A.
LATAR
BELAKANG
Pentingnya imunisasi adalah karena
adanya data bahwa setiap tahun, 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Imunisasi diberikan pada anak
untuk melindunginya dari penyakit-penyakit berbahaya, yang sering kali dapat
mengakibatkan cacat atau kematian.Pemberian imunisasi adalah untuk pencegahan
terhadap penyakit. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus dan berhak
untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu. Wanita hamil harus
diberikan imunisasi untuk melindungi mereka dan janin misalnya vaksinasi
terhadap tetanus, MMR (Measles=campak, Mumps=gondongan dan Rubella=campak
jerman), dan cacar air bila ibu belum pernah menderita penyakit tersebut.
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat.
Orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya
mendapatkan imunisasi. Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian
imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat
fisik/mental atau mengalami malnutrisi ( Kekurangan Gizi ). Imunisasi campak,
sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring
bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi
tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular,
dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit
yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali
seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan
terkena lagi. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa
terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat,
selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2
hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak.
Komplikasi ini yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa
itu imunisasi ?
b. Apa
pentingnya imunisasi ?
c. Apa
itu Campak ?
d.
Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?
e.
Bagaimana
etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?
f.
Bagaimana masa
inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
g.
Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
h.
Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit
campak?
C.
TUJUAN
PENULISAN
a. Pembaca
dapat mengetahui definisi dari imunisasi
b. Pembaca
dapat engetahui pentingnya imunisasi
c.
Untuk mengetahui pengertian campak.
d.
Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.
e.
Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit
campak.
f.
Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit
campak.
g.
Agar kita
mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
h.
Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan
penyakit campak.
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
DEFINISI
IMUNISASI
Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan
zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya BCG, DPT, dan
campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).
B.
TUJUAN IMUNISASI
Tujuan pemberian imunisasi adalah
diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
C. PENTINGNYA IMUNISASI
Bayi yang kelihatannya sehat belum
tentu kebal terhadap serangan penyakit berbahaya. Membawa bayi kita ke Posyandu
atau tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi lengkap
sesuai jadual adalah wujud kasih sayang dan tanggung jawab melindungi buah hati
tercinta.
D.
PENGERTIAN
CAMPAK
Penyakit
Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi
virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan
infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum
vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika
seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap
penyakit ini.
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu
:
a.
Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3 stadium
yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi,
yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
b.
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,
EGC, 2000).
c.
Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol
3, 2001).
Penyakit
campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus
morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan
secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa
gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit
dan selaput lendir.
Kekebalan
terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1
tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang
belum mendapatkan imunisasi kedua.
Bentuk virus
Virus
berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus
oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat
nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi
asam nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus.
Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di
selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
Ketahanan virus
Pada
temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5
hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56oC hanya
satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama
5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat
hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena selubung
luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether
labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50%
aseton dalam 30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5
hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya
potensi antigenik.
Struktur Antigenik
Infeksi
dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody,
complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody. Imunoglobulin
kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan
mencapai titer tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat
sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG
menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah lama. Antibodi
protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen haemagglutinin murni.
F. PATOFISIOLOGI
Penyebab
penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak
agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi
menjadi 3 fase.
r Fase
pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase
ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa
pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.
r Pada
fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu,
seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila
melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul
bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami
diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5
derajat Celcius.
r Fase
ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang
terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap
dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki.
Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak
terlalu kecil.
Bercak-bercak merah ini
dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi
seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung
padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka
bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak
merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun
makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau
sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh
waktu sampai 2 minggu.
G.
RIWAYAT
ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK
Riwayat
alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Tahap prepatogenesis
b.
Tahap pathogenesis
c.
Tahap Akhir/ pasca pathogenesis.
Tahap prepatogenesis
Pada tahap
ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada dasarnya
peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage of
susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih
terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu
dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang pejamu.
Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh
pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun memang bibit
penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.
Tahap pathogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu : - Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, -
Tahap
Lanjut, dan
–Tahap Akhir.
Tahap
Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap
Ini individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.
Tahap Dini
Mulai
timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu Berupa :
¦
Panas badan
¦
Nyeri tenggorokan
¦
Hidung meler (coryza)
¦
Batuk (cough)
¦
Bercak koplik
¦
Nyeri otot
¦
Mata merah (conjunctivitis)
Tahap Lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang
berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak
dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah
dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada, punggung, perut serta terakhir
kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa
mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin mampat, tenggorokan semakin
sakit dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah.
Tahap akhir/ pasca pathogenesis
Berakhirnya
perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu :
§ Sembuh
sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali.
§ Sembuh dengan
cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh
tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
§ Carrier,
dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam
tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
§ Penyakit
tetap berlangsung kronik.
§ Berakhir
dengan kematian.
H. GEJALA PENYAKIT CAMPAK
Gejala Penyakit Campak di tandai dengan :
& Hari 1-3 :
- Demam tinggi.
- Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
- Anak batuk pilek
- Mungkin dengan muntah atau diare.
& Hari 3- 4 :
- Demam tetap tinggi.
- Timbul
ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai wajah dibelakang telinga menyebar
cepat ke seluruh tubuh.
- Mata bengkak terdapat cairan kuning kental
& Hari 4 – 6 :
- Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mongering
- Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
- Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
- Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya.
I.
MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK
Masa inkubasi
Masa tunas/
inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul
gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium
Kataral atau Prodromal
Biasanya
berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah.
Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot)
pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai.
Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang
dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose
pasti terhadap penyakit campak.
2. Stadium Erupsi
Batuk pilek
bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang anak
kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik),
timbul setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai
timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh
muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak
3. Stadium
Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak)
berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi
lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal bila tidak
terjadi komplikasi.
J.
KOMPLIKASI
PENYAKIT CAMPAK
Adapun
komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh
secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak
diinginkan. adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian
pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi
sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia, dan
Enteritis
·
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia
dapat
terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia
dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus,
Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran
pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.
·
Otitis Media Akut
Otitis media
akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang
telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi.
Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi
virus terjadi otitis media purulenta.
·
Ensefalitis
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme
(Hassan, 1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat
mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.
·
Enteritis
Enteritis terdapat pada beberapa anak
yang menderita Campak, penderita mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
K.
CARA
PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK
1. Cara Penularan
Cara
penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirup
Percikan
ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili
atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus
morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit
dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum
vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit
ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah :
Bayi berumur
lebih dari 1 tahun
Bayi yang
tidak mendapatkan imunisasi
Remaja dan
dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
2. Cara Pencegahan Penyakit
Campak
a.
Pencegahan Primordial
Pencegahan
primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko
terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak
yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki
faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua
anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial.
Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan
kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b.
Pencegahan Primer
Sasaran dari
pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni
anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit
Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi
faktor-faktor tersebut.
1.
Penyuluhan
Edukasi
Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak.
Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak
adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya
campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum,
pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak
2. Imunisasi
Di Indonesia
sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi
Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang
digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh
menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin
campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak
diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak
dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella
(MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,
sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.
Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature
antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar
matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah
dibuka hanya tahan 4 jam.
Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi
aktif pada bayi berumur 9 bulan atau
lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua
macam vaksin campak, yaitu (1) vaksin yang
berasal dari virus campak hidup yang
dilemahkan (tipe Edmonstone B), dan (2) vaksin yang
berasal dari virus campak yang dimatikan
(dalam larutan formalin dicampur dengan
garam alumunium). Namun sejak tahun 1967,
vaksin yang berasal dari virus campak
yang telah dimatikan tidak digunakan lagi,
oleh karena efek proteksinya hanya bersifat
sementara dan dapat menimbulkan gejala atypical measles
yang hebat. Vaksin yang berasal dari
virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone
strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten
(1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin campak yang
dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun dilaporkan bahwa pemberian
secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi denganondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha
atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin
diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis
epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio vaksin dan
lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada
umumnya aman dan tetap efektif.
Imunisasi pasif
Imunisasi
pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin
plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan
dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin
(gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam
waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang
sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para
kontak di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke
7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan
untuk mendapatkan derajat perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi
vaksin : reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi
(keganasan hematologi atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi
imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat.
3.
Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang
yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi
penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan
lingkungan sekitar.
c.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes
penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama
kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit
atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal
sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien
berobat.
d.
Pencegahan Tersier
Pencegahan
tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah
perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan
rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan.
Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien
dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Dalam
penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :
1. Maksud,
tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan
memanfaatkan keadaan hidup dengan komplikasi
kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin
terkait juga sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan,
baik dengan para ahli sesama ilmu.
L. PENANGANAN YANG BENAR
·
Bila campaknya ringan, anak cukup
dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus
dirawat di rumah sakit.
·
Anak campak perlu dirawat di tempat
tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada
bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.
·
Beri penderita asupan makanan bergizi
seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus
mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti
radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung
sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.
·
Lakukan pengobatan yang tepat dengan
berkonsultasi pada dokter.
·
Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap
memandikannya.
·
Anak perlu beristirahat yang cukup.
M. PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK
Penderita
Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya
saja dalam hal ini :
anak memerlukan
istirahat di tempat tidur
kompres
dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila suhu
tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
ekspektoran
: gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum
600 mg/hari.
Antitusif
perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
narcotic
antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
Mukolitik
bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral
sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali.
Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1
thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1
thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis
tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat tanda
defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin
A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
Mempertahankan
status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi
komplikasi yang timbul seperti :
Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder,
maka perlu mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol.
Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk mengurangi edema
otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :
Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.
Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu
dilakukan koreksi elektrolit dan ganguan gas darah.
Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis, sampai
gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik
diberikan sampai tiga hari demam reda.
Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan intravena dapat
dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi
N.
IMUNISASI
CAMPAK
Imunisasi
campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun
seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah
menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang
penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita
sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan
terkena lagi.
Penularan campak
terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang
terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar
10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu
(batuk, pilek, demam), mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat
melihat cahaya. Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang
akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu-dua hari
kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius.
Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas
penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil.
Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada,
muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di
beberapa bagian tibih saja dan tidak banyak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Dalam kondisi
ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan
konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati
berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang
efektif mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa
sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat.
Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak
membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa
radang paru-paru dan radang otak. Komplikasi ini yang umumnya paing sering menimbulkan
kematian pada anak.
O.
USIA
DAN JUMLAH PEMBERIAN
Sebanyak 1 kali,
Pada usia 9 bulan. Dianjurkan, pemberian
campak sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9
bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan
belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi
MMR (Measles Mump Rubella).
P.
EFEK
SAMPING
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa
menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam
berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3
hari.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Imunisasi adalah
pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah
suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi campak, sebenarnya bayi
sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya
usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan
lewat pemberian vaksin campak.
B.
SARAN
Pemberian imunisasi
harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, dimana
dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga harus mengetahui
bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan,
mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan
gizi),sehingga dapat mengurangi jumlah kematian pada anak tiap tahunnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner
& Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta
Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik. EGC :
Jakarta
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson.
1999. Ilmu Keperawatan Anak
Nelson,
2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC
Ngastiyah.
1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta:
EGC.
Staf
pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak
FKUI. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar