Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Asuhan Neonatus dengan jejas Persalinan Caput Succedaneum”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.
Yogyakarta, Desember 2012
Penulis
Yogyakarta, Desember 2012
Penulis
Kelahiran seorang bayi merupakan
saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang
nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak
mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam
keadaan sehat.Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan
pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak
selanjutnya.
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam
kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal
melalui proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan,
pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa
mengalami trauma lahir.
Kejadian
caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat
tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi.
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama
dan berlarut-larut atau kesulitan lahir.Cedera lahir dapat terjadi apabila
janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal.Akan tetapi, terdapat
kasus terjadinya cedera in utero.
Caput
Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher
rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu
dua hari.
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi
kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan.Pada bagian tersebut
terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah.Caput
suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah
2-5 hari.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyebab jalan
lahir yang terdiri dari caput succedaneum.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui teori tentang pengertian.
2) Mengetahui penyebab, faktor
predisposisi, gejala, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan caput
succedaneum.
3) Mengetahui proses manajemen Tujuh
Langkah Varney.
Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas
Persalinan caput succedaneum.Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan.Serta
dapat melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.
Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi
karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan
yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cedera lahir
terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir.Cedera
lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin
abnormal.
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam
atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan
trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat
dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat
terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau
yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat
perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada
kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan
trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri,
pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi.
Caput succedaneum ini ditemukan
biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang
bersangkutan.Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah.Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus
dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.
Kejadian caput succedaneum pada bayi
sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding
vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.
Caput suksedaneum adalah Kelainan
ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi
sebatas caput.Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan
biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.Tidak diperlukan tindakan dan
tidak ada gejala sisa yang dilaporkan.
Caput Succedaneum adalah benjolan
yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum
membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum
|
Cephalhematoma
|
Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.
|
Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar
sesudah lahir.
|
Lunak, tidak berfluktuasi.
|
Teraba fluktuasi.
|
Melewati batas sutura, teraba moulase.
|
Batas tidak melampaui sutura.
|
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari
|
Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
|
Berisi cairan getah bening
|
Berisi darah
|
Sumber
: Kosim, 2003
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat
pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi
perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan
ekstravaskuler.Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan
Vacum ektrasi.
Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur
dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang
tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai
salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui
jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat
segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi
premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1) Makrosomia
2) Prematuritas
3) disproporsi sefalopelvik
4) distosia
5) persalinan lama
6) persalinan yang diakhiri dengan alat
(ekstraksi vakum dan forceps)
7) persalinan dengan sectio caesaria
8) kelahiran sungsang
9) presentasi bokong
10) presentasi muka
11) kelainan bayi letak
lintang
1) Udema di kepala
2) Terasa lembut dan lunak pada
perabaan
3) Benjolan berisi serum dan kadang
bercampur dengan darah
4) Udema melampaui tulang tengkorak
5) Batas yang tidak jelas
6) Permukaan kulit pada benjolan
berwarna ungu atau kemerahan
7) Benjolan akan menghilang sekitar 2-3
minggu tanpa pengobatan
1)
Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa
terjadi karena kulit kepala terluka.
2)
Ikterus
Pada bayi yang terkena caput
succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau
golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi.
3)
Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang
terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat
atau perdarahan yang banyak.
1)
Perawatan
bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2)
Pengawasan
keadaan umum bayi.
3)
Berikan
lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4)
Pemberian
ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan
benar.
5)
Pencegahan
infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6)
Berikan
konseling pada orang tua, tentang:
a.
Keadaan
trauma yang dialami oleh bayi;
b.
Jelaskan
bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa
pengobatan.
c.
Perawatan
bayi sehari-hari.
d.
Manfaat
dan teknik pemberian ASI.
ASUHAN
KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI
NY. “A” UMUR 1 JAM
DI BPM SLEMAN YOGYAKARTA
NO.
REGISTRASI
: 00345
TEMPAT
PENGKAJIAN
: DI BPM
TANGGAL PENGKAJIAN/
PUKUL: Senin, 12 Desember 2012 / 18.00
WIB
OLEH/
PENGKAJI
: Bidan Sinta
I.
PENGKAJIAN
A.
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas anak
Nama
: By Ny. “A”
Tanggal Lahir : 12 Desember 2012/Pukul : 17.00 WIB
Umur
: 1 Jam
Jeniskelamin : Laki-laki
2. Identitas orang
tua Ibu
Suami
Nama
:
Ny. “A”
Tn. “T”
Umur
:
24
Tahun
27 Tahun
Agama
:
Islam
Islam
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan :
SMA
S1
Pekerjaan :
Ibu Rumah
Tangga
PNS
Alamat
:
Jl. Melati No. 5 Sleman
Jl. Melati No. 5
Yogyakarta
|
Sleman Yogyakarta
|
3.
Alasan Datang
Ibu mengatakan
ingin mengetahui keadaan anaknya.
4.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan kepala bayinya terdapat benjolan.
5.
Riwayat Kesehatan
a. Penyakit
yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun) :
Ibu
tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM,
jantung, TBC.
b. Penyakit yang
pernah / sedang diderita keluarga:
Keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit
berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.
c.
Riwayat Operasi
Ibutidak
pernah mengalami dan mempunyai riwayat operasi.
d. Riwayat alergi
Obat
Ibu
tidak mempunyai riwayat alergi obat.
e.
Riwayat
Keturunan Kembar
Ibu tidak mempunyai riwayat keturunan kembar
6.
Riwayat Kelahiran
a.
Tanggal Lahir
: 12 Desember 2012/ Pukul : 17.00 WIB
b. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
c. BB
Lahir
: 3300
gram
d. PB Lahir
: 45
cm
e. LK
Lahir
:
CFO
: 35 cm
CMO : 36 cm
CSOB : 33 cm
CSMB : 33 cm
f. LD Lahir
: 33
cm
g. LILA
Lahir : 12 cm
h. APGAR SKOR : 1”10
5”10 10”10
i.
Reflek
1)
Moro
: Baik
2)
Menggenggam
: Baik
3)
Menghisap
: Baik
4) Rooting
Reflek
: Baik
5) Melangkah
: Belum
7.
Riwayat Persalinan
a.
Tempat bersalin
: BPM Santi
b.
Jenis persalinan
: lahir spontan
c.
Penolong
: Bidan
d.
keluhan
Ibu merasakan dorongan ingin BAB.
Ibu merasakan ada cairan keluar dari kemaluannya.
Persalinan lama.
8.
Riwayat Imunisasi
a.
BCG
usia : Belum
b.
Hepatitis B usia : 0 hari
c.
Campak usia : Belum
d.
Polio
usia : 0 hari
e.
DPT usia
: Belum
9.
Riwayat Perkembangan
a.
Tengkurap usia
:
Belum
b.
Merangkak
usia : Belum
c.
Berjalan
usia : Belum
10. Pola Pemenuhan Kebutuhan
a.
Nutrisi
: ASI
b.
Eliminasi
: BAB
3x/hari, BAK 6x/hari
c.
Aktifitas
: Gerak aktif
d.
Istirahat
:
Sebagian waktunya di gunakan untuk tidur
e.
Personal
Hygiene
: Belum dimandikan
B.
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
Umum
a.
Keadaan
Umum : Baik
b.
Kesadaran
: Composmentis
c.
Antopometri
:
BB : 3300 gram
LD
: 33 cm
PB : 45 cm
LILA : 12 cm
LK
: CFO
: 35 cm
CMO
: 36 cm
CSOB
: 33 cm
CSMB
: 33 cm
d.
TTV
Frekuensi Jantung : 140 x/menit
Respirasi
: 40 x/menit
Suhu : 37 oC
Nadi
: 100 x/menit
2.
Kemampuan Motorik
Halus
Tidak Ada
3.
Kemampuan
Motorik Kasar
Tidak Ada
4.
Kemampuan
Bahasa
Bayi menangis.
5.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala
:bentuk tidak simetris, teraba ada benjolan
lunak pada
kepala bayi (caput succedaneum), tidak ada cephalhematoma.
Ubun-ubun
: lunak, sutura
terpisah
Lingkar Kepala
CFO
: 35 cm
CMO : 36 cm
CSOB : 33 cm
CSMB : 33 cm
Mata
: simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, uji penglihatan
dengan cahaya mata aktif.
Telinga
: simetris,
tidak ada cairan yang keluar, tidak ada serumen
Hidung
: bersih, tidak ada cairan yang keluar,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
: tidak ada
labioscisis, palatoscisis, dan tidak ada labiopalatoscisis, tidak ada kelainan.
Leher
: tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, parotis, kelenjar getah bening, dan vena jugularis.
Dada
: simetris,
tidak ada bunyi ronchii, maupun wheezing, dan tidak ada retraksi dinding dada,
lingkar dada : 33 cm
Ektremitas Atas
: tangannya
simetris, gerakannya aktif jari-jarinya lengkap, kuku tidah pucat ( merah
muda), LILA : 12 cm
Pemeriksaansistem Syaraf: Adanya refleks moro
Perut
:tidak ada
perdarahan tali pusat, tidak ada benjolan atau masa, tidak ada penonjolan tali
pusat, perut bayi lembek pada saat bayi diam.
Genetalia
:terdapat 2
testis pada scrotum, penis berlubang pada ujungnya, testisnya sudah turun pada
scrotum.
Pinggul
: terdapat
sambungan pada panggul.
Ektremitas
Bawah
: kaki
simetris, gerakannya aktif, jumlah jari-jari lengkap, kuku tidak pucat.
Punggung
: tidak
terdapat spina bipida, tulang belakang tidak lordosis, kifosis, dan skoliosis.
Anus
: anus
berlubang, bersih tidak ada feses.
Kulit
: Kulit tidak
pucat, tidak terdapat tanda lahir, tidak ada bercak hitam, ada vernik kaseosa.
6.
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak Ada
II.
INTERPRETASI
DATA
A.
Diagnosa :
Bayi Ny. “
A”umur 1jam laki-laki lahir spontan
dengan Caput succedaneum.
Data Dasar :
DS :
a.
Ibu mengatakan
bahwa bayi lahir tanggal 12 Desember 2012 Pukul : 17.00 WIB
b.
Ibu
mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki.
c.
Ibu mengatakan
bayi lahir spontan.
d.
Ibu mengatakan
umur bayi 1 jam
e.
Ibu menyatakan
bahwa di bagian kepala bayinya terdapat benjolan lunak.
DO :
a.
Keadaan umum :
Aktif
b.
Antopometri
:
BB
: 3300 gram
PB
: 45 cm
LD : 33 cm
LILA : 12
cm
LK :
CFO : 35 cm
CMO : 36 cm
CSOB : 33 cm
CSMB : 33 cm
c.
TTV
:
Suhu : 37oC
Nadi
: 100x/
menit
Respirasi : 40x/ menit
d.
Pemeriksaan
fisik menunjukan bahwa pada kepala bayi teraba ada benjolan lunak (caput
succedaneum).
III.
DIAGNOSA
POTENSIAL
Tidak Ada
IV.
ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
Mandiri : Tidak Ada
Kalaborasi : Tidak Ada
Rujukan : Tidak Ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal: 12 Desember 2012 Pukul: 18.10 WIB
1.
Jelaskan
kondisi bayi pada ibu
2.
Lakukan
pemantauan KU, TTV, kondisi bayi
3.
Lakukan
perawatan BBL
4.
Jelaskan
cara menjaga Kehangatan Bayi
5.
Lakukan Rawat
Gabung
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal: 12 Desember 2012 Pukul: 18.15 WIB
1.
Memberitahukan
kepada ibu bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum)
yang dapat hilang
dalam waktu 2-5 hari dengan sendirinya dan tidak perlu dilakukan pijatan di
kepala bayi.
2.
Memberi tahu
hasil pemantauan kepada ibu bahwa keadaan umum bayi baik, TTV yang meliputi :
suhu 37 0C, nadi 100x/menit, Respirasi 40 x/menit
3.
Melakukan
perawatan BBL dengan:
a.
menganjurkan
ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau sesering mungkin.
b.
menganjurkan
ibu memandikan bayinya setiap 1x sehari.
c.
menganjurkan
ibu menggantikan popok bayi yang basah dengan segera.
d.
menganjurkan
ibu melakukan perawatan tali pusat dengan benar (tali pusat di biarkan saja dan
dalam keadaan bersih).
e.
Menjaga
kehangatan bayi dengan cara
membedong bayi, menyelimuti, membungkus tangan dan kaki dengan sarung tangan
dan sarung kaki, serta menyiapkan tempat kering dan hangat .
f.
Melakukan rawat
gabung yaitu ibu dan bayi dalam 1 ruang.
VII. EVALUASI
Tanggal: 12 Desember 2012
Pukul: 18.20 WIB
1.
Ibu sudah
mengetahui bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum),
tidak boleh dipijat, dan dapat hilang sendiri.
2.
Ibu
mengetahuikeadaan umum bayi baik, meskipun ada benjolan di kepalanya.
3.
Bayi sudah
dilakukan perawatan BBL dengan baik dan benar.
4.
Bayi sudah
terjaga kehangatannya.
5.
Bayi dan ibu
sudah dalam 1 ruang.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By. An “A” usia 1 jam bayi dengan keluhan caput succedanium. Dari data pengkajian didapatkan bahwa By. An “A”
Yaitu dapat berkembang dan sehat karena faktor
lingkungan,keluarga,makanan,dan faktor pemenuhan gizi,serta ASI yang telah di berikan sejak lahir. Setelah
dilakukan asuhan analisa data pada An”A” dengan caput succedaneum, didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek. Pada teori
dilakukan asuhan kebidanan pada balita yang mengalami jejas persalinan yaitu
pemenuhan kebutuhan anak sesuai dengan umurnya.Pada balita fisiologis tidak
terlalumembutuhkan perawatan yang terlalu serius,hanya saja orang tua dapat mengawasi
pola makan,gizi,lingkungan,serta kesehatan anak.
Caput succedaneum adalah pembengkakan
yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit
kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat
hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi.Tetapi jika terjadi
ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan
hiperbilirubin.Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau
penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu
minggu.
1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan
khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.
2. Diharapkan kepada bidan untuk
benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang
mungkin terjadi pada neonatus.
3. Diharapkan kepada setiap orang tua
untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah
kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.
Dewi,
Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Hassan,
Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Markum, A.
H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Muslihatun,
Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn
H. 1990. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Jakarta:
Yayasan Esentia Medica
Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar