikasi
5. Bidan juga
mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam
merawat anak, agar saat sesudah kelahiran, nanti tidak merasa kecil hati karena
tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu
inginkan
6. Ketika
dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara Bonding
Attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya bidan tidak
benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu untuk mengundang rasa
penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayi nya dan ingin segera memeluk bayi
nya. Pada kasus bayi atau ibu dengan resiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment
ketika ibu memberi ASI bayinya atau ketika megunjungi bayi di ruang perinatal.
2.10. Cara untuk melakukan Bonding
Attachment ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan
dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau yang biasa
disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan ,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke
Kulit Ibu
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan
risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu
pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan
lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3.
Bayi memperoleh
bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik
ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang
lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga
yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang
penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda,
tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5. Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi
yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang
bayi.
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung
protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat
dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih
berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting
ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
1. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
2. Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang,
rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
3. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
2. Konsep Rawat Gabung
1. Pengertian
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruangan kamar
atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya (Maryuni, 2009;
Rukiyah, 2010).
2. Tujuan rawat gabung
1. Tujuan rawat gabung adalah agar ibu dapat menyusui bayinya
sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara
perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai
pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan
ibu memperoleh bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah
pulang dari rumah sakit. Rawat gabung juga memungkinkan suami dan keluarga
dapat terlibat secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan
merawat bayinya secara baik dan benar, selain itu ibu
mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan buah
hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya
(Maas, 2004; Mappiwali, 2008).
3. Manfaat Rawat Gabung
Kontak dini antara
ibu dan bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin seharusnya tetap
dipertahankan dengan merawat bayi bersama ibunya.Secara fisik, rawat gabung
bermanfaat memudahkan ibu untuk menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan
sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan. Perawatan
sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan (Mappiwali, 2008; Suradi
dan Kristina, 2004).
Secara fisiologis,
rawat gabung memberikan kesempatan pada ibu untuk dekat dengan bayinya,
sehingga bayi dapat segera disusui dan frekuensi ibu memberi ASI akan lebih
sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi
mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Hal ini akan menimbulkan
refleks prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI. Selain itu, ibu dengan
menyusui akan mengalami refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis
involusi rahim (Mappiwali, 2008; Suradi dan Kristina, 2004).
Secara
psikologis, Ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early
infant-mother bonding) karena adanya sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi
karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan
oleh bayi (Mappiwali, 2008; Suradi dan Kristina, 2004). Rawat gabung juga akan
memberikan kepuasan pada ibu karena ibu dapat melaksanakan tugasnya sebagai
seorang ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya dan keadaan ini akan
memperlancar produksi ASI karena seperti
Universitas Sumatera Utara
telah diketahui, refleks let-down bersifat
psikosomatis. Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung,
merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa
bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya
berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan kesatuan keluarga (Prawirohardjo,
2008).
Secara edukatif, ibu akan diajari cara menyusui yang
benar, cara merawat payudara, merawat tali pusat, memandikan bayi (Mappiwali,
2008). Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit dan di samping
pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi
keluarga, terutama suami, dengan cara mengajarkan suami cara merawat ibu dan
bayi. Suami akan termotivasi untuk memberi dorongan moral bagi istrinya agar
mau menyusui bayinya (Prawirohardjo, 2008).
Secara ekonomi, rawat gabung memungkinkan ibu untuk
memberikan ASI sedini mungkin. Bagi rumah bersalin terutama rumah sakit
pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran pengeluaran untuk
pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan.
Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih
cepat dan infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti penghematan
biaya bagi rumah sakit maupun keluarga ibu (Mappiwali, 2008; Suradi dan
Kristina, 2004).
Secara medis, pelaksanaan rawat gabung akan menurunkan
terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu maupun bayi (Mappiwali, 2008; Prawirohardjo, 2008).
2.11. Respon Ayah dan Keluarga
Terhadap Bayi Baru Lahir
Reaksi
orang tua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda.Hal ini
dapat di sebabkan oleh oleh berbagai hal, di antaranya reaksi emosi maupun
pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah
anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi
baru lahir, ada yang positif da nada juga yang negatif.
1. Respon positif
Dapat di
tunjukan dengan :
4. Ayah dan keluarga menyambut
kelahiran bayinya dengan bahagia
5. Ayah bertambah giat bekerja untuk
memenuhi kebutuhan bayi dengan baik
6. Ayah dan keluarga melibatkan diri
dalam perawatan bayi
7. Perasaan sayang terhadap ibu yang
telah melahirkan bayi
2. Respon Negatif
Respon
negatif dapat ditunjukkan dengan :
1. Kelahiran bayi tidak diinginkan
keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan
2. Kurang bahagia karena kegagalan KB
3. Perhatian ibu pada bayi yang
berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian
4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan
kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karna kecemasan dalam
biaya hidupnya
5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga
karna anak lahir cacat
6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil
hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.
Perilaku
orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap
bayi baru lahir, terbagi menjadi perilaku memfasilitasi dan perilaku
penghambat.
·
PerilakuMemfasilitasi :
1. Menatap,
mencari ciri khas anak.
2. Kontak mata.
3. Memberikan
perhatian.
4. Menganggap anak
sebagai individu yang unik.
5. Menganggap anak
sebagai anggota keluarga.
6. Memberikan
senyuman.
7. Berbicara/bernyanyi.
8. Menunjukkan
kebanggaan pada anak.
9. Mengajak anak
pada acara keluarga.
10. Memahami perilaku
anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11. Bereaksi positif
terhadap perilaku anak.
·
Perilaku Penghambat :
1. Menjauh dari
anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh
anak.
2. Tidak
menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada
anak.
3. Menganggap anak
sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4. Tidak
menggenggam jarinya.
5. Terburu-buru
dalam menyusui.
6. Menunjukkan
kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Respon
orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
1.
Faktor internal.
Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian
yang telah mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua,
keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan).
2. Faktor
eksternal
Yaitu
perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap dan
perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam
pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Bonding
adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih sayang) oleh
ibu kepada bayinya segera setelah lahir sendangkan attachment adalah interaksi
antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.Proses ikatan batin antara
ibu dan bayi diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan
dapat dimulai sejak kehamilan.Ikatan batin antara bayi dan orang tua berkaitan
erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi.Dari lingkungan inilah bayi
belajar membentuk pola hubungan dengan orang lain.Perilaku orang tua yang
bersifat penghambat dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang menjadi ibling
rivalry. Sehingga diperlukan dukungan keluarga yang mengerti dan tahu akan
manfaat dari bounting attacment sehingga tidak terjadi sibling rivalry.
Perkembangan hasil penelitian tentang keberhasilan bonding attachment
menunjukkan adanya pengembangan factor predisposisi sebagai bentuk pengembangan
ilmu pengetahuan yang saling berkaitan. Bagaimana konsep bonding attachment
dibangun dan diinteraksikan dengan penelitian lainnya seperti keberhasilan IMD,
spikologi ibu postpartum dan dukungan suami atau keluarga pada saat ini secara
tidak langsung dilihat hanya sebagai factor penghubung
3.2. Saran
Masih banyak sekali bidan atau tenaga kesehatan yang belum melakukan hal
ini begitu bayi lahir. Banyak yang melakukan inisiasi menyusu dini namun hanya
sebentar saja. Bayi langsung di bawa ke ruang bayi tanpa mendapatkan kontak
dengan ibunya secara maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Kebidanan, Vol. V, No. 02, Desember2013
Bobak.
2005. Essential of Maternity Nursing.Toronto : Mosby
Hamilton,
Persis Mary. 2005. Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Mardianingsih.2013.
Inisiasi Menyusui Dini dengan Keberhasilan Bonding Attachment.Hal : 32
Nelson.
Waldo. 2004. Ilmu KesehatanAnak. Jakarta: EGC
Rukiyah,
Ai Yeyeh , Yulianti Lia dan Meida Liana.2010.Asuhan Kebidanan III
(Nifas).Jakarta:Trans Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar