KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb Neonatus mengenai Pencegahan Infeksidapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Askeb Neonatusdengan
dosen pembimbingBinti Fudliyah,SST.Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya
mahasiswa D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu,
dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amien
Jakarta, 31 Oktober2014
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik
di rumah sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko terfeksi kecuali kalau
dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Persalinan aman dan bersih merupakan salah satu pilar safe motherhood.Bersih artinya bebas
dari infeksi.Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan
penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal. Persalinan terjadi di
rumah sakit atau rumah bersalin yang
telah menjalankan praktik pencegahan infeksi dengan baik. Dengan demikian,
infeksi nosokomial atau dengan organisme yang kebal terhadap banyak obat
menjadi rendah.
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan
dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan antara lain
adalah imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, hepatitis B). Dengan
demikian risiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.
Dengan
demikian dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pencegahan infeksi?
2. Bagaimana carapencegahan infeksi?
3. Bagaimana proses perawatan bayi baru
lahir agar tidak terkena infeksi?
4. Apa yang
dimaksud dengan infeksi?
5. Apa saja macam
infeksi?
6. Bagaimana tanda – tanda
infeksi pada neonatus bayi dan balita?
7. Cara
pencegahan infeksi pada neonatus bayi dan balita?
1.3.
Tujuan
1. Memahami dan mengerti mengenai
pencegahan infeksi.
3. Mengetahui cara perawatan bayi baru
lahir agar tidak terkena infeksi.
4. Agar kita
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan infeksi
5. Agar kita
dapat mengetahui macam – macam infeksi
6. Agar kita
dapat mengetahui tanda – tanda infeksi pada neonatus bayi dan balita
7. Agar kita
dapat mengetahui cara pencegahan terhadap infeksi pada neonatus, bayi dan
balita.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. TINJAUAN TEORI
Iinfeksi pada bayi cepat
sekali meluas. Infeksi BBL lebih sering ditemukan di RS daripada di rumah, dari
ibu, petugas kesehatan, (dokter atau perawat) dan petugas kesehatan yang lain
jga pengunjung yang datang keruangan.
Macam
– macam infeksi pada neonates:
a.
Tetanus
neonatorum
b.
CMV
c.
Virus
herpes simplex.
Penyebab
:
Infeksi
neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan dibagi dalam 3 golongan
yaitu :
1.
Infeksi
intranatal
Kuman
dari vagina naik dan masuk dalam rongga amnion setelah ketuban pecah.Infeksi
dapat terjadi walaupaun ketuban masi utuh.Misalnya pada partus lama dan sering
dilakukan pemeriksaan dalam.Janin terkena infeksin karena inhalasi likuor yang
septik sehingga terjadi pneumonia congenital/karena kuman memasuki peredaran
darahnya dan menyebabkan seplikerta.Infeksi inranatal dapat juga dengan jalan
kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina mis blenorea.
2.
Infeksi
antenatal
Kuman
mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plaseta dan selanjutnya infeksi
melalui sirkulasi umbilikus masuk ke janin.
3.
Infeksi
pascanatal
Infeksi terjadi sesuda
bayi lahir lengkap, infeksi terjadi akibat penggunaan alat-alat perawatan yang
tidak steril atau karena cross intection.
CARA PENULARAN MIKROORGANISME
Proses penyebaran rnikroorganisme ke
dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan, dapat meialui berbagai cara, di
antaranya:
1. Kontak Tubuh. Kuman masuk ke dalam
tubuh melalui proses penyebaran secara langsung, maupun tidak langsung.
2.
Makanan
dan minuman
3.
Serangga
4. Udara
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES
INFEKSI
a. Sumber Penyakit
Sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi berjalan
cepat atau lambat.
b.
Kuman
penyebab
Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme,
kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinva.
c.
Cara
Membebaskan Sumber dari Kuman
kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat/lambat,
seperti tingkat keasaman (pH), suhu, dll.
d.
Cara
Penularan
Cara penularan seperti kontak melalui makanan atau udara,
dapat menyebabkan penyebar.
e.
Cara
Masuknya Kuman.
Proses penyebaran tergantung dari sifatnya. Kuman dapat
masuk melalui pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan lain-lain.
f.
Daya
Tahan Tubuh
Daya
tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses
penyembuhan.
Diagnosis infeksi
tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada bayi lebih tua sering
kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan yang cermat.
Diagnosis ini dapat dibuat
apabila terdapat kelainan tingka laku bayi dapat merupakan tanda – tanda
permulaan infeksi umum.
Tada infeksi pada bayi biasanya tidak khas sperti yang
terdapat pada bayi yang lebih tua, ada beberapa gejala yaitu :
a.
Malas minum
b.
Gelisa
c.
Frekuensi pernafasan meningkat
d.
Berat badan turun
e.
Pergerakan kurang
f.
Munta
g.
Diare
h.
Odema
i.
Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau
kurang dari normal.
2. 1 Pencegahan Infeksi
Pencegahan
Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru
lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan
infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi
bayi baru lahir sbb.
1. Mencuci tangan secara seksama
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi
2. Memakai sarung tangan bersih saat
melayani bayi yang belum dimandikan
3. Memastikan semua peralatan telah
disterilkan
4. Memastikan semua perlenkapan bayi
dalam keadaan bersih,
5. Memastikan semua alat-alat yang
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan
diri, terutama payu dara,
7. Membersihkan muka, pantat,dan tali
pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari,
8. Menjaga bayi dari orang-orang yang
menderita infeksi.
Upaya lain untuk mencegah infeksi
sbb.
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat,
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka
tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur,
dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus,
dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain :
kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit,
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya
infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar
terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan
terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta
adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.
3. Pencegahan infeksi pada mata bayi
baru lahir,
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah
dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan
obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan salep
mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi
pada mata.
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus
segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama
tetesan polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio
secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis B
sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara bertahap.
Tanda bahaya bayi dengan satu atau
lebih tanda berikut ini perlu di
rujuk ke dokter
· Sulit menyusui
· Litargi ( tidur terus sehingga
tidak menyusu)
· Demam atau hipotermia
· Tidak BAB selama 3 hari (
kemungkinan anus tidak mempunyai lobang
· Sianosis pada kulit atau bibir
· Ikterus berat
· Muntah terus menerus
· Muntah dan perut membesar
· Kesulitan bernafas
· Perilaku tangis yang tidak normal
· Mata bengkak dan bernanah/ berair
· Mekonium cair berwarna hijau gelap
dengan lendir/darah
|
2. 2
Prinsip Dasar
Amati prakte-praktek di bawah ini
untuk melindungi bayi, ibu da petugas kesehatan terhadap infeksi. Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penyebaran infeksi :
·
Setiap orang (pasien dan petugas pelayanan kesehatan ) harus
dianggaap berpotensI menularkan infeksi
·
Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dalam
mencegah kontaminasi langsung
·
Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh setiap kulit yang
luka, selaput lendir ( mukosa ), darah dan cairan tubuh lainnya ( secret )
·
Gunakan pelindung ( barier ) seperti kacamata ( goggles ),
makes celemek ( apron ) pada setiap kali yang melakukan kegiatan pelayanan yang
diantisipasi dapat terkena percikan atau terkena darah dan cairn tubuh pasien
·
Selalu melakukan tindakan/prosedur menurut langkah yang aman
seperti tidak membengkokkan jarum dengan tangan, memegang alat medik dan
prosesnya dengan benar, membuang proses samppah medik dengan benar
·
Bersihkan dan bila perlu lakukan disinfeksi peralatan dan
barang yang digunakan sebelum daur ulang
·
Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin
·
Letakkan bayi yang mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan
( misalnya bayi dengan diare yang terinfeksius ) di dalam ruangan khusus
2. 3 Cuci
Tangan
a. Cuci tangan dengan sabun dan air
atau menggunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol :
§ Sebelum dan sesudah merawat bayi
serta sebelum melakukan tindakan
§ Sesudah melepas sarung tangan
§ Sesudah memegang instrument atau
barang yang kotor
b. Beri petunjuk pada ibu dan anggota
lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Cara
cuci tangan :
§ Basahi kedua tangan
§ Cuci tangan selama 10-15’ dengan
sabun dan air mengalir
§ Biarkan tangan kering di udara atau
keringkan denga kertas bersih atau handuk pribadi
· Membersihakn tangan dengan caiaran
pembersih berbasis alkohol ( dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60 %
), lebih efektif dibanding dibanding dengan cuci tangan, kecuali kalua tangan
memeang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan memakai cairan
pembersih tangan berbasis alkohol :
§ Basahi seluruh permukaan tangan dan
jari dengan cairan pembersi tangan
§ Basuh dan gosokkan cairan ketangan
sampai kering
2.
4 Perlengkapan Perlindungan Mandiri
Cegah
paparan terhadap infeksi denga menggunakan barier atau pelindung untuk
melindungi diri dari semburan dan jejkas dari benda tajam.
·
Bila mungkin pakai sepatu tertutup, jangan telanjang kaki.
·
Bila sarung tangan diperlukan tindakan, gunakan sepasang
sarung tangan untuk tiap bayi guna menghindari kontaminasi silang dan buanglah
sarung tangan yang sudah kotor. Gunakan sarug tangan yang berbeda untuk setiap
situasi :
§ Sarung tangan steril atau sarung
tangan desinfeksi tinggi bila memegang atau kontak langsung dengan kulit lecet,
jaringan dibawah kulit atau darah
§ Sarung tangan yang bersih bila ada
kontak dengan membrane mukosa atau cairan tubuh ( misalnya mengambil sample
darah )
§ Sarung tangan tebal dari bahan karet
atau lateks untuk memegang barang yang terkontaminasi serta akan membersihkan
atau membuang kotoran
·
Sarung tangan sekali pakai sangat dianjurkan, tetapi
dibeberapa tempat karena keterbatasan sarana sarung tangan untuk tindakan bedah
dapat dipakai ulang setelah :
§ Dilakukan dekontaminasi direndam
dalam larutan klorin selam a10 menit
§ Cuci dan bilas
§ Disterilkan dengan autoklaf (
membunuh organisme ) atau desinfeksi tingkat tinggi dengan direbus atau dikukus
( membunuh organisme kecuali beberapa endospora )
§ Catatan: bila sarung tangan bedah
dipakai ulang, tidak boleh lebih dari tiga kali karena dikhawatirkan terjadi
robekan yang tidak dapat terlihat
2.
5 Perawatan Secara Umum
Petunjuk untuk mwengurangi risiko infeksi pada bayi sesudah
lahir adalah sebagai berikut :
·
Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet waktu
memegang BBL sampai dengan kulit bayi bersih dari darah, mekonium dan cairan
·
Bersihkan darah dari cairan tubuh bayi lainnya dengan
menggunakan lapas yang direndam air hangat kemudian dikeringkan
·
Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus bayi etiap selesai
mengganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan kapas yang direndam
air hangat, air larutan sabun dan kemudian keringkan dengan hati-hati
·
Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat
·
Ajari ibu werawat payudara dan bagaimana cara mengurangi
trauma pada payudara dan putting agar tidak terjadi mastitis
2.
6 Teknik Aseptik Untuk Melakukan Tindakan
Teknik
aseptik membuat tindakan lebih aman bagi BBL maupun tenaga kesehatan dengan
mengurangi atau menghilangkan organisme dikulit, jaringan atau benda mati ketingkat
lebih aman. Meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Cuci tangan selama 3-5 menit dengan menggunakan sekat yang
lembut dan sabun antiseptic
·
Kenakan sarung tangan steril atau sarung tangan yang DTT
·
Siapkan kulit untuk dilakukan tindakan dengan mencuci dengan
menggunakan cairan antiseptik dengan gerakan melingkar, gerakan dari sentral
keluar seperti membentuk spiral
·
Bila
ragu-0ragu apakah peralatannya terkontaminasi atau tidak, anggaplah saja
terkontaminasi
2.7 Cairan Antiseptik dan
Desinfektan
Meskipun kedua istilah ini sering tertukar, cairan anti
septic dan cairan desinfektan masing-masing mempunyai manfaat yang
berbeda.Cairan antiseptic digunakan untuk kulit dan biasanya tidak sekuat
desinfektan.Desinfektan digunakan dekontaminasi alat atau bahan yang
terkontaminasi derajat tinggi.
Cara mencegah kontaminasi cairan
antiseptic dan desinfektan :
·
Bila perlu pengenceran, hanya menggunakan air yang dimasak.
·
Jaga jangan sampai mulut botol besar tempat cairan
terkontaminasi waktu menuangkan cairan kedalam botol/tempat yang lebih kecil.
·
Kosongkan dan cuci tabung dengan sabun dan air kemudian
keringkan di udara terbuka paling tidak seminggu.
·
Tuangkan cairan antiseptic keatas gulungan kapas atau kain
kasa, jangan mencelupkan kapas/kain kasa kedalam caian antiseptk.
·
Simpan caira ditempat dingn dan gelap
2.8 Pembersihan dan Pembuangan
Tempat Sampah
Membersihkan secara teratur dan teliti akan mengurangi mikro
organisme dipermukaan dapat mencegah infeksi dan luka.
·
Setiap perawatan BBL harus mempunyai jadwal membersihkan.
·
Ikuti petunjuk membersihkan.
·
Yakinkan selalu tersedia ember bersih yang berisi cairan
clorin 0,5% atau cairan local yang ada atau cairan pembersih yang aman.
·
Segera bersihkan darah dengan menyemprot cairan clorin 0,5%.
Bungkus dan tutup dengan kain linen yang bersih dan simpan dalam lemari
tertutup untuk mnghindari kontaminasi dengan debu.
Ø Sesudah digunakan, basuh tempat
tidur, meja, dan troli untuk tindakan menggunakan cairan pembersih dengan
larutan clorin 0,5% atau cairan diterjen.
·
Lantai dan permukaan yang horizontal harus dibersihkan
setiap hari atau sesuai dengan kebutuhan dengan cairan pembersih larutan clorin
0,5% dan cairan diterjen.
·
Pisahkan cairan yang terkontaminasi misalnya darah, nanah,
dan barang yang kotor dari beda yang tidak tekontaminasi dan bakarlah.
·
Yakinkan bahwa barang tajam yang terkontaminasi telah
dibakar dan dikubur.
2.9
Cara Lain Pencegahan Infeksi
·
Ruang perawatan resiko di lokasi diare yang tidak terlalu
banyak dilewati orang dan jalur masuknya terbatas.
·
Bila mungkin, sediakan ruangan khusus dan bayi baru lahir
yakinkan bahwa tenaga yang berhubungan langsung dengan BBL telah di
imunisasikan rubella, campak, hepatitis B, dan parotitis serta mendapat vaksin
influenza setiap tahun.
·
Tenaga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh
dating dan berhubungan langsung dengan bayi baru lahir.
·
Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut,
misalnya virus pernafasan tidak diperbolehka masuk ke ruangan perawatan bayi
resiko tinggi.
·
Hindari staf yang berlebih atau staf yang kurang. Jangan
meletakkan dua bayi dalam boks dan incubator yang sama.
·
Batasi jumlah tenaga yang menangani bayi.
Virus-sitomegalo virus, enterovirus, respiratory sincytial
virus dan rhinovirus.
2.10
Infeksi Janin dan Bayi Baru Lahir
Infeksi
janin dan bayi baru lahir diklasifikasi atas dasar :
1. In utero (transplacenta).
2. Sewaktu melalui jalan lahir
(transmisi vertical)
3. Pada masa neonatal (yaitu dalam 28
hari ertama setelah melahirkan)
Infeksi
in utero termasuk yang disebabkan oleh :
§ Virus-sitomegalovirus, rubella,
varisela,HIV, dan parovirus.
§ Protozoa-toksoplasmosis gondii, dan
§ Bakteri-sifilis congenital.
Intrapartum(ibu
ke bayi baru lahir) dan infeksi bayi baru lahir pasca persalinan termasuk yang
disebabkan oleh ;
Virus hepatitis B, hepatitis C, HIV,
Virus herpes simpleks (HSV), human papiloma virus dan parovirus.
Bacteria-E.coli, group
streptococcus, jamur (species candida) konjungtivitis karena klamidia; gonorea,
atau listeria monositogenes, dan sejumlah hasil anaerob grand negative.
Infeksi
bayi baru lahir selama bulan pertama, termasuk :
§ Protozoa-malaria banyak dinegara
tropis dan
§ Bacteria-tuberculosis dan tetanes.
2.11
Pencegahan Penyakit Infeksi Janin dan Bayi Baru Lahir
Pencegahan
telah lama menjadi satu satunya alternative dalam memerangi penyakit infeksi
baya baru lahir. Selama 50 tahun terakhir ini upaya pencegahan berhasil
mengurangi resiko infeksi janin dan bayi baru lahir di Negara-negara
berkembang.keberhasilan ini telah dilaksanakan melalui :
§ Imunisasi maternal (tetanus,
rubella, varisella, dan hepatitis B).
§ Pengobatan antenatal sifilis
maternal, gonorhoe, klamidea.
§ Penggunaan profilaksia obat tetes
mata postnatal untuk mencegah infelsi
mata (konjungtivitis) karena klamidea, gonorhoe dan jamur (kandida).
§ Pengobatan profilaksis perempuan
hamil yang beresiko terhadap penyakit groupB streptococcus.
§ Pengobatan dengan anti retroviral
(ARV) maternal (antenatal dan intrapartum) dan bayi baru lahir (post natal)
untuk mencegah HIV.
2.12
Perawatan Postnatal Bayi Baru Lahir
Meminimalkan
resiko infeksi bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
§ Pakai sarung tangan dan apron
plastic atau karet kalau menangani bayi sampai darah, mekonium atau cairan
amnion dibersihkan dari kulit bayi.
§ Bersihkan darah dan cairan tubuh
lainnya secara berhati-hati dengan menggunakan kapas, bukan kasa yang
dicelupkan kedlam air hangat diikuti dengan pengeringan kulit.
§ Cuci tangan sebelum memegang atau
merawat bayi. Alternatifnya dapat
menggunakan produk antiseptic berbasis alcohol tak berair.
§ Tunda membersihkan bayi baru lahir
sampai suhunya stabil ( biasanya 6 jam). Yang sangat penting adalah area pantat
dan perineal. Area ini harus selalu dibersihkan pada setiap penggantian popok,
atau sesering yang diperlukan, dengan menggunakan kapas yang dicelupkan kedalam
air sabun hangat, kemudian dikeringkan dengan hati-hati.
§ Gaun penutup atau masker tidak
diperlukan sewaktu menangani bayi.
§ Tidak ada satu perawatan tali pusat
yang terbukti superior dalam mencegah kolonisasi atau infeksi.
Secara
umum adalah :
§ Cuci tangan , atau pakai anticeotik
pencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan tali pusat.
§ Tali pusat harus selalu bersih dan
kering.
§ Jangan tutupi tali pusat dengan
gurita.
§ Diaper/ popok dilipat dibawah
puntung tali pusat.
§ Jika puntung tali pusat kotor,
hati-hati cuci dengan air matang yang diberi sabun, bersihkan dengan air
matang, keringkan dengan kain bersih.
§ Jelaskan pada ibu, jika puntung tali
pusat menjadi merah atau bernana, bawa bayi ke klinik atau rumahsakit
secepatnya.
PENCEGAHAN
I.
Pencegahan
infeksi pada tali pusat
Upaya
ini lakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka
tersebut tetap bersi, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah tali pusat.Apabila tali pusat
kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan sabun, segera
dikeringkan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan
kering. Dilarang membubukan atau mengoleskan ramuan abu dapur dan sebagainya
pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat
berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai,
antara lain kulit sekitar tali pusat berwarna kemerahan, nanah dan berwarna
busuk. Mengawasih dan segera melaporkan kepada dokter, jika tali pusat
ditemukan pendarahan, pembebakan, keluar cairan tampak merah atau berbau busuk.
II.
Pencegahan
infeksi pada kulit
Beberapa
cara yang diketahui dapat mencega terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir
atau penyakit infeksi lain adalah meletakan bayi didada ibu agar terjadi kontak
langsung ibu dan bayi sehingga mengyebabkan kolonisasi mikro organisme ada
dikulit dan saluran pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu dan cenderung
bersipat non patogen, serta adanya zat anti body bayi yang sudah terbentuk dan
terkandung dalah air susu ibu.
III.
Pencegahan
infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara
mencega infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir
dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersikan kedua mata bayi segerah
setela lahir dengan kapas atau sapu tangan yang halus dan bersih yang telah
dibersikan dengan air hangat. Dalam waktu satu jam setelah bayi lahir berikan
salep atau obat tetes mata untuk mencegah optalmia neonatorium (tertrasilin 1%,
eritrozin 0,5% atau nitras argensi) biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat
yang ada disekitar mata jangan dibersikan setelah selesai merawat mata bayi cuci
tangan kembali. Keterlambatan memberikan salap mata misalnya bayi baru lahir
diberikan salep mata setelah lewat 1 jam setelah lahir merupakan sebab
tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi yang baru lahir
IV.
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi secara umum
a.
Gunakan sarung tangan dan celemek plastik atau karet
waktu memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit dengan kulit bayi bersi dari
darah dan cairan.
b.
Bersikan darah dan cairan tubuh bayi lainnya dengan
menggunakan kapas yang direndam di dalam air hangat kemudian keringkan.
c.
Bersikan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap
selesai mengganti popok.
d.
Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat.
e.
Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi
trauma pada payudara dan puting agar tidak terjadi mastitis.
f.
Rungan perawat bayi resiko diarea yang tidak terlazlu
banyak dilewati orang dan jarungan masuknya terbatas.
BAB
III
penutup
KESIMPULAN
Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan
kesehatan rumah sakit dan penyelia klinik, untuk memahami prinsip-prinsip dasar
pencegahan infeksi, termasuk siklus penyebaran penyakit dan konsep-konsep
lainnya yang penting.
Pencegahan infeksi merupakan bagian
terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang
dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela,
hepatitis B). Dengan demikian risiko infeksi bayi baru lahir dapat di
minimalkan.
SARAN
Dengan penulisan makala
ini penulis berharap agar dapat menamba ilmu pengetahuan kepada pembaca oleh
karena itu, harapa penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar