BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru
lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm)
yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi
dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim
(ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi
bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan
lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik,
pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan
mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan
pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan
harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi
baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan
asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari
keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi.
Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi
pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit
/infeksi.
Oleh karena hal tersebut di atas lah kami
menyusun makalah yang bejudul “ADAPTASI
FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR”
1.2
Tujuan Penulisan
·
Untuk mengetahui pengertian dari Bayi Baru Lahir
·
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir
·
Untuk mengetahui rangsangan pernapasan pertama pada Bayi Baru Lahir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Peredaran Darah Pada
Janin
Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
Seiring dengan perkembangan mudigah maka organ-organ tubuh fetus pun mulai terbentuk termasuk di dalamnya plasenta dan pembuluh darah, sehingga pemberian nutrisi oleh yolk sac pada janin diambil alih oleh plasenta.
Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
Seiring dengan perkembangan mudigah maka organ-organ tubuh fetus pun mulai terbentuk termasuk di dalamnya plasenta dan pembuluh darah, sehingga pemberian nutrisi oleh yolk sac pada janin diambil alih oleh plasenta.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan
intra uteri, di mana plasenta memegang peranan penting yang menyalurkan darah
dari ibu ke janin. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai
penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun organ-organ janin
belum berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Dengan penjelasan di atas untuk pertemuan kali ini
kita akan membahas tentang peredaran darah janin. Pada sistem peredaran darah
ini akan dibahas tentang : faktor-faktor penentu dalam sistem peredaran darah
janin, komponen/organ yang terlibat, mekanisme dan faktor-faktor penting yang
mengubah peredaran darah janin.
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem
peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga
oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem
peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen
Ovale
Merupakan
lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk
dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini
adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri
pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena
cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil
oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah
hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki
cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
2.2. Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
2.2. Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
2.3. Mekanisme Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan
nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang
bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
A.
Cabang
yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian
diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
B.
Cabang
satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava
inferior.Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar
darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale.
Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama
dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
C.
Darah
dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena
adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat
pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus
arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke
atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan
oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2
(dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
2.4.
Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
a. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
b.Terputusnya hubungan peredaran darah antara
ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
c. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
2.5.
Sistem Peredaran Darah Pada Bayi Baru Lahir
Sistim peredaran darah pada bayi baru lahir berbeda dengan sistem peredaran
darah pada janin,pada bayi yang baru lahir semua pembuluh umbilikal,duktius
venosus,dan duktus arteriosus akan mengerut,pada saat itu pula akan terjadi
perubahan sirkulasi,dimana terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali
pusat.akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru dan vena
pulmonlis,duktus
arteriosus akan menutup dalam 3 hari,dan total pada minggu kedua.Pada
situasi,dimana kadar oksigen kurang yaitu pada gagal nafas,duktus akan relatif
membuka(paten).
- sirkulasi darah janin
·
Sirkulasi darah bayi baru lahir
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen
ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen
ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan
aorta.
Perubahan sirkulasi
ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua
peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh
sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun
karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada
pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen
pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah
paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri,
foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi
darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah
fetus
1). Struktur
tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis
: membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke
permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis
sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan
darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc
dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang
mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri
ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut
dikenal sebagai arteri hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya
oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari
vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi
ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah
yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah
dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian
besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke
atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc
sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk
memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar,
jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari
kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis
masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran
ke paru - paru yang nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar
darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok
darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari
arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung
leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada
saat lahir
1). Penghentian
pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan
pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan
foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae
hypogastrica
d). Ductus
arteriosus
Tabel Perubahan
STRUKTUR
|
SEBELUM
LAHIR
|
SETELAH
LAHIR
|
Vena
Umbilikalis
|
Membawa
darah arteri ke hati dan jantung
|
Menutup;
menjadi ligamentum teres hepatis
|
Membawa
darah anterio venosa ke plasenta
|
Menutup;menjadi
ligamentum vesikale pada dinding abdominal anterior
|
|
Duktus
Anteriosus
|
Pirau
darah arteri dan sebagian darah vena dari arteri pulmonalis ke oaorta
|
Menutup;
menjadi ligamentum anteriosum
|
Foramen
Ovale
|
Menghubungkan
atrium kanan dan kiri
|
Biasanya
menutup, kadang-kadang terbuka
|
Paru-paru
|
Tidak
mengandung udara dan sangat sedikit mengandung darah; berisi cairan
|
Berisi
udara dan disuplai darah dengan baik
|
Arteri
Pulmonalis
|
Membawa
sedikit darah ke paru
|
Membawa
banyak darah ke paru
|
Aorta
|
Menerima
darah dari kedua ventrikel
|
Menerima
darah hanya dari ventrikel kiri
|
Vena
Kafa Inferior
|
Membawa
darah vena dari tubuh dan darah arteri dari plasenta
|
Membawa
darah hanya ke atrium kanan
|
2.6. ADAPTASI
/PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut Pusdiknakes
(2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1.
Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus,
janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi
lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal
dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses
ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak
matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang
berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia
pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2)
Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3)
Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir,
kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya
O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan
suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya
respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan
pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1).
Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan
jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat
berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak
lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai
paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah
untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan
menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan
mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang
bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria
kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru
basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa
cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe
dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan
dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran
udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang
terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran
darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang
dewasa,hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih
belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal
yang seluruhnya diganti oleh plasenta.
Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
terjadi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah dan perubahan darah
sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus serta beberapa
refleksi yang ada pada saat lahir. Hal ini hanya berlangsung sampai
beberapa bulan dan kemudian menghilang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman,dkk.(2000).Ilmu
kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC
2. Farrer,
Helen.(1999). Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.
3. Winknjsastro,
Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwon Prawirohardjo
4. Ngastiyah, (1997).
“Perawatan Anak Sakit”. Jakarta : EGC
5. Staf Pengajar
IKA-FKUI, (1985). “Ilmu Kesehatan Anak”. Jakarta : Infomedika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar