BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan
dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik
serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak
langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu
masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori,
protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah
mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh
kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi
disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)
banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi
kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif
dipandang dari segi gizi Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar
ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya
yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu
ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi
yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan
kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak
masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal
mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang
peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap
peningkatan penggunaan ASI termasuk ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini
terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan
Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember
1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas
manusia Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai
makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI
tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian
ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.ASI merupakan makanan yang
bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi.Disamping itu ASI mudah
dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang
melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk
keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan
pertama.Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI
cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi
tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak
diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan
membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit
bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang
demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius
terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro
Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak
yang disusui sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI
pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari
laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF
kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan
pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol
52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu
66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol
lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah
Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama
pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan
pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya
ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan
pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu
mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara
lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting
susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan
pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan
bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
Pengertian ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI dari seorang ibu kepada bayinya sampai dengan 4-6 bulan pertama
tanpa tambahan makanan apapun. Jadi hanya diberikan ASI saja selama 4-6 bulan
tanpa tambahan seperti susu formula, madu, air putih, sari buah, biskuit atau
bubur bayi. Karena manfaat ASI begitu besar baik itu manfaat pemberian ASI
bagi ibu maupun manfaat pemberian ASI bagi bayi itu sendiri.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI, adalah:
1.
Meyakinkan bahwa bayi memperoleh
makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.Membantu ibu sedemikian rupa
sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Manfaat asi ekslusif : Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur
kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana manfaat ASI?
b. Bagaimana
komposisi ASI?
c. Bagaimana cara
memberikan ASI yang baik dan benar?
d. Bagaimana
teknik-teknik pemberian ASI?
e. Bagaimana
cara perawatan payudara?
C.
TUJUAN
a. Untuk
mengetahui apa manfaat ASI bagi ibu dan bayi.
b. Untuk mengetahui komposisi apa saja yang terkandung dalam
ASI.
c. Untuk mengetahui cara memberikan ASI yang baik dan benar.
d. Untuk mengetahui teknik-teknik pemberian ASI.
e. Untuk mengetahui cara perawatan payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh
kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif
adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan
terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan
pertama.ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.Pada tahun 2001 World Health
Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama
enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku
lagi.
Ø Bagaimana Mencapai Asi Eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan
langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan
menyusui dalam satu jam setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI.
Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih
sekalipun.Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau,
siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Ø Kesalahpahaman Mengenai Asi Eksklusif
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut,
bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan
kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun
menurut rekomendasi WHO
2.2 Kebaikan Asi dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai
kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah
yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki
komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan
bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang
lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi
menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
* Menghambat pertumbuhan
bakteri yang bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya
pengendapan calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis
mineral, seperti calsium,
magnesium.
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung
beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat
menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui
dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu
rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan
yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan
menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian
keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya
pendarahan post partum.
e. Dengan
menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan
kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan
kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya
kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang
lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena
kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besisebanyak
ketika mengalami menstruasi
j. Ibu
lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan
lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
2.3 Manfaat Asi Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian
makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain
juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang
dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua
kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa
memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan
karena masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia,
seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
A). Proses
terbentuknya Asi, tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis
: Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara
mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
Tahap
1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
Tahap
2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara
menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution Komposisi ASI
ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko
infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih
tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui
makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit
tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice).Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi
menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan,
pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman,
nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa
depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan
karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih
cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi
sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan
dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak.Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak.Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
A). manfaat Untuk Ibu.
1. Hisapan bayi membantu rahim
menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan
mengurangi risiko perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan
paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih
cepat langsing kembali
3. Penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap
kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena
tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI
lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa
banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak
usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI
selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI
selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara.Bila gudang ASI telah
kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi,
ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang
ASI-nya sebelum menyusui.
B).
Untuk Keluarga
1. Tidak
perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk
merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga
mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan
berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3. Penjarangan kelahiran
karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4. Menghemat waktu keluarga
bila bayi lebih sehat.
5. Memberikan ASI pada bayi
(meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6. Lebih praktis saat akan
bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara
karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk
persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara
lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada
sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan
hidup anak dengan menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena
tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan
peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang
terus menerus diproduksi dan baru.
2.4PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air
susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat
merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin,
yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar
membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan
waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Colostrum
merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan
ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
·
Tentang
colostrum
- Disekresi
oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari
masa laktasi.
- Komposisi
colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan
cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning
dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan
suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir
dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
- Lebih
banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih
banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat
dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
- Total
energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
- Vitamin
larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi
atau lebih rendah.
- Bila
dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH
lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya
lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
- Terdapat
trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang
sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya
berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum
menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari
masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi
pada minggu ke 3 – ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan
kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3.
Air Susu Mature
a.
ASI yang
disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan,
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya
baru konstan.
b.
Merupakan
makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs
ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama
bagi bayi.
c.
ASI merupakan
makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa
persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi.
d.
Merupakan
cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan
karotin.
e.
Tidak
menggumpal bila dipanaskan.
f.
Volume: 300 –
850 ml/24 jam
g.
Terdapat anti
microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap
bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle,
granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime,
lactoperoxidese)
• Protein
(lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten
terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3
dan C4)
2.5 Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan,
kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada
kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml
sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450
ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun
waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume
pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak
lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal,
volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama.
Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang
sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi
penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan
terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter
selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau
jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada
hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara
yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa
kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu
yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature,
karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak
mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap,
yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan
seng (Zn).
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya
karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu
bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Disamping
fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah
menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium
serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada
susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk
bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium,
kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah
yang mencukupi kebutuhan bayi.
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.Dalam pelaksanaannya terutama
dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui
selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan
(antenatal)
- Memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui
baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
- Pemeriksaan
kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan
atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
- Perawatan
payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan
memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan
gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3
kali dari makanan pada saat belum hamil.
- Menciptakan
suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga
terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan
membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah
persalinan (prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit
setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni:
tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
- Membantu
terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui
dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu
nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua
minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui
selanjutnya (post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara
ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja
tanpa makanan/minuman lainnya.
- Perhatikan
gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan
minum minimal 8 gelas sehari.
- Ibu
menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan
kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
- Pengertian
dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan
menyusui.
- Rujuk
ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan
menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
- Menghubungi
kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang
sukses menyusui bagi mereka.
- Memperhatikan
gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik
kuantitas maupun kualitas.
Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan Ibu-ibu seharusnya
bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang berlimpah,
karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian,
diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan
air susu dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa
makanan tamabahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang
baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3
bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya
mendapat makanan berupa ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka
ada tanda-tanda produksi ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat
dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita
gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan
dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau
mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur
dalam rahim ibu.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan
sampai bayi berumur 4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu
ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri
makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi
kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah
sebagai berikut:
- Susui bayi
segera 30 menit setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI
dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI
setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI
0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
2.6 Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang
dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air
susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang
dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu
terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada
akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan
dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi
ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan
unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur.Jadi
diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi
untuk membuat 1 liter ASI.Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3
piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi.Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi.Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan
Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya
diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan
gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek
Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi
ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada
putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon
prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat
ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down
Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar.
Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah
payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting
reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan
terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup
mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih
gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh
persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang
kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di
rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan
dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan
sehat.Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama
yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang
tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari
ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin
dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang
mengandung estrogen dan
progesteron.
progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak
dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena
hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi
ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral.
Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang
produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa
laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu
terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat
penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI
akan keluar dengan lancar.
2.7
Cara menyusui yang baik dan benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang
produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
·
Posisi madona atau menggendong : bayi
berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan
bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara
jika diperlukan
·
Posisi football atau mengepit : bayi
berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan
bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk
memegang payudara jika diperlukan
·
Posisi berbaring miring : ibu dan bayi
berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling
aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui
pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
·
Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
·
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada
dasar kepala
·
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap
ke ibu
·
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau
bagian bawah payudara ibu
·
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
·
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan
berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
·
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan
cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
·
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting
susu dan areola
·
Pegang payudara dengan pegangan seperti
membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan
jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting
susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti
gunting) dibelakang areola
·
Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang
rooting refleks (refleks menghisap)
·
Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan
lidah menjulur kebawah
·
Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu
dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
·
Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi
dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
·
Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri
langit-langit mulut bayi
·
Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut
bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
·
Lidah bayi akan menekan dinding bawah
payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
·
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara
dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
·
Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada
payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal
ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara
menekan pantat bayi dengan lengan ibu
·
Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk
mengelus-elus bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
·
Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh
ibu
·
Dagu bayi menempel pada payudara ibu
·
Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada
didasar payudara (payudara bagian bawah)
·
Telinga bayi berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi
·
Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah
yang terbuka
·
Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh
payudara ibu
·
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola
(tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
·
Lidah bayi menopang puting susu dan areola
bagian bawah
·
Bibir bawah bayi melengkung keluar
·
Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan
dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
·
Terkadang terdengar suara bayi menelan
·
Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
·
Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
·
Ayah dapat membantu untuk mengecek apakah bayi
kemungkinan sudah melekat dengan baik atau belum. Dari luar, umumnya bayi yang
melekat dengan baik akan terlihat seperti gambar di atas sebelah kiri.
Tanda pelekatan sudah baik :
Tanda pelekatan sudah baik :
·
1. Daerah areola yang terlihat di atas mulut
bayi lebih luas daripada di bawah mulutnya
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bayi terputar keluar (dower)
4. Dagu bayi nempel ke payudara
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bayi terputar keluar (dower)
4. Dagu bayi nempel ke payudara
·
Pelekatan yang baik biasanya terlihat asimetris
atau ”asymmetrical
latch”.
·
Jika bayi sudah melekat dengan baik, kita bisa
melihat ada gerakan menelan, bahkan bisa mendengar bunyi tegukan. Kita juga
dapat merasakan payudara yang tadinya terisi jadi “kosong”. Bayi rileks,
melepas payudara sendiri, mungkin tertidur.
·
Sebelum pulang ke rumah, akan lebih menenangkan
jika kita pastikan cara menyusuikita sudah dinilai baik oleh konselor menyusui
di tempat kita melahirkan. Jangan segan-segan untuk terus berkonsultasi sampai
menyusui dirasakan benar-benar nyaman dan mantap.
·
Jika proses menyusui betul-betul telah bisa
mencukupi kebutuhan bayi, pada hari VI bayi sudah buang air kecil setidaknya 6
kali setiap 24 jam, dan di usia 2 minggu beratnya sudah kembali ke
berat lahir, lalu di bulan selanjutnya diharapkan berat bayi mengikuti kurva growth
chart WHO atau KMS. Hal-hal inilah yang menjadi TANDA PASTI bahwa
ASI yang diminum bayi sudah mencukupi kebutuhannya.
·
Akan sangat baik jika sejak baru melahirkan ibu
sudah didampingi tenaga kesehatan atau orang yang sudah terlatih untuk
melakukan konseling menyusui. Untuk mendeteksi bagaimanakah proses menyusui
berjalan, ibu juga dapat menggunakan bantuan formulir skrining menyusui dini.
Menciptakan praktek menyusui yang baik
·
Posisi yang benar
·
Perlekatan harus benar
·
Tidak diberi botol atau empeng
·
Menghisap sesering mungkin meningkatkan
produksi ASI
·
Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan
menyusui yang optimal
·
Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan
warnanya jernih sampai kuning muda
·
BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x
atau lebih dalam sehari
·
Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik
bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah
pertanda baik
·
Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24
jam
·
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap
kali selesai menyusui
·
Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara
mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun
beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan
mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan
tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
·
Cuci tangan sampai bersih
·
Pegang cangkir yang bersih untuk menampung
ASI
·
Condongkan badan ke depan dan sangga payudara
dengan tangan
·
Letakkan ibu jari pada batas atas areola
mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga
berhadapan
·
Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding
dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
·
Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah
depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus
lactiferus
·
Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas
beberapa kali
·
Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan
posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas
areola dengan kedua jari selalu berhadapan
·
Lakukan hal yang sama pada setiap posisi
sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
·
Jangan menekan, memijat atau menarik puting
susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara
Ada dua macam bentuk pompa
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan
karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan. Ada
beberapa tipe pompa manual, antara lain :
·
Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai,
kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol.Baik kedua silinder maupun gerakan
memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat
penampungan ASI dibagian bawah silinder
·
Tipe silindris bersudut
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi
silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan
mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung dibotol yang
ditempelkan di pompa.
·
Tipe kerucut gelas/plastik dan bola
karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai
karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan
payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur.Tipe ini juga sukar dibersihkan
dan disterilkan secara efektif.
·
Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali
secara teratur, agar produksi ASI tetap terjaga
·
Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan
penuh
·
Semua peralatan yang digunakan telah
disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah
digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada
dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga
penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Cara mengosongkan payudara dengan pompa
·
Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat
memerah ASI, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara
bel pintu atau telepon masuk.
·
Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara
dibersihkan dengan air
·
Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau
cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi, sup, disarankan minuman hangat agar
membantu menstimulasi payudara
·
Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi
santai. Kondisi piskologis ibu sangat emnentukan keberhasilan ASI eksklusif.
Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam
memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu
memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yang harus
dikeluarkan
·
Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk
menghubungi atau konsultasi ke bidan atau klinik laktasi
Lama penyimpanan ASI setelah diperah
·
Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan
tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber
AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI
ada didalamnya.
·
Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini
bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan
dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
·
Jika lemari es tidak memiliki ruangan
terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan
disimpan lebih dari 3×24 jam
·
Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan
cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan
terlebih dahulu
·
ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman
pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat
disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
·
Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal
dilakukannya pemerahan ASI pada botol susu
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah
·
Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan
terlebih dahulu
·
Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang
terbuat dari kaca
·
Jika terpaksa menggunakan botol plastik,
pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air
panas)
·
Jangan menggunakan botol susu berwarna atau
bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
·
Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap
kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI
dipompa atau diperas
·
Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat,
jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
·
Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras
ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama,
syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil
·
Penggabungan hasil simpanan ini bisa
dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan
terakhir tidak lebih dari 24 jam
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan
pada bayi
·
Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol
dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
·
Atau merendam botol didalam baskom atau
mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih
·
jangan sekali-kali memanaskan botol dengan
cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas
lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang
memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI
·
Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan
kebiasaan bayi sekali minum
·
Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa
disimpan lagi.
2.8 Teknik-Teknik pemberian ASI
BIOLOGICAL
NURTURING (laid back breastfeeding position)
Untuk menghasilkan pelekatan yang baik, di masa lalu biasanya para
ibu diajari cara-cara gaya menggendong dan memposisikan bayi dalam keadaan
duduk tegak. Tapi sebuah penelitian yang dilakukan Suzanne Colson dan
kawan-kawan pada tahun 2008 menawarkan alternatif yang jauh lebih mudah.
Dari
penelitian tersebut ditemukan, para ibu yang baru saja melahirkan akan lebih
nyaman dan lebih bertahan lama menyusui saat mereka melakukan menyusui dalam
posisi
laid-back/semi-reclining atau rebahan. Caranya: ibu mengambil
posisi rebahan sambil bersandar, dengan sudut kemiringan antara 15°-64°
kemudian bayi diletakkan di atas dada, dan dibiarkan melekat dengan sendirinya.
Pada cara ini, ibu tidak banyak mengintervensi posisi bayi, kedua tangan ibu
bebas, memegang bayi sekedar untuk menjaganya agar tidak terguling. (catatan:
Ingat bahwa ibu rebahan bersandar, bukan telentang 180 derajat)
Dalam
posisi duduk tegak seperti biasa kita diajari, refleks-refleks bayi baru lahir
biasanya menyulitkan kita untuk memosisikan bayi – contohnya: refleks “mengayuh
sepeda” tangan mendorong-dorong, kaki menendang-nendang, gerakan kepala
depan-belakang seperti “mematuk-matuk”. Dalam Biological Nurturing
gerakan-gerakan refleks tersebut justru akan membantu bayi untuk bergerak mencapai
payudara. Dalam posisi ini juga gravitasi yang biasanya menghambat bayi
mencapai payudara karena berat kepalanya, malah akan membantu bayi untuk
memasukkan areola jauh ke dalam mulutnya.
Yang
lebih membuat nyaman lagi, dalam posisi laid-back ini juga para ibu merasa
lebih badan lebih rileks, ketegangan di kepala, leher, pundak dan punggung
sangat jauh berbeda dibanding duduk tegak.Luka jahitan pun – baik luka
episiotomi ataupun luka operasi caesar – dirasakan lebih minimal dibandingkan
duduk tegak.Ibu juga tidak perlu terlalu berkonsentrasi untuk memikirkan posisi
dan pelekatan yang benar. Hal ini sangat mendukung proses lepasnya hormon
oksitosin karena ibu lebih rileks dan tenang.
Tentunya
kita tetap boleh memilih posisi menyusui dengan duduk tegak, atau posisi tidur
menyamping. Kita dapat mencoba bermacam-macam cara untuk mencari posisi yang
betul-betul nyaman bagi ibu dan bayi.
Untuk
posisi selain Biological Nurturing ada beberapa
poin penting dalam memosisikan bayi yang perlu kita ingat, yaitu :
1.
Kepala dan badan bayi harus satu garis lurus
Sama seperti halnya kita orang dewasa, bayi akan lebih nyaman saat menyusu dan menelan, jika kepalanya tidak menoleh. Jika lehernya harus menoleh untuk mencapai payudara, bayi mungkin akan pegal dan terlalu cepat melepas payudara dari mulutnya.
2. Tubuh bayi didekap dekat dengan tubuh ibu
Kalau badan bayi terlalu jauh dari payudara, bayi cenderung hanya bisa “menangkap” puting saja.
3. Ibu menopang seluruh tubuh bayi – bukan hanya kepala dan bahu
4. Bawa bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting
Sama seperti halnya kita orang dewasa, bayi akan lebih nyaman saat menyusu dan menelan, jika kepalanya tidak menoleh. Jika lehernya harus menoleh untuk mencapai payudara, bayi mungkin akan pegal dan terlalu cepat melepas payudara dari mulutnya.
2. Tubuh bayi didekap dekat dengan tubuh ibu
Kalau badan bayi terlalu jauh dari payudara, bayi cenderung hanya bisa “menangkap” puting saja.
3. Ibu menopang seluruh tubuh bayi – bukan hanya kepala dan bahu
4. Bawa bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting
Dengan
catatan 4 poin di atas, kita bisa memilih posisi-posisi ini :
•
CRADLE
HOLD, ibu duduk tegak, kepala bayi disangga oleh tangan yang
satu sisi dengan payudara yang disusukan. Posisi ini paling umum digunakan,
termasuk di masyarakat kita, tapi bukan berarti semua orang pasti nyaman dengan
posisi ini. Pada cradle hold kita biasanya agak sulit
mengatur kepala bayi dan mengarahkannya ke payudara ibu.
•
CROSS-CRADLE
HOLD, kepala bayi disangga oleh tangan yang berlawanan arah
terhadap payudara yang disusukan. Posisi ini bisa digunakan untuk bayi kecil
atau sakit.
Untuk
ibu yang memiliki anak kembar, bisa menyusui dua anak sekaligus dengan posisi double
football atau double cradle, atau kombinasi
keduanya. Saat menyusui bayi kembar, pada awalnya mungkin Bunda perlu bantuan
anggota keluarga lain, dan perlu menyiapkan bantal-bantal untuk memudahkan.
2.
Pengurutan kedua
Sokong
payudara kiri dengan tangan kiri, kemudia dua atau tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangakal payudara dan
berakhir pada putting susu. Lakukan 2 gerakan tiap payudara bergantian.
3.
Pengurutan
ketiga
Sokong payudara
kiri dengan satu tangan, sedangakan tangan lainnya mengurut denagn sisi
kelingking dari arah tepi ke arah putting susu. Lakukan sekitar 30 kali.
4.
Pengompresan
Kompres
payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan kompres
air dingin. Kompres bergantian selama 3 kali dan akhiri dengan kompres air
hangat.
5.
Pengosongan
ASI
Pengosongan
ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan ASI. Keluarkan air susu dengan
meletakan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2 sampai 3 cm dari puting susu dan
tamping ASI yang keluar. Tekan payudara ke arah dada dan perhatiakn agar
jari-jari tangan diregangkan.Angakat payudara yang agak besar dahulu lalu tekan
kea rah dada. Gerakan ibu jari dan telunjuk kea rah putting susu untuk menekan
dan mengosongkan tempat penamnpungan susu pada payudara tanpa rasa sakit.
Ulangi untuk masing-masing payudara.
Berikut adalah
tips untuk perawatan payudara
1.
Kenakan bra
untuk menjaga bentuk payudara agar tetap indah. Pilih ukuran bra yang sesuai
agar dapat menopang payudara denagan baik.
2.
Bersihkan
secara rutin daerah seputar putting susu dengan kapas yang di basahi air
hangat.
3.
Oleskan minyak
zaitun pada payudara untuk menjaga kelembapan. Agar hasilnya lebih maksimal,
lakukan pijitan ringan dengan gerakan lembut. Lakukan senam ringan denganm
fokus untuk memperkuat otot dada.
Perawatan payudara yang tidak tepat,
bisa menimbulkan penyakit kanker payudara.Gejala awal penyakit ini ditandai
denagnm munculnya benjolan sebesar kelereng.Benjolan ini tidak teraba dengan
tangan ketika ukuran nya masih kecil. Selaim itu, salah satu putting susu
mengeluarkan cairan berwarna merahdan berbekas di bra. Jika gejala ini muncul,
sebaiknya segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air
Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada
bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.
Adanya
kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI
secara Eksklusif.
Masih
rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
3.2 Saran
Perlu
peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui
kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan
payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
Perlu
ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin,
Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu
baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar