BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anensefalus ialah otak yang
tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari tabung saraf untuk
menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan keguguran, janin
mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan
asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur atau selambat-lambatnya
pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3 bulan pertama)
dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat
berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman
seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar
lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang mengkonsumsi asam folat sedini
mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan tabung saraf dimulai pada
awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila
mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian Anensefali?
2.
Apakah Penyebab Anensefali?
3.
Bagaimana pemeriksaan untuk Anensefali?
4.
Bagaimana cara pencegahan bayi Anencephalus ?
5.
Bagaimana penatalaksanaan bayi dengan Anencephalus ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk Mengetahui peengertian Anensefali
2.
Untuk mengetahui penyebab Anensefali
3.
Untuk mengetahui cara pemeriksaan Anensefali
4.
Untuk mengetahui cara pencegahan Anencephalus
5.
Untuk mengetahui penatalaksanaan Anencephalus
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ANENSEFALI
Beberapa pengertian anencephalus menurut beberapa sumber :
1.
Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan
otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu
kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan
pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
2. Anensefalus terjadi jika tabung saraf
sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di
lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.
3. Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf
pada janin sehingga pembentukan tulang pelindung otak terganggu. Anencephaly
biasanya terjadi 23 dan 26 hari usia kehamilan.
4. Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf
pada janin sehingga pembentukan tulang pelindung otak terganggu.
5. Anencephaly
adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak bayi tidak
terbentuk. Sisa jaringan otak - biasanya bagian dari batang otak - terlindung
oleh selaput yang tipis saja.
2.2 PATOFISIOLOGIS
Anencephaly tergolong rumpun cacat bumbung
saraf atau neural
tube defect (NTD). Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada
pembentukan yang terjadi antara 20 sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur
(Sadler 1998). Sel-sel plat saraf (neural plate) membentuk sistim saraf
pada janin. Pada pertumbuhan yang normal, sel-sel tersebut saling melipat satu
sama lainnya untuk membentuk yang dinamakan bumbung atau tabung saraf (neural
tube), yang selanjutnya membentuk menjadi tulang punggung dan urat
sarafnya. Setelah beberapa transformasi (perubahan bentuk), kutup utama (superior
pole) akhirnya terbentuk menjadi otak. Pada kasus NTD, bumbung saraf
ini gagal menutup secara sempurna.
Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin
dengan penyakit ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga
tanpa meninges, kedua belah hemisphere otak dan tempurung kepala (vault
of cranium), akan tetapi bagian dari batang otak biasanya tetap ada. Sisa
jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis saja. Kemungkinan bayinya buta
dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa saja yang berfungsi.
Kira-kira ¼ bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan, sedangkan yang
selamat pada saat dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam atau
beberapa hari (Jaquier 2006).
2.3 PENYEBAB ANENSEFALI
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan
memiliki orang tua yang jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun
factor resiko. Sebanyak 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui,
sisanya disebabkan oleh factor lingkungan atau genetic atau kombinasi dari
keduanya. Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat :
hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu,
serta kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan metabolisme biasanya berupa
hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. Penyebab lain dari
kelainan bawaan adalah pemakaian alcohol oleh ibu hamil. Pemakaian alcohol oleh
ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alcohol pada janin dan obat-obat tertentu
yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Penyakit Rh,
terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh yang berbeda juga dapat
meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah
atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian
menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan,
juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada
3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Resiko terjadinya anensefalus bisa
dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum
hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
Beberapa factor
yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1.
Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau
bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan.
Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. Infeksi pada ibu hamil
juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan
sejumlah kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi toksoplasmosis
pada ibu hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma
varicella congenital
2.
Faktor gizi
Salah satu zat yang penting .,untuk
pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi
sebelum wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita subur sebaiknya
mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.
3.
Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh
cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan
ketuban yang abnormal, yang bisa menyebabkan atau menunjukkan kelainan bawaan.
Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa mzsdfghhemperngaruhi pertumbuhan
paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal
yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban
terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh
kelainan otak yang berat misalnya anensefalus atau atresia esophagus.
4.
Faktor genetic dan kromosom
Beberapa kelainan bawaan merupakan
penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu
atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam
kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang atau cacat,
bisa terjadi kelainan bawaan. Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom
juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama
pembentukan sel telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan
kromosom yang terlalu banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom
yang telah mengalami kerusakan. Semakin
tua seorang wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar
kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan
bawaan yang lainnya disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang
bersifat spontan dan tidak dapat dijelaskan).
2.4 PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
*Pemeriksaan
Anensefali :
·
Kadar asam
lemak dalam serum ibu hamil
·
Amniosentesis
(untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein
·
Kadar
alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
·
Kadar estriol
pada air kemih ibu
·
Usg.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan,
mereka lahir dalam keadaan meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa
hari setelah lahir.
*Diagnosis
Anensefal :
Pada palpasi tidak dapat
ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan lunak, tekanan pada
tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan bunyi
jantung menjadi lambat.
1.
Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil
dengan faktor resiko kelainan kongenital.
2.
Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal
bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
Seorang spesialis dengan alat USG
yang resolusinya tinggi, dapat mendeteksi anencephaly pada umur kehamilan 10 minggu. Dalam keadaan kurang
menguntungkan, anencephaly baru dapat diketahui atau diduga pada umur kehamilan
16 minggu. Tingkat AFP dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah
ibu). Kalau tingkat AFPnya tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita
kelainan NTD. Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis)
untuk memastikan adanya masalah.
Scan mesti
dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada minggu
ke-16. Anencephaly
adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG dengan sangat mudah. Jika
seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur kehamilan 16 minggu dan
ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan salah diagnose sangat
kecil.
Sementara tes darah ibu yang
hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan bahwa ada risiko lebih tinggi
bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD. Kebanyakan
hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi
yang sehat. Ini menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya
melakukan tes-tes lebih lanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita
salah satu kelainan tersebut diatas.
Kehamilan
dengan bayi anencephaly tidak ada
pengaruh apa-apa. Akan tetapi, pada sekitar 25% wanita yang mengandung anak
anencephaly, mengalami polyhydramnios atau kelebihan air ketuban. Hal
ini terjadi, karena reflek untuk menelan pada si bayi, kadang-kadang tidak
berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air ketuban seperti halnya
dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat kelebihan, akan
mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada kemungkinan bayinya
lahir premature atau air ketuban pecah. Untuk mengurangi kelebihan air ketuban,
seorang dokter dapat melakukan amniocentesis. Air ketuban di sedot
dengan syringe, sehingga sang ibu merasa lebih lega.
Tubuh
sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung kepalanya (vault
of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian
belakang kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna
merah tua hanya tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala
yang dalam keadaan terbuka. Besarnya „lobang“ ini berbeda-beda dari satu bayi
ke bayi lainnya. Ada kemungkinan bola mata bayi agak menonjol keluar,
diakibatkan oleh karena kelainan bentuk tengkorak bagian mata, sehingga ucap
kali bayi anencephaly dapat julukan mirip “kodok”.
2.5 PENATALAKSANAAN ANENSEFALI
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa
di antaranya:
1. Wanita yang mempunyai keluarga
dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih waspada karena bisa
diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum hamil”.
2. Usahakan untuk tidak hamil jika usia
ibu sudah mencapai 40 tahun.
3. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau
antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk melakukan USG minimal tiap
trimester.
4. Jalani pola hidup sehat. Hentikan
kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga alkohol dan narkoba
karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya
kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab
keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang
sempurna.
5. Penuhi kebutuhan akan asam folat.
Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam folat ini.
6. Hindari asupan vitamin A berdosis
tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air, tapi larut
dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara
lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing
dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
7. Jangan minum sembarang obat, baik
yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin.
8. Pilih makanan dan masakan yang
sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah matang (steak atau
sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan
janin dan ibunya.
9. Kalau ada infeksi, obatilah segera :
terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling
baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih direncanakan, bukan setelah
terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi, pengobatan bisa
langsung dilakukan.
10. Dianjurkan setiap wanita usia subur
yang telah menikah untuk mengkonsumsi multivitamin yang mengandung 400 mcg asam
folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah melahirkan anak dengan cacat
tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang lebih
tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.
11. Tidak mengkonsumsi alkohol
samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat menimbulkan fetal alcohol
syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan
perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf
pusat.
12. Saat kehamilan, dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-Protein (AFP) untuk
melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus. Selain
itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi
korealis dari janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang
telah berusia di atas 35 tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi
melahirkan bayi cacat.
13. Yang tidak kalah pentingnya adalah
melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikan dengan dokter mengenai
penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan lainnya, juga
obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.
2.6 PENCEGAHAN ANENSEFALI
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat
bawaan. Inilah beberapa di
antaranya:
·
Wanita yang
mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih waspada
karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum
hamil”.
·
Usahakan untuk
tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
·
Lakukan
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
·
Jalani
pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain
juga alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta
memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan
kongenital adalah penyebab keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru
janin tidak dapat berkembang sempurna.
·
Penuhi
kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam
folat ini.
·
Hindari asupan
vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut
dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam
tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat
gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat
gangguan kelenjar adrenal.
·
Jangan minum
sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk
terhadap janin.
·
Pilih makanan
dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah
matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
·
Kalau ada
infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan
masih direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui
sedang terinfeksi, pengobatan bisa langsung dilakukan.
2.7 TINDAKAN BIDAN BILA
MENEMUKAN BAYI ANENCEPHALUS
1. Beritahu pada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Beritahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan di rujuk
3. Observasi keadaan ibu setiap 15 menit
4. Pasang oksigen dan infuse
5. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan
miring ke kiri
6. Berikan ibu makan dan minum
7. Berikan ibu dukungan
8. Dampingi ibu saat merujuk
9. Dokumentasikan tindakan yang
dilakukan
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Anencepalus merupakan
cacat bawaan yang merupakan sebab penting dari kelahiran mati. Kelainan cacat
bawaan dipengaruhi oleh umur, paritas, bangsa ibu, dan juga oleh jenis kelamin
janin. Pencegahan dini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kematian
bayi akibat Anencephalus seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur,
pemberian dan pemakaian konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor
nutrisi dengan gizi seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat
tinggal ibu sangat mempengaruhi janin menderita Anencephalus
3.2 SARAN
Kepada
mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang menyertai
kehamilan dan persalinan khususnya anencephalus.
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat
mengetahui tindak lanjut penanganan anencephalus yang menyertai kehamilan dan
persalinan, dan bidan dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya anencephalus
dalam kehamilan dan persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar