UPAYA MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI
DAN TANDA BAYI CUKUP
ASI
Disusun oleh :
1.Amelia lestary
2.Mirnawati
3.Yuli Oktaviani
PROGRAM STUDI DIII
KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ upaya meningkatkan produksi ASI dan bayi cukup ASI’’ tepat pada waktu nya.
Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah mata kuliah asuhan kebidanan.
makalah ini membahas tentan meningkatkan produksi ASI dan bayi cukup ASI.dalam
menyusun makalah ini penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih Yang telah
membimbing kami agar dalam penyelesain
makalah ini kami menyadari bahwa
,akalah ini jauh daris empurna,oleh
karna itu kami mengharapkan saran dan keritik
yang bersipat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.semoga
makalah ini dapat bermanfaat khusus nya
bagi penyusun sendiri maupun bagi
pembaca khusus
8,
Desember2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Menurut WHO, setiap
tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI
secara Eksklusif kepada sang buah hati. Sayangnya, masih banyak ibu yang kurang
memahami manfaat pentingnya pemberian ASI utuk sang buah hati, ASI eksklusif
sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada
pada ASI yang sangat berguna.
Kurangnya pengetahuan ibu menyebabkan pada akhirnya ibu memberikan susu formula yang berbahaya bagi kesehatan bayi.
Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi 61,3%.
Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Susenas,2007 – 2009).
Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasioanal (Susenas) Tahun 2009 di Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2010 berdasarkan data terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 % sementara itu cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,1 % (Susenas, 2010).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011 untuk provinsi DKI Jakarta sebesar 38,6 % cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan untuk wilayah Jakarta Timur sebesar 53,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi, 2011).
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 telah ditetapkan target indikator: (a) 100% balita gizi buruk mendapat perawatan; (b) 85% balita ditimbang berat badannya; (c) 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; (d) 90% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (e) 85% balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (f) 95% ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (g) 100% Kabupaten dan kota melaksanakan surveilans; dan (h) 100% Penyediaan buffer stock MP-ASI untuk daerah bencana (Dinas Kesehatan, 2012).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya Peraturan Perundangan tentang Pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI.
Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan sekalipun tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan. Dilain pihak adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula yang kadang sulit untuk dikendalikan.
Mungkin pula masih banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung peningkatan pemberian ASI Eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta masih bebas beredarnya susu formula di lingkungan RS.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI Eksklusif, penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan pemasaran susu formula.
Selain itu perlu juga penerapan 10 (sepuluh) Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) di RS dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan kegiatan persalinan.
Menurut Menkes penyebarluasan informasi di anatara petugas kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60 % masyarakat mengetahui informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui.
Kurangnya pengetahuan ibu menyebabkan pada akhirnya ibu memberikan susu formula yang berbahaya bagi kesehatan bayi.
Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi 61,3%.
Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Susenas,2007 – 2009).
Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasioanal (Susenas) Tahun 2009 di Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2010 berdasarkan data terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 % sementara itu cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2010 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,1 % (Susenas, 2010).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011 untuk provinsi DKI Jakarta sebesar 38,6 % cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan untuk wilayah Jakarta Timur sebesar 53,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi, 2011).
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 telah ditetapkan target indikator: (a) 100% balita gizi buruk mendapat perawatan; (b) 85% balita ditimbang berat badannya; (c) 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; (d) 90% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (e) 85% balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (f) 95% ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (g) 100% Kabupaten dan kota melaksanakan surveilans; dan (h) 100% Penyediaan buffer stock MP-ASI untuk daerah bencana (Dinas Kesehatan, 2012).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya Peraturan Perundangan tentang Pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI.
Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan sekalipun tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan. Dilain pihak adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula yang kadang sulit untuk dikendalikan.
Mungkin pula masih banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung peningkatan pemberian ASI Eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta masih bebas beredarnya susu formula di lingkungan RS.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI Eksklusif, penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan pemasaran susu formula.
Selain itu perlu juga penerapan 10 (sepuluh) Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) di RS dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan kegiatan persalinan.
Menurut Menkes penyebarluasan informasi di anatara petugas kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60 % masyarakat mengetahui informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui.
Pentingnya
akan kemauan dan kemampuan ibu dalam menyusui didapatkan apabila ibu mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang menyusui.pengetahuan dan bimbingan tersebut
biasanya didapatkan melalui penyuluhan dari petugas kesehatan atau bidan
praktik swasta pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan.
1.2.
Rumusan
Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
2.Apa upaya meningkatkan produksi ASI?
3. apakah Tanda bayi cukup ASI
1.3.
Metode
Penulisan
Metode yang
digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul “upaya meningkatkan
produk ASI dan bayi cukup ASI” ini adalah Berdasarkan metode literature
(pustaka) dan mengintisarikan buku-buku pustaka dan informasi didapat dari
jaringan internet.
1.4.
Tujuan
Penulis
Tujuan
penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :
A. Tujuan
umum
Tujuan
penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami upaya
meningkatkan produk ASI dan bayi cukup ASI sehingga mempermudah dalam mempelajari
tentanG peningkatan produk asi dan bayi cukup ASI
B. Tujuan
khusus Tujuan penelitian ini secara khusus adalah Mahasiswa mampu memahami meningkatkan produk ASI dan bayi cukup ASI.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Asi
ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi.
Asi mengandung berbagai zat yang penting untuk tubuh perkembangan bayi dan
sesuai dengan kebutuhannya.Sering kita menemukan seorang ibu yang tidak mau
menyusui bayinya sendiri, kebanyakan dari mereka lebih memilih memberikan susu
botol ketimbang memberikan ASI eksklusif, beberapa alasan yang membuat banyak
ibu lebih memilih hal tersebut:
1.
jarak ibu
dan bayi dipisahkan terlalu jauh
2.
Gangguan
Emosional
3.
Malu
menyusui didepan umum
4.
Bayi tidak
bisa meminum ASI secara baik bisa disebabkan karena bibir sumbing atau hal lainya.
5.
Sang ibu
berpikir lebih mudah menggunakan susu botol.
6.
Terlalu
sibuk bekerja atau kegiatan lainya
Pada lain pihak, ada ibu yangingin menyusui bayinya, tetapi mengalami
kendala. Biasanya asi tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar.
Produksi dan pengeluaran asi dipengaruhi oleh dua hormon yaitu prolaktin
dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah reproduksi asi sedangkan oksotosin
mempengaruhi proses pengeluaran asi. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin
asupannutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak. Namun
demikian, untuk mengeluarkan asi diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya
dipengaruhi oleh proses isapanbayi semakin puting susu dihisap oleh bayi maka
semakin banyak pula pengeluaran asi. Hormon oksitosin sering disebut sebagai
hormon kasih sayang. Hal ini disebabkan karena kadarnya sangat dipengaruhi oleh
suasana hati, rasa bahagia, rasa cinta, ketenangan, dan rileks.
2.2. Upaya
meningkatkan produksi ASI
Dalam
rangka untuk memahami bagaimana untuk meningkatkan suplai ASI, penting untuk
memahami bagaimana proses produksi ASI bekerja. Sejak mengandung, hormon dalam
tubuh Anda memberitahu payudara untuk mulai membuat ASI. Setelah melahirkan,
tubuh tidak tahu persis berapa banyak ASI yang dibutuhkan. Ini adalah waktu
terbaik untuk membangun suplai ASI yang baik. Bila sering dipakai, ia akan
produksi makin banyak, sebaliknya bila tidak dipakai, pabrik akan berhenti
dengan sendirinya.
Seiring waktu, tubuh akhirnya belajar
berapa banyak ASI untuk menghasilkan didasarkan pada pengeluaran ASI dari
payudara. Ketika payudara kosong, ini memberitahu tubuh untuk membuat lebih
banyak ASI. Demikian juga, payudara penuh sinyal tubuh untuk mengurangi
produksi susu. Mengosongkan payudara dengan sering selama tahap awal menyusui akan
membantu memastikan bahwa memiliki produksi ASI yang baik.
Ternyata manfaat asi itu tidak hanya
untuk bayi tapi juga untuk ibunya,berikut manfaat asi untuk bayi dan sang ibu :
Manfaat ASI
terhadap kelangsungan hidup dan kesehatan bayi.
1.
Menyelamatkan
nyawa, ASI eksklusif adalah sumber paling efektif untuk mencegah kematian anak
namun hanya kurang dari 40 persen bayi di bawah 6 bulan menerima manfaat
pemberian ASI. Bayi di bawah usia 2 bulan yang tidak disusui adalah enam kali
lebih mungkin untuk meninggal akibat diare atau infeksi saluran pernapasan akut
daripada mereka yang disusui, Sekitar 1,3 juta kematian dapat dicegah
setiap tahun ketika pemberian ASI ekslusif meningkat menjadi 90 persen.
2.
Melindungi
terhadap penyakit, ASI kolostrum mengandung agen anti bakteri dan anti
virus mempunyai komposisi vitamin A yang tinggi yang melindungi bayi terhadap
penyakit.
3.
Mempercepat
pemulihan anak yang sakit, ASI berguna selama diare untuk mengurangi
tingkat keparahan dan lamanya diare dan resiko kekurangan gizi, karena ASI
merupakan sumber makanan yang higienis dengan komposisi yang sempurna dari
energi, protein, lemak, vitamin dan nutrisi lain untuk bayi dalam enam
bulan pertama. ASI adalah satu-satunya sumber yang aman dan dapat diandalkan
makanan untuk bayi bhakan sewaktu dia sakit.
4.
Memenuhi
semua kebutuhan air. ASI mengandung 88% air Studi menunjukkan bahwa anak
yang menkonsumsi ASI ekslusif di bawah 6 bulan tidak membutuhkan cairan
tambahan, bahkan di negara-negara dengan suhu yang sangat tinggi dan kelembaban
rendah.
5.
Mengoptimalkan
perkembangan fisik dan mental anak. Bayi yang diberi ASI menunjukkan
perkembangan yang lebih baik dengan IQ yang lebih tinggi dari pada anak-anak
yang tidak diberi ASI eksklusif . Nutrisi kunci yang sangat penting untuk kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan anak.
6.
Beberapa
penelitian mengatakan bahwa anak yang diberikan ASI akan lebih cenderung
mengurangi kemungkinan obesitas, pemberian susu formula 20 -30 persen akan
memungkinkan anak akan lebih gemuk.
7.
Rata-rata
bayi yang diberikan ASI akan memiliki tekanan darah tinggi yang lebih rendah,
ini akan membantu bayi terhindar dari penyakit jantung juga.
Manfaat ASI
eksklusif untuk sang ibu.
1.
Menyusui ASI
membantu wanita menurunkan berat badan setelah melahirkan, Wanita akan membakar
banyak kalori selama menyusui karena tubuh mereka memproduksi susu.
2.
Menyusui
akan membuat hormon ( oxytocin ) yang menyebabkan rahim kembali ke ukuran
normal lebih cepat.
3.
Ketika
seorang wanita melahirkan dan menyusui bayinya,manfaat asi untuk
wanita iyalah melindungi dirinya dari menjadi hamil lagi terlalu cepat, suatu
bentuk kontrol kelahiran yang 98% lebih efektif daripada menggunakan
kontrasepsi.
4.
Menyusui
tampaknya mengurangi risiko ibu terkena osteoporosis, Meskipun ibu pasti akan
mengalami proses pengeroposan tulang, kepadatan mineral mereka diisi kembali
dan bahkan meningkat setelah menyusui.
5.
Wanita yang
menyusui ASI selama dua tahun atau lebih akan mengurangi kemungkinan mereka
terkena kanker payudara sebesar 24%.
6.
Ibu dapat
semakin intim selama menyusui dengan bayinya, sehingga perasaan yang
lebih kuat dari dengan bayinya. Para peneliti telah menunjukkan bahwa
ikatan ibu menyusui dan anak lebih kuat daripada hubungan dengan manusia lain,
memegang anak ke dadanya menyediakan sebagian besar ibu dengan pengalaman
psikologis lebih kuat daripada membawa janin dalam rahimnya. Perasaan ini
menetapkan dasar kesehatan dan psikologis selama bertahun-tahun yang akan
datang.
7.
Menghemat
uang. formula bayi, peralatan sterilisasi dan makanan bayi bisa mengeluarkan
banyak uang. Belum lagi banyak keluarga harus mengeluarkan banyak uang untuk
mengobati penyakit akibat tidak menkonsumsi ASI.
Oleh karena itu menyusui adalah pilihan yang sangat
indah dan sehat untukbayi, tapi kadang-kadang ibuingin meningkatkan reproduksi
asi buat bayinya. Stress, penyakit dan kelelahan bisa berdampak negatif pada
reproduksi asi saat ibu menyusui. Berikut adalah upaya untuk meningkat produksi
asi :
Hal-hal yang
mempengaruhi produksi ASI:
Makanan
Makanan yang dimakan seorang ibu
yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun
jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat
gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika
makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu
pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan
dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi
ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi
yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan
kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk
membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3
piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak
mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI.
Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu
tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.
Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.
Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin
kadar berbagai vitamin dalam ASI.
Ketenangan jiwa dan pikiran
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan
dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.
Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat
kontrasepsi yang bisa digunakan
adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.
Perawatan payudara
Perawatan
payudara bermanfaat
merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormonprolaktin dan oksitosin.
Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis
papila atau puting susu ibu.
Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormonprolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.
Pola istirahat
Faktoristirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran
ASI. Apabila kondisi ibu
terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.
Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran
ASI akan semakin banyak.
Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASIbayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali
per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan
paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
Berat lahir bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah
dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormonprolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap
pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu hormonprolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.
Susu ibu sangat penting untuk bayi di tahun-tahun awal.
Ini adalah satu-satunya sumber makanan dan nutrisi untuk tumbuh kembang bayi.
Oleh karena itu, tidaklah heran apabila ibu melakukan apasaja agar bisa
meningkatkan produksi susu untuk bisa memberikan asupan yang cukup untuk
bayinya. Kebanyakan ibu mengalami kekhawatiran apabila tubuh mereka tidak bisa
memproduksi asi yang cukup. Hingga satu-satunya solusi untuk menangani hal ini
adalah dengan melakukan makan makanan yang sehat seperti :
1. Bawang putih
Penelitian
telah menunjukkan bahwa ketika seorang ibu menggunakan bawang putih dalam
masakannya dapat meningkatkan jumlah ASI bayinya. Peningkatan permintaan
ASI-nya juga akan ikut meningkatkan. Dari jenis makanan yang meningkatkan
produksi ASI, bawang putih adalah salah satu makanan yang paling mudah untuk
dimasukan ke dalam menu makan anda.
2. Bayam
Sayuran
Hijau adalah cara tradisional untuk meningkatkan suplai susu. Tidak hanya
menyediakan gizi yang cukup akan tetapi sayuran mampu dicerna. Sayuran hijau
seperti bayam merupakan sumber mineral dan vitamin serta phytoestrogen
yang diyakini untuk meningkatkan laktasi. Bayam kaya akan kandungan vitamin B6,
protein, thiamin, asam folat, kalsium, kalium dan Vitamin yang dibutuhkan
tubuh. Vitamin B6 akan membantu dalam menyediakan persedian produksi ASI anda.
Selain itu bayam merupakan sumber asam folat yang merupakan nutrisi penting
untuk ibu menyusui.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan
merupakan sumber protein yang sehat dan dikenal untuk mendukung produksi ASI.
Bahkan di beberapa negara merupakan camilan wajib yang sangat baik untuk
ibu yang ingin meningkatkan pasokan susu. Almond dan kacang mete adalah kacang
terbaik untuk anda yang sedang menyusui. Anda juga dapat menambahkannya ke
hidangan manis dan gurih ketika bosan mengkonsumsi kacangan-kacangan secara
langsung setidaknya tidak membuat anda bosan. Selain itu anda dapat memilih
kacang kedelai atau olahan kacang kedelai yang membantu anda dalam menyediakan
produksi ASI.
4. Ubi Jalar
Ubi dan
makanan oranye atau merah lain seperti wortel dan bit kaya akan beta-karoten
yang meningkatkan suplai susu. Selain itu daun ubi jalar juga mampu
meningkatkan produksi ASI. Di dalam daun ubi jalar terkandung zat zat
laktagogum yang dapat membantu anda dalam meningkatkan produksi ASI. Selain itu
ternyata daun ubi jalar mengandung karotenoid dan zat besi. Anda yang ingin
menggunakan daun ubi jalar disarankan untuk memilih yang tidak menggunakan
pestisida, karena jika termakan akan mengganggu kesehatan bayi anda.
5. Daun katuk
Daun katuk
memiliki kandungan laktagagum yang ternyata berhubungan dengan peningkatan
produksi ASI, bahkan telah digunakan secara turun temurun. Selain itu kandungan
steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin yang baik untuk
kesehatan anda adanya peningkatann kadar hormon dengan cara mengkonsumsi daun
katuk yang tepat. Anda dapat mengolah daun katuk dengan tepat agar gizinya
tidak berkurang. Terlalu matang justru anda kehilangan nutrisi yang terkandung
di dalam daun katuk.
6. Biji wijen hitam
Biji wijen
hitam merupakan sumber kalsium yang sangat baik dan dipercaya dapat membantu
meningkatkan suplai susu. Biji ini mengandung banyak nutrisi bermanfaat lainnya
seperti tembaga. Untuk anda yang ingin meningkatkan produksi asi dengan biji
wijen anda juga menggunakan dengan cara membuat masker dengan cara mengambil
satu sendok biji wijen kemudian dicampurkan dengan satu ibu jari kencur yang
kemudian ditumbuk, anda bisa mengoleskan di atas kelenjar susu sehingga
memperbanyak ASI anda.
2.3.
Tanda bayi cukup ASI
Ibu
menyusui seringkali bertanya-tanya apakah ASI yang didapatkan bayinya telah
mencukupi atau belum. Hal ini wajar bagi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
dan tidak ada asupan lainnya sehingga Ibu agak kesulitan mengetahui sudah
berapa banyak susu yang diminum oleh si kecil. Kekhawatiran Ibu apakah bayinya
mendapat nutrisi yang cukup atau tidak dapati diatasi dengan melihat beberapa
tanda yang menunjukkan bahwa ASI yang diberikan sebenarnya cukup memadai, yaitu
sebagai berikut:
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal
mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.
2. Kotoran berwarna
kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima
setelah lahir.
Berikut adalah tanda apabila bayi kurang akan asi:
Jika anda menemukan tanda-tanda seperti tercantum di
atas, segera hubungi dokter anak anda dan mintalah untuk memeriksa dan
menimbang bayi. Bawalah segera bayi anda ke dokter anak jika mengalami hal-hal
berikut:
1. Bayi
tampak terus menerus lapar dan jarang terlihat puas sehabis menyusu
2. Lemas dan
tidak berminat menyusu sama sekali
3. Mempunyai
selaput lendir di mulut yang kering (mulut bayi tidak mengkilap dan tidak
tampak basah)
4. Kulitnya
tetap tegang saat anda dengan lembut mencubit kulit lengan, kaki atau perutnya
dan melepaskannya
5. Mata,
muka, dada, kaki, atau perutnya berwarna kuning. Sebagian besar bayi
kehilangan 5-10% beratnya dari berat lahir pada hari ketiga atau empat
kehidupannya. Begitu susu transisional keluar, bayi akan mengalami kenaikan
berat badan yang mapan. Bayi cukup bulan biasanya mendapatkan kembali berat
badan lahir pada hari kesepuluh atau keempat belas.Jika berat badan bayi anda
tidak mengikuti pedoman di atas, anda mungkin tidak memproduksi cukup ASI
dan anda perlu mencopba beberapa upaya untuk meningkatkan pasokan ASI. Selain
itu, kadang-kadang masalah kenaikan berat badan tidak disebabkan oleh produksi
ASI yang tidak cukup, tetapi ketidakmampuan bayi untuk mengisap cukup ASI.
Produksi ASI atau asupan yang kurang memadai bagi bayi
dapat disebabkan oleh faktor berikut:
Ketidakefektifan
Menempelkan Mulut
Jika bayi tidak dapat menempelkan mulutnya dengan baik
pada payudara, ia tidak akan mendapat cukup air susu. Salah satu tanda dari
keadaan ini yaitu puting yang sangat nyeri dan pecah-pecah. Keadaan ini terjadi
jika payudara sangat besar, bayi prematur, sakit atau mempunyai kondisi neurologi yang mengganggu kemampuannya
untuk menghisap. Jika anda tidak dapat membantu bayi untuk meletakan mulutnya
dengan efektif, mintalah bantuan ahli. Makin cepat anda meminta bantuan, makin
cepat pula masalah dapat diatasi.
Pemberian
ASI yang Terjadwal
Seorang bayi yang baru lahir, khususnya bayi yang
pertumbuhannya lambat, perlu disusui lebih sering daripada pola tiga atau empat
jam sekali. Semua bayi yang baru lahir perlu disusui pada malam hari. Jangan
menunda-nunda pemberian ASI. Susui bayi kapanpun ia menunjukkan minat menyusu
dan pastikan bahwa bayi menyusu selama yang ia inginkan.
Menyusu
Hanya Dari Satu Payudara
Memberikan hanya satu payudara setiap kali menyusui akan
menyebabkan produksi ASI tidak memadai dan membatasi jumlah susu yang diterima.
Gantilah ke payudara sebelah sesudah bayi selesai menyusu pada payudara yang
satu.
Bayi Tidur
Lama
Sebagian besar orang tua akan senang jika bayinya banyak
tidur, tetapi jika bayi anda tidur terlalu lama dan tanpa menyusu, itu artinya
ia tidak akan mendapat cukup ASI. Cobalah bangunkan bayi setiap 2 atau 4 jam
sekali pada malam hari
Gaya Hidup
si Ibu
Stress berlebihan, rangsang yang kurang memadai pada
puting dan konsumsi alkohol, kafein serta rokok yang berlebihan dapat
mengganggu pemberian pasokan ASI kepada bayi. Pilihlah gaya hidup yang sehat.
Gaya hidup sehat yang dipilih si ibu, tentunya juga akan menurun kepada bayi
yang sedang disusunya.
Pasokan ASI
yang tidak memadai
Kadang bayi tidak mendapat cukup ASI karena si ibu tidak
memproduksi cukup air susu untuk memenuhi kebutuhan bayi akan ASI. Jika pasokan
terasa kurang, cobalah ikuti hal-hal berikut:
1. Seringlah
menyusui, setidaknya 8 sampai 12 kali sehari
2. Jangan pernah membatasi pemberian ASI
3. Pastikan
bayi dapat menempelkan mulut dengan baik pada payudara dan bahwa anda dapat
mendengarnya menelan sewaktu ia menghisap.
4. Bawalah
serta bayi ke tempat tidur dan susui dengan berkontak kulit ke kulit. Berbaringlah selama anda inginkan.
Hal ini dapat memberi anda waktu istirahat dan dapat memperhatikan dengan
cermat bayi ketika menyusu.
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
ASI
adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Asi
mengandung berbagai zat yang penting untuk tubuh perkembangan bayi dan sesuai
dengan kebutuhannya. Jadi sangat disayangkan sekali apabila ibu tidak
memberikan asi kepada bayinya karena berbagai alasan, padalah asi bukan hanya
menguntungkan bayinya tapi juga untuk sang ibu, namun ada ibu yang khawatir
apabila asinya tidak cukup untuk bayinya, namun jangan khawatir banyak sekali
cara untuk meningkatkan produksi asi. Untuk mengetahui apakah bayi mendapat
cukup asi bisa dilihat dari keadaan bayi tersebut seperti yangtelah dijelaskan,
apabila bayi terdapat tanda-tanda cukup asi segeralah bawa ke dokter.
3.2.
Saran
Untuk menghasilkan penyajian makalah yang lebih berkualitas dan dapat mengikuti
standar yang telah ditetapkan, maka perlu kiranya penulis memberikan saran
sebagai berikut :
Perlu kiranya
dilakukan pembahasan secara berkala oleh segenap pakar makalah pembaharuan
format penulisan untuk lebih menyempurnakan format nya
DAFTAR
PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan KebidananNifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-30)
futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007
Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM
library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.
damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi
Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM
Image, fitpregnancy.comwww.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?LinkID=249 Perawatan Bayi Dengan ASI . Diunduh 11 November 2009 – 08:04 PM.
http://ruanglaktasi.blogspot.com/ Soraya, L. 2007. Cukupkah ASI Saya Untuk Bayi?. Diunduh 11 November 2009 – 08:15 PM.
http://www.scribd.com/doc/19706805/MANAJEMEN-LAKTASI. Diunduh 11 November 2009 – 10:05 PM.
futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007
Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM
library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.
damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi
Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM
Image, fitpregnancy.comwww.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?LinkID=249 Perawatan Bayi Dengan ASI . Diunduh 11 November 2009 – 08:04 PM.
http://ruanglaktasi.blogspot.com/ Soraya, L. 2007. Cukupkah ASI Saya Untuk Bayi?. Diunduh 11 November 2009 – 08:15 PM.
http://www.scribd.com/doc/19706805/MANAJEMEN-LAKTASI. Diunduh 11 November 2009 – 10:05 PM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar