MAKALAH NEONATUS BAYI DAN BALITA
" RAWAT GABUNG "
Disusun Oleh :
Kelompok 25
v DITA PURNAMA DEWI
v FEBBY BELLA NUR RAMADANI
v WULAN ARDHIKA
v YULIAN FIRDAUS
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RAWAT
GABUNG.”
Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 1 November 2014
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi.......................................................................................... 4
.............................................................................................................. ..............................................................................................................
. 2.2.
Tujuan Rawat Gabung...................................................................
5
2.3. Manfaat Rawat Gabung................................................................
7
2.4. Faktor- Faktor...............................................................................
8
2.5.
Pelaksanaan Rawat Gabung..........................................................
....... 2.6. Kontra Indikasi Rawat Gabung..................................................... 9
....... 2.7. Indikasi Rawat Gabung.................................................................
9
2.8.
Keuntungan Rawat Gabung........................................................ 10
2.9.
Kerugian Rawat Gabung ............................................................ 13
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara
miskin, sekitar 25 – 50 % kematian wanita usia subur di sebabkan hal berkaitan
dengan kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ribu per tahunnya meninggal saat hamil atau
bersalin untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat
dilaksanakan rawat gabung. Rawat gabung adalah
suatu cara perawatan
bayi baru lahir
yang ditempatkan dalam
suatu ruangan di
samping ibunya, sehingga setiap
kali bayi memerlukan, ibunya dapat
segera memberikan perhatian (termasuk kebutuhan menyusui). (Departemen
Kesehatan RI 1993/1994).
Rawat gabung terdapat
dua jenis yaitu,
rawat gabung total
yang mana dari
awal pasca persalinan
bayi dan ibu
dari awal bersama
secara terus menerus
selama 24 jam,
sedangkan rawat gabung
partial merupakan perawatan yang
mana ibu dan
bayi dirawat terpisah
pada saat-saat tertentu.
Dari 500.000 persalinan di indonesia pada tahun 2002 terjadi
di Rumah sakit untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir
banyak hal yang perlu diperhatikan salah satu diantaranya yang mempunyai
peranan yang cukup penting ialah dengan melaksanakan rawat gabung dengan
kondisi ibu pada persalinan
fisiologis ( normal
), 2 jam
post partum, bayi
yang lahir cukup
bulan > 37 minggu, berat
badan baru lahir
2250 - 4000 gram,
bayi dengan APGAR
skore menit 1
> 7, tidak
ada kelainan bawaan
berat, tidak dalam
perawatan khusus yang
dilakukan rawat gabung
baik total maupun
partial.
1
Masa
neonatus merupakan masa yang rawan sehingga memerlukan perhatian dan penanganan
sebaik- baiknya.
Berbagai masalah dapat terjadi pada bayi maupun ibu yang
tidak dirawat gabung antara lain ibu kurang pemberian ASI, ibu kurang kasih sayang terhadap bayinya, ibu kurang
tahu terhadap perawatan bayinya. Dan adapun kerugian rawat gabung terhadap ibu
antara lain : kurang dapat beristirahat karena terganggu oleh bayinya sendiri
atau bayi yang menangis serta bayi mendapat infeksi dari pengunjung. Oleh karena
itu dalam melaksanakan rawat gabung selalu mempertimbangkan indikasi keuntungan
dan kerugianya (Soetjiningsih, 1997)
Melalui rawat gabung dapat meminimalkan masalah yang mungkin
timbul misalnya mengatasi masalah-masalah dalam perawatan neonatus, pencegahan
infeksi dan masalah gizi. Oleh karena itu kontak kulit dengan kulit dan mata
antara ibu dan bayi yang telah dibina setelah lahir harus tetap dipertahankan
serta sebaiknya tidak dibatasi untuk berhubungan dengan bayinya, sehingga dapat
menciptakan yang mendukung hubungan wajar dan sebaik-baiknya antara ibu dan
bayi dari aspek fisik, fisiologis dan psikologis serta memberi bantuan dan
dukungan kepada ibu dalam merawat dan memahami bayinya secara edukatif.
Bayi-bayi selain mendapatkan makanan paling baik dan tepat akan mendapatkan
bimbingan bagaimana cara menyusui yang benar, cara merawat bayi serta cara
menjaga kebersihan, dan ini manfaat untuk menurunkan kejadian infeksi (Suharyono,
1992 ; 27)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan
masalahnya adalah :
1. Apakah yang di maksud dengan rawat
gabung ?
2. Adakah manfaat rawat gabung
terhadap klien ibu nifas ?.
3. Adakah manfaat rawat
gabung terhadap bayi ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari manfaat
sistem rawat gabung
terhadap ibu nifas
dan
bayi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi keuntungan sistem
rawat gabung terhadap
ibu
nifas
b.
Mengidentifikasi keuntungan sistem rawat
gabung terhadap bayi
c.
Mengidentifikasi kerugian sistem
rawat gabung terhadap
ibu nifas.
d. Mengidentifikasi kerugian
sistem rawat gabung
terhadap bayi.
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Ibu Nifas
Sebagai pertimbangan
dalam upaya meningkatkan pemberian ASI
dan
merawat bayinya.
1.4.2 Untuk Penulis
Menambah wawasan
dalam ilmu kebidanan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau
suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam
seharinya.
Sistem rawat bayi yang disatukan dengan ibu sehingga
ibu dapat melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tinggal
bersama ibunya dalam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai
keduanya keluar dari rumah sakit atau bayi dapat dipindahkan ke bangsal
neonatus atau ruang observasi pada saat-saat tertentu. Seperti pada malam hari atau
pada jam-jam kunjungan besuk. (Farrer, 1999: 180)
Suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat
dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu
sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. (Prawirohardjo, 2007:266)
Rawat gabung
dapat bersifat :
- Kontinue yang berarti bayi tetap berada di samping ibunya terus- menerus.
- Intermiten, dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusui atau atas permintaan ibunya dapat dibawa kepada ibunya ( Soetjiningsih, 1997, 97).
4
Jenis rawat gabung :
a.
Total, dari awal
pasca persalinan bayi
dan ibu dirawat bersama secara
terus
menerus selama
24 jam.
b. Partial, adalah
cara perawatan dimana
ibu dan bayi dirawat secara
terpisah pada saat-saat tertentu
c. Bed
in, Bayi berbaring disamping ibunya dalam satu tempat tidur, diselimuti
keduanya, posisi tempat tidur tidak di bawah jendela, jendela kamar ditutup dan Bapak
mendampingi ibu dan bayi.
2.2. Tujuan Rawat Gabung
1. Bantuan Emosional
Setelah menunggu
selama sembilan bulan dan setelah dalam proses persalinan
ibu sangat senang
dan bahagia bila
dekat dengan bayinya.
Ibu dapat membelai-belai bayinya,
mendengar tangisnya serta
memperhatikannya disaat buah hatinya
tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting
ditumbuhkan pada saat-saat
awal dan bayi
akan memperoleh kehangatan
tubuh ibu, suara
ibu, kelembutan dan
kasih sayang.
2. Penggunaan ASI
Dari segala pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Produksi ASI akan makin
cepat dan makin banyak bila dilakukan rawat gabung karena aktivitas
menyusui akan dapat dilaksanakan sesering mungkin.
Pada hari-hari pertama
yang keluar adalah
kolostrum yang jumlahnya
sedikit, tapi hal
ini tidak perlu
dikhawatirkan kerena kebutuhan
bayi masih sedikit.
5
3. Pencegahan Infeksi
Pada perawatan
bayi yang terpisah,
maka kejadian infeksi
silang akan sulit
dicegah, karena bayi akan terinfeksi
dari bayi yang
lain. Dengan melakukan
rawat gabung, maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung
antibody dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh
permukaan mulosa dari
saluran pencernaan bayi
dan syaraf oleh bayi sehingga
bayi akan mempunyai
kekebalan, ini akan
mencegah infeksi terutama terhadap
diare.
4. Pendidikan Kesehatan
Pada
saat melaksanakan rawat gabung
dapat dimanfaatkan untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara, bagaimana teknik
menyusui, memandikan bayi,
merawat tali pusat,
perawatan payudara dan melihat makanan yang baik merupakan
bahan-bahan diperlukan si ibu.
Keinginan ibu bangun
dari tempat tidur,
menggendong bayi dan
merawat diri akan
mempercepat mobilisasi, sehingga
ibu akan lebih
cepat pulih dari
persalinan . ( Soetjiningsih, 1997,
97).
6
2.3. Manfaat Rawat Gabung
1. Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).
2. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5. Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
7
2.4. Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Rawat Gabung
1. Peranan social
kemajuan
teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan berat
menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat, memberikan susu formula
sudah modern karena dapat menyamankan kedudukan seorang ibu golongan bawah dan
ibu golongan atas. ketautan akan mengendurkan payudara dan ibunya menjadi
enggan untuk menyusui bayinya, baik ibu yang sibuk dengan urusan luar rumah,
dan hal hal yang dapat menghambat peningkatan penurunan ASI .
2. Ekonomi
Beberapa
wanita memilih bekerja di luar rumah. hal ini dilakukan bukan karena tuntutan
ekonomi, melainkan karena status prestise atau memang dirinya dibutuhkan.
3. Peranan tata laksana RS /RB
Peran
tatalaksana yang menyangkut kebijakan RS / RB
sangat penting mengingat saat ini banyak ibu menginginkan untuk bersalin
dipelayanan dengan baik.
4. Dalam diri ibu sendiri
a.
Keadaan
gizi ibu
b. Pengalaman / sikap ibu terhadap
menyusui
c.
Keadaan
emosi
d. Keadaan payudara
e.
Peran
masyarakan dan pemerintah .
8
5. Kebijakan Pemerintah RI
a. Setiap bayi berhak mendapat air susu
ibu eklusif sejak dilahirkan selama 6
bulan kecuali atas indikasi medis
( pasal 128 ayat 1 UU no. 36 tahun 2009
tentang kesehatan ).
b. Selama pemberian ASI baik pihak
keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat
harus mendukung ibu dan bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus ( pasal 128 ayat 2 UU No . 36 tahun 2009 tentang kesehatan ).
c. Pembangunan diarahkan pada
meningkatnya mutu sumber daya manusia (SDM).
modal
dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan
disertai dengan air susu ibu ( ASI ) sejak usi dini ( GBHN 1999 -2004 dan
program pembangunan nasional – propanas
)
d. Menganjurkan menyusui secara ekslusif sampai bayi berusia 6
bulan dan
pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.
e. Melaksanakan rawat gabung di tempat
persalinan milik pemerintah maupun
swasta.
f.
Meningkatkan
kemampuan petugas kesehatan dalam hal peningkatan pemberian
ASI ( PP ASI ) Sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan
penyuluhan pada masyarakat luas.
g.
Pencanangan
peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan hari
ibu ke 62 tahun 1990.
h.
Upaya
penerapan 10 langkah untuk berhasilnya program menyusui di semua
RS/RB dan Puskesmas dengan tempat
tidur.
9
2.5. Pelaksanaan rawat gabung
Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam 1
ruangan sedemikian rupa sehingga, ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan
saja. bayi dapat diletakan ditempat tidur bersama ibunya atau dalam box
disamping tempat tidur ibu, yang terpenting adalah ibu harus melihat dan
mengawasi bayinya saat bayinya menangis karena lapar, kencing, atau digigit
nyamuk. tangis bayi merupakan, rangsangan sendiri bagi ibu untuk memproduksi
ASI.
2.6. Kontra Indikasi Rawat Gabung
Pada keadaan
tertentu maka rawat
gabung tidak dianjurkan
misalnya pada :
1. Keadaan ibu
a .
Kesadaran belum baik.
b .
Terbukti menderita karsinoma
payudara.
c .
Psikosis.
2.
Keadaan bayi
a.
Bayi memerlukan pengawasan
intensive.
b. Bayi kejang atau kesadaran menurun
c. Cacat bawaan sehingga tidak mampu
menyusui
2.7.
Indikasi Rawat Gabung
1. Ibu
a. Persalinan fisiologis (normal )
b. Persalinan patologis pervaginam
dengan syarat :
1. Tanpa
narkosa
2. Tanpa komplikasi
10
2. Bayi
a. Berat
badan lahir 2000 – 4000 gram
b. Sesuai
masa kehamilan ( SMK )
c. Tidak ada kelainan bawaan yang berat
2.8. Keuntungan Rawat Gabung
a)
Menggalakkan pemakaian ASI
b)
Kontak
emosi ibu - anak lebih dini dan lebih rapat.
c)
Ibu dapat
segera melaporkan keadaan-keadaan bayi yang tidak normal.
d)
Ibu dapat belajar cara merawat
bayi.
e)
Mengurangi ketergantungan ibu pada
perawat/bidan dan membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam
perawatan bayi.
f)
Berkurangnya injeksi silang dan
berkurangnya infeksi nosokomial
g)
Bayi merasa aman.
h)
Involusi uterus kembali baik.
Ø Ditinjau dari
segi psikologi ibu
a. Hubungan antara ibu
dan bayi lebih akrab, setelah dan sentuhan fisik
(skin to skin ).
b. Memberikan kesempatan
pada ibu untuk
belajar merawat sendiri
bayi baru yang dilahirkan.
c. Memberikan rasa
percaya diri dan
tanggung jawab kepada
ibu
untuk merawat
bayinya.
11
Ø Ditinjau dari
segi fisik ibu
a. Inovasi uterus
akan terjadi dengan
baik oleh karena dengan
menyusui akan
terjadi kontraksi rahim
dengan baik, sehingga
perdarahan post
partum dapat kurangi.
b. Ibu akan
merawat sendiri bayinya
dan dapat mempercepat
mobilisasi untuk
lebih cepat pulih kembali.
1.
Manfaat
terhadap bayi.
a.
Ditinjau dari segi
fsikologis.
Dengan
rawat gabung sentuhan
fisik ibu dan
anak segera terjadi. Hal ini
merupakan stimulasi
mental dini yang
diperlukan bagi tumbuh
kembang
anak khususnya
dalam memberikan rasa
aman dan kasih
sayang.
b. Ditinjau
dari segi fisik.
1).
Air susu
ibu terutama kolestrum
mengandung zat-zat antibody
yang
dapat melindungi bayi
dari bahaya infeksi
terutama diare.
2).
Bayi segera mendapatkan makanan yang
sesuai dengan pertumbuhannya.
3). Kemungkinan terjadinya infeksi
mosokomial (infeksi yang
berasal dari
lingkungan
Rumah Sakit ) berkurang.
4).
Penyakit sariawan (
monoliasis ) pada
bayi dapat dikurangi.
5). Kejadian penyakit-penyakit alergi
yang terdapat pada
botol dapat
dihindarkan.
2. Manfaat terhadap
keluarga.
a. Ditinjau Dari
Segi Fsikologis.
Rawat gabung
memberi peluang kepada
keluarga untuk memberi
dorongan pada
ibu untuk menyusui
bayinya.
13
b. Ditinjau dari
segi ekonomi.
Lama
perawatan lebih pendek,
Karena ibu telah
pulih kembali dan
bayi
tidak menjadi
sakit, sehingga biaya
perawatan lebih sedikit.
3.
Manfaat bagi petugas
kesehatan
a. Ditinjau dari
segi fsikologis.
1). Bayi jarang
menangis sehingga petugas di
ruang perawatan akan merasa
tenang dan
dapat melakukan pekerjaan
lain yang bermanfaat.
2). Perawat
lebih komonikatif.
b. Ditinjau dari
segi fisik.
1). Pekerjaan petugas
akan berkurang oleh
karena sebagian tugasnya
diambil oleh si
ibu.
2). Tak perlu
repot menyiapkan dan
memberikan susu botol.
2.9. Kerugian Rawat Gabung
Dibanding dengan
keuntungannya, maka kerugiannya
sangat kecil dan
kalau
ada
kesungguhan dalam menangani
akan dapat diatasi.
1. Ibu
kurang dapat beristirahat,
terganggu oleh bayinya
sendiri atau bayi
lain yang menangis.
2. Fisik ibu
kelelahan.
3. Bayi bisa mendapatkan infeksi dari
pengunjung.
14
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rawat gabung adalah suatu system perawatan dimana bayi
beserta ibunya dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus berada
disamping ibu sejak segera setelah lahir samapai pulang. Fasilitas Rawat Gabung
adalah hak seorang ibu , dengan adanya rawat gabung ini hubungan ibu dan
bayinya akan semakin erat dan bayi bisa merasakan kasih sayang dari ibunya. Ibu
dapat menyusui bayinya sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat
dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh
petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu
masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh bekal
keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.
Pada Rawat Gabung inisiasi dini dan pemberian ASI Eksklusif adalah hal yang
harus di mengerti setiap ibu.
B. Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan
pada makalah ini maka kami meminta kritik maupun saran yang membangun dari
pembaca agar bias lebih baik kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Farrer,
Helen. 1999. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Jakarta: EGC.
Maryam, A. 2003. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: UIT.
Maryam, A. 2003. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: UIT.
Prawirohardo,
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mappiwali, Asrul. 2008. Rawat Gabung (Rooming In). Makassar: FK UNHAS.
….Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: YAPMA.
Mappiwali, Asrul. 2008. Rawat Gabung (Rooming In). Makassar: FK UNHAS.
….Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: YAPMA.
Cakul obsgyn, FKUI , Kamar bersalin dan
rawat gabung
Sutjiningsih,
Petunjuk ASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar