BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sistem imunitas bayi baru lahir masih
belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi
dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun
yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
1. Perlindungan
oleh kulit membran mukosa
2. Fungsi
saringan saluran napas
3. Pembentukan
koloni mikroba oleh klit dan usus
4. Perlindungan
kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan
alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum
matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi
secara efisien.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
2. Apa
pengertian dari sistem kekebalan tubuh pada bayi baru lahir?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh?
4. Bagaimana
respon kekebalan tubuh yang di dapat
setelah lahir?
1.3
TUJUAN
2. Agar
mahasiswa mengetahui pengertia dari sistem kekebalan tubuh pada bayi baru
lahir.
3. Agar
mahasiswa mampu menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh.
4. Agar
mahasiswa dapat menjelaskan respon kekebalan tubuh yang di dapat setelah lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Secara umum, imunitas atau daya
tahan tubuh adalah kemampuan yang dimiliki oleh tubuh untuk melindungi tubuh
dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun benda asing
lainnya.Sistem imunitas bayi telah ada sejak lahir, namun baru sebagian yang
berkembang. Hal ini berarti lebih rentan terhadap infeksi pada tahun-tahun
pertama kehidupannya. Dengan demikian mereka memerlukan tindakan khusus sebagai
perlindungan dan dukungan. Penelitian membuktikan bahwa ASI berperan penting
untuk membentuk sistem imunitas pada bayi. Dengan kata lain, pemberian ASI
secara eksklusif dapat memperkuat daya tahan tubuh bayi. Lalu zat apakah pada
ASI yang dapat memberikan kekebalan tubuh alami tersebut? Pembentukan daya
tahan tubuh sejak dini perlu dilakukan karena hal ini sama dengan meletakkan
fondasi sistem imunitas tubuh. Fondasi yang baik mendukung perkembangan sistem
imunitas utuh yang baik pula di masa dewasa. Tentunya upaya ini perlu dilakukan
secara berkelanjutan. Fungsi kekebalan tubuh sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing.
Mikroorganisme, sel-sel kanker dan
jaringan atau organ yang dicangkokkan oleh sistem kekebalan dianggap sebagai
benda aising yang harus dilawan oleh tubuh.
2.2
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan
memiliki sistem peredaran sendiri yaitu pembuluh getah bening, yang masuk ke setiap
organ tubuh kecuali otak.Pembuluh getah bening mengandung cairan kental (getah
bening) yang terdiri dari cairan yang mengandung lemak dan sel-sel darah putih.
Selain pembuluh getah bening terdapat daerah khusus, yaitu kelenjar getah
bening, amandel (tonsil, sumsum tulang, limpa, hati, paru-paru dan usus; dimana
limfosit bisa diambil, diangkut dan disebarkan ke bagian yang memerlukannya
sebagai bagian dari respon kekebalan.Rancangan yang jenius dari sistem ini
menjamin ketersediaan dan penyusunan respon kekebalan dengan segera, dimanapun
diperlukan..Sistem
kekebalan memberikan respon terhadap zat asing yang menyerupai zat tubuh alami
dan menyerangnya sebagai benda asing.•
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL
dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai
awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi adalah pembentukan
sistem kekebalan tubuh.Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan
sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman
dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan
dini infeksi menjadi sangat penting. Limfosit ibarat prajurit, yang dihasilkan oleh sumsum tulang disebut
limfosit B, sedangkan yang diproduksi dikelenjar timus disebut limfosit T. Limfosit B akan
memproduksi semacam senjata yang disebut antibodi.Sistem kekebalan tubuh sangat
mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan
sehat dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa
beracun hadir dalam tubuh, maka harus segeradikeluarkan.Kondisi sistem
kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup.Dalam tubuh yang sehat terdapat
sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit
juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya
belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu
untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh
terbentuk sempurna.Namun, pada orang lanjut sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun.Itulah
sebabnya timbul penyakitdegeneratif atau penyakit penuaan.Tiap kali ada benda
asing yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi.
Jadi, antibodi merupakan respons terhadap gangguan dari luar, senjata yang
dibentuk oleh sekelompok prajurit limfosit B dalam sistem kekebalan.Antibodi
tersusun dari protein, disebut juga sebagai immunoglobulin, disingkat Ig, suatu
serum protein globulin. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu atau
disebut juga antigen, seperti bakteri dan virus penyebab penyakit, dengan cara
mengikatkan diri pada antigen dan menandai molekul-molekul asing tempat mereka
mengikatkan diri. Selanjutnya sel pasukan dapat membedakan dan
melumpuhkannya.Ada lima jenis immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan
IgD. IgG adalah antibodi yang paling banyak terdapat dalam darah, yaitu 80
persen. Antibodi IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat masuk ke dalam
plasenta ibu hamil karena kemampuan dan ukurannya yang kecil sehingga IgG
seorang ibu akan membantu melindungi janinnya dari kemungkinan infeksi.
Selanjutnya, bayi yang baru lahir dari rahim yang steril tidak mempunyai
pengalaman melawan penyakit. Untunglah, immunoglobulin dalam ASI yang pertama
kali, atau dikenal sebagai kolostrum, memberikan bantuan perlindungan terhadap
infeksi, sementara bayi memperkuat sistem kekebalannya hari demi hari.
a. Komponen Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan
terdiri dari sel-sel dan zat-zat yang bisa larut.Sel-sel utama dari sistem
kekebalan adalah sel-sel darah putih, yaitu makrofag, neutrofil dan limfosit.Zat-zat
yang bisa larut adalah molekul-molekul yang tidak terdapat di dalam sel tetapi
larut dalam suatu cairan (misalnya plasma). Zat-zat terlarut yang utama adalah
antibodi, protein komplemen dan sitokinesis.Beberapa zat terlarut bertindak
sebagai pembawa pesan (messenger) untuk menarik dan mengaktifkan sel-sel lainnya.
Molekul kompleks histokompatibiliti mayor merupakan jantung dari sistem
kekebalan dan membantu mengenali benda asing.
1. Makrofag
Makrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar,
yang mencerna mikroba, antigen dan zat-zat lainnya.Antigen adalah setiap zat
yang bisa merangsang suatu respon kekebalan; antigen bisa merupakan bakteri,
virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker dan racun.Sitoplasma makrofag
mengandung granula yang terdiri dari beberapa bahan kimia dan enzim yang terbungkus
dalam suatu selaput.Enzim dan bahan kimia ini memungkinkan makrofag mencerna
dan menghancurkan mikroba yang tertelan olehnya.Makrofag tidak ditemukan di
dalam darah, tetapi terdapat di tempat-tempat strategis, dimana organ tubuh
berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar.Misalnya makrofag ditemukan di
daerah dimanaparu-paru menerima udara dari luar dan sel-sel hati berhubungan
denganpembuluh darah ,makrofag tmeliputi:
a) Neutrofil
Neutrofil adalah sel darah putih yang berukuran besar,
yang mencerna mikroba dan antigen lainnya.
Neutrofil memiliki granula yang mengandung enzim untuk
menghancurkan antigen yang ditelan olehnya.Neutrofil ditemukan di dalam darah;
untuk keluar dari darah dan masuk ke dalam jaringan, neutrofil memerlukan
rangsangan khusus. Makrofag dan neutrofil seringkali bekerja sama; makrofag
memulai suatu respon kekebalan dan mengirimkan sinyal untuk menarik neutrofil
bergabung dengannya di daerah yang mengalami gangguan.Jika neutrofil telah
tiba, mereka menghancurkan benda asing dengan cara mencernanya.
Penimbunan neutrofil serta pemusnahan dan pencernaan mikroba menyebabkan
pembentukan nanah.
b) Limfosit
Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening,
memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil.
Neutrofil memiliki umur tidak lebih dari 7-10 hari,
tetapi limfosit bisa hidup selama bertahun-tahun bahkan sampai berpuluh-puluh
tahun.
Limfosit
dibagi ke dalam 2 kelompok utama:
1. Limfosit B
Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan
tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibody
2. Limfosit T
Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke
kelenjar thymus, dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan.
Di dalam
kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan
benda asing.Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus danmasuk ke dalam
pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan
kekebalan.Sel-sel
pemusnah alami, memiliki ukuran yang agak lebih besar daripada limfosit T dan
B, dinamai sel pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker
tertentu.Istilah alami digunakan karena mereka siap membunuh sejumlah sel
target segera setelah mereka terbentuk, tidak perlu melewati pematangan dan
proses belajar seperti pada limfosit T dan limfosit.
2.3
ANTIBODI
Sel pembunuh
alami juga menghasilkan beberapa sitokinesis (zat-zat pembawa pesan yang
mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag).Jika dirangsang
oleh suatu antigen, limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel-sel yang
menghasilkan antibodi.Antibodi merupakan protein yang bereaksi dengan antigen
yang sebelumnya merangsang limfosit B. Antibodi juga disebut
immunoglobulin.Setiap molekul antibodi memiliki suatu bagian yang unik, yang
terikat kepada suatu antigen khusus.
a. Kekebalan
dan respon kekebalan
Kekebalan yang
didapat diperoleh setelah lahir.Pada saat lahir, sistem kekebalan seseorang
belum bertemu dengan dunia
luar atau belum mulai membangun arsip memorinya.Sistem kekebalan belajar untuk
memberikan respon terhadap semua antigen baru yang ditemuinya.Karena itu,
kekebalan yang didapat, sifatnya khusus untuk antigen yang ditemui selama hidupseseorang.Tanda
dari kekebalan spesifik adalah kemampuan untuk mempelajari, menyesuaikan dan
mengingat.Sistem kekebalan memiliki suatu rekaman atau ingatan dari setiap
antigen yang ditemui; baik melalui pernafasan, makanan atau kulit.Hal ini
dimungkinkan karena limfosit memiliki umur yang panjang.Jika bertemu dengan
suatu antigen untuk yang kedua kalinya, maka limfosit dengan segera akan
memberikan respon spesifik terhadap antigen tersebut. Dengan adanya respon
spesifik ini, maka seseorang tidak akan menderita cacar air atau campak lebih
dari 1 kali dan karena respon spesifik ini pula maka vaksinasi berhasil
mencegah terjadinya penyakit.Contohnya, untuk mencegah polio diberikan
vaksinasi yang berasal dari virus polio yang dilemahkan. Jika kemudian orangtersebut
terpapar oleh virus polio, maka sistem kekebalan akan membuka arsip memorinya,menemukan
konsep untuk virus polio dan dengan segera mengaktifkan pertahanan yang sesuai.
Hasilnya adalah pemusnahan virus polio oleh antibodi spesifik yang menetralkan
virus sebelum virus memiliki kesempatan untuk berlipatganda dan memasuki sistem
saraf. Kekebalan bawaan dan kekebalan yang didapat tidak tergantung satu sama
lain. Setiap sistem berinteraksi dan mempengaruhi yang lainnya, baik secara
langsung maupun melalui rangsangan sitokinesis.maka sistem kekebalan akan
bereaksi melawannya.
Perubahan pada
suatu zat tubuh yang normal.Misalnya virus, obat-obatan, cahaya matahari atau
penyinaran bisa merubah struktur suatu protein sehingga sistem kekebalan mengenalinya
sebagai benda asing.Sistem kekebalan memberikan respon terhadap zat asing
yang menyerupai zat tubuh alami dan menyerangnya sebagai benda asing.
Kekebalan yang didapat akan muncul
kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh
ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan
sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi adalah pembentukan
sistem kekebalan tubuh.Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan
sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang
aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.Limfosit ibarat prajurit, yang dihasilkan oleh sumsum
tulang disebut limfosit B, sedangkan yang diproduksi dikelenjar timus disebut limfosit T. Limfosit B akan
memproduksi semacam senjata yang disebut antibodi.Sistem kekebalan tubuh sangat
mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan
sehat dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali
senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segeradikeluarkan.Kondisi sistem
kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup.Dalam tubuh yang sehat terdapat
sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit
juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya
belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu
untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh
terbentuk sempurna.Namun, pada orang lanjut sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun.Itulah
sebabnya timbul penyakitdegeneratif atau penyakit penuaan.Tiap kali ada benda
asing yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk
antibodi.Jadi, antibodi merupakan respons terhadap gangguan dari luar, senjata
yang dibentuk oleh sekelompok prajurit limfosit B dalam sistem
kekebalan.Antibodi tersusun dari protein, disebut juga sebagai immunoglobulin,
disingkat Ig, suatu serum protein globulin. Antibodi akan menghancurkan
musuh-musuh penyerbu atau disebut juga antigen, seperti bakteri dan virus
penyebab penyakit, dengan cara mengikatkan diri pada antigen dan menandai
molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Selanjutnya sel pasukan
dapat membedakan dan melumpuhkannya.Ada lima jenis immunoglobulin, yaitu IgG,
IgM, IgA, IgE, dan IgD. IgG adalah antibodi yang paling banyak terdapat dalam
darah, yaitu 80 persen. Antibodi IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat
masuk ke dalam plasenta ibu hamil karena kemampuan dan ukurannya yang kecil
sehingga IgG seorang ibu akan membantu melindungi janinnya dari kemungkinan
infeksi. Selanjutnya, bayi yang baru lahir dari rahim yang steril tidak
mempunyai pengalaman melawan penyakit.Untunglah, immunoglobulin dalam ASI yang
pertama kali, atau dikenal sebagai kolostrum, memberikan bantuan perlindungan
terhadap infeksi, sementara bayi memperkuat sistem kekebalannya hari demi hari.
. Sistem
imunitas khusus yang sehat juga dapat mengatur proses penyembuhan tubuh dan
mencegah berbagai penyakit, termasuk infeksi.Bila penyakit tidak sembuh juga
setelah dilawan oleh dua sistem kekebalan tubuh tersebut, baru diperlukan obat
atau tindakan medis untuk menyembuhkan bayi Anda.
1.
Fungsi
Asi Dalam Melindungi Bayi
Yang terjadi adalah, ASI menjadi tempat perkembangan
yang ideal bagi bakteri ’baik’ di dalam saluran cerna.ASI mengandung
oligosakarida yang tidak tercerna oleh enzim, sehingga tetap ada sebagai
prebiotik di dalam usus. Selanjutnya, prebiotik ini di dalam usus
dimetabolisme oleh bakteri ‘baik’ (Bifidobacteria dan Lactobacilli) yang
mendominasi saluran cerna pada bayi yangdiberiASI.Bakteri ‘baik’ ini memberi
efek menguntungkan terhadap kesehatan karena mendukung fungsi optimal saluran
cerna, menurunkan koloni bakteri jahat, dan memperkuat daya tahan tubuh.
2.
Mendukung lapisan saluran cerna (gut barrier)
Fungsi ini sangat penting karena pada bayi mekanisme
pertahanan saluran cerna terhadap patogen masih belum berkembang dengan baik,
sehingga dapat menimbulkan penyakit serius pada bayi. Lapisan mukosa
menjaga agar bakteri ‘jahat’ tidak dapat masuk ke aliran darah dantubuh.
Lapisan ini juga dapat menahan alergen untuk masuk ke dalam darah sehingga
mencegah terjadinya alergi.Bakteri ‘baik’ seperti Bifidobacteria, membantu
menjaga saluran cerna dengan memproduksi asam lemak rantai pendek (SCFA).
SCFA adalah sumber energi untuk sel salurancerna, sehingga sel dapat
memproduksi mucus yang lebih kental.Menurunkan koloni bakteri jahat.Bakteri
‘baik’ memproduksi asam (asetat dan laktat) sehingga menurunkan pH saluran
cerna. Suasana asam membuat lingkungan usus menajdi anti bakteri dan
menekan pertumbuhan bakteri ‘jahat’. Bakteri ‘baik’ juga dapat menekan
pertumbuhan bakteri jahat dengan berkompetisi dalam mendapatkan nutrisi
di dalam saluran cerna.Mendukung daya tahan tubuh Bakteri ‘baik’
mendukung perkembangan GALT (gut associated lymphoid tissue) yang
mencakup 2/3 bagian sistem daya tahan tubuh. Bakteri ‘baik’ memengaruhi jumlah
dan distribusi sel GALT sehingga berperan penting dalam pematangan dan
pengaturan sistem daya tahan tubuh.
Perbedaan Prebiotik dan Probiotik.
Pada pembahasan
di atas, kita mengenal istilah prebiotik, namun mungkin Anda juga pernah
mendengar istilah probiotik. Agar tidak keliru, inilah perbedaan antara
keduanya:
Prebiotik:
a. Adalah sumber energi alami untuk bakteri sehat yang
ada di usus.
b. Secara alami terdapat di ASI.
c. Setelah dikonsumsi, flora usus mengandung lebih banyak
bakteri sehat dibandingkan pemberian probiotik.
d. Berpengaruh positif pada keseluruhan flora usus.
Probiotik:
a. Adalah strain tertentu dari bakteri sehat yang
hidup atau dorman.
b. Secara alami tidak terdapat pada ASI.
c. Setelah dikonsumsi, flora usus mengandung lebih
sedikit bakteri sehat dibandingkan pemberian prebiotik.
d. Tidak berpengaruh pada keseluruhan flora usus
3.
Bekerjanya
Sistem Kekebalan Tubuh
Sayangnya,
dengan beragamnya suplemen kesehatan yang tresedia di pasaran, banyak orang
hanya melakukan upaya setengah hati dalam memelihara daya tahan tubuh. Padahal,
memelihara imunitas atau sistem kekebalan tubuh cukup dengan dengan
menjalani hidup sehat, yang berarti mengelola pola makan, olahraga rutin, serta
istirahat yang cukup.Sejak masih menjadi janin di kandungan ibu, tubuh
seseorang sudah dipersiapkan untuk menghadapi dunia luar yang penuh dengan
kuman penyakit, berupa bakteri, virus, hingga jamur. Hanya saja, kekebalan
tubuhseseorang saat lahir masih terhitung lemah.Untuk itu, bayi memerlukan
perlindungan tambahan melalui imunisasi secara rutin. Secara perlahan-lahan,
kekebalan pada tubuh bayi akan meningkat. Sehingga, ketika usia siap memasuki
usia sekolah, tubuhnya sudah siap untuk menangkal berbagai kuman penyakit
dari luar.
4.
Dua tipe imunitas
Daya tahan tubuh memiliki 2 tipe imunitas, yaitu
humoral dan selular.Imunitas humoral melakukan tugasnya pada cairan tubuh,
seperti darah, ASI, serta air liur yang dihasilkan oleh sel B, yang dikenal
dengan istilah antibodi atau imunoglobulin (lg).Imunoglobulin jenis G memiliki
ukuran yang sangat kecil, sehingga bisa diperoleh bayi melalui plasenta ibunya
di dalam kandungan.Sedangkan imunitas selular beraksi pada darah, antara lain
untuk mencegah aktifnya sel-sel kanker pada tubuh. Imun selular terbentuk
berupa sel darah khusus, yang disebut limfosit T. Sistem imunitas selular yang
sehat dapat mengatur proses penyembuhan tubuh dan mencegah berbagai penyakit,
termasuk infeksi.Namun, sekali lagi, kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh
pola makan. Kebiasaan makan yang sehat, misalnya banyak mengonsumsi makanan
yang mengandung serat, provitamin A (terdapat pada buah dan sayur berwarna
kemerahan), berkadar lemak rendah, serta waktu tidur yang cukup, terbukti dapat
meningkatkan kekebalan tubuh.Selain itu, pola hidup tenang serta cara berpikir
optimistis juga berpengaruh. Pasalnya, depresi kronis dapat berdampakmenurunkan
kekebalan tubuh sehingga penderita berisiko terkena penyakit infeksi.Bahkan,
pada binatang percobaan, depresi kronis dalam jangka panjang dapat meningkatkan
risiko kanker.Faktor stres juga tak kalah memengaruhi kualitas
imunitas.Pasalnya, stres memicu hormon kortisol, yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenalin.Hormon inilah yang mengakibatkan menurunnya imunitas.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Defisiensi kekebalan alami bayi
menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi
masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek
persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini
serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.Yang
terjadi adalah, ASI menjadi tempat perkembangan yang ideal bagi bakteri ’baik’
di dalam saluran cerna. ASI mengandung oligosakarida yang tidak tercerna oleh
enzim, sehingga tetap ada sebagai prebiotik di dalam usus. Selanjutnya,
prebiotik ini di dalam usus dimetabolisme oleh bakteri ‘baik’ (Bifidobacteria
dan Lactobacilli) yang mendominasi saluran cerna pada bayi
yangdiberiASI.Bakteri ‘baik’ ini memberi efek menguntungkan terhadap kesehatan
karena mendukung fungsi optimal saluran cerna, menurunkan koloni bakteri jahat,
dan memperkuat daya tahan tubuhh.Fungsi ini sangat penting karena pada bayi mekanisme
pertahanan saluran cerna terhadap patogen masih belum berkembang dengan baik.
Secara umum, imunitas atau daya tahan tubuh adalah
kemampuan yang dimiliki oleh tubuh untuk
melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun
benda asing lainnya.Sistem kekebalan merupakan suatu sistem yang rumit,
tetapi strategi dasarnya sangat sederhana, yaitu mengenali musuh, mengerahkan
kekuatan dan menyerang.Sel pembunuh alami juga menghasilkan beberapa sitokinesis
(zat-zat pembawa pesan yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan
makrofag)..
Fungsi kekebalan tubuh sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing.
Mikroorganisme, sel-sel kanker dan jaringan atau organ yang dicangkokkan oleh sistem kekebalan dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan oleh tubuh.Fungsi ini sangat penting karena pada bayi mekanisme pertahanan saluran cerna terhadap patogen masih belum berkembang dengan baik,
Mikroorganisme, sel-sel kanker dan jaringan atau organ yang dicangkokkan oleh sistem kekebalan dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan oleh tubuh.Fungsi ini sangat penting karena pada bayi mekanisme pertahanan saluran cerna terhadap patogen masih belum berkembang dengan baik,
3.2
SARAN
1.
Setelah
memahami tentang kekebalan tubuh bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan
penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada
kekebalan tubuh bayi baru lahir shingga dapat menetapkan diagnosis yang benar
agar dapat dilakukan perawatan yang lebih insentif jika ditemukan adanya masalah.
2.
Semua tenaga
kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar
terkait dengan lahir.
DAFTAR
PUSTAKA
Behrman,dkk.(2000).Ilmu
kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC
Farrer, Helen.(1999).
Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.
Winknjsastro,
Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo
Ngastiyah, (1997).
“Perawatan Anak Sakit”. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA-FKUI,
(1985). “Ilmu Kesehatan Anak”. Jakarta : Infomedika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar