ASUHAN NEONATUS DENGAN
KELAINAN METABOLISME
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
DIII KEBIDANAN IIB
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji serta
syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini .
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah askeb neonatesyang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menambah wawasan kami.
Dalam Makalah
ini berisikan tentang
“KELAINAN METABOLISME”, kami
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembacadan
khususnya bagi penulis.
Jakarta, 15 November 2014
Kelompok 16
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................i
Daftar isi
……………………………………………………ii
BAB I
Pendahuluan
1.Latar Belakang......................................................................1
2.Rumusan masalah..................................................................1
3.Tujuan penulisan …………………………………
……….1
BAB II Pembahasan
1.kelainan
metabolisme.............................................................2
2. Klasifikasi Kelainan Metabolisme2
3. kelainan metabolik karbohidrat2
4. kelainan metabolik asam amino6
5. kelainan metabolik lemak8
6. kelainan metabolik piruvat 9
Pencegahan10
Asuhan kebidanan11
3.Etiologi...................................................................................
4.Tanda dan
gejala.....................................................................
5.Penyebab...........................................................................
….
6.Penatalaksanaan......................................................................
7.Asuhan kebidanan
..................................................................
BAB III Penutup
3.1.
Kesimpulan..........................................................................
3.2.
Saran....................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Sedangkan
metabolisme sendiri adalah proses penting yang terjadi pada tubuh manusia,
sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan
baikKelainan metabolisme dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan zat yang
mengalami kegagalan dalam metabolisme diantaranya kelainan metabolisme lemak,
protein, karbohidrat, piruvat dan asam amino.
B. Rumusan Masalah
Perumusan
masalah dari kelainan metabolisme ini membahas tentang :
1
Apa definisi dari kelainan metabolisme ?
2
Apa saja klasifikasi kelainan/patofisiologimetabolisme ?
3
Penyebab ?
4 Pemeriksaan/diagnose ?
5 Penatalaksanaan ?
6
Bagaimana cara pencegahannya ?
7 Asuhan Kebidanan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui definisi dari kelainan metabolisme
2.
Untuk mengetahui apa saja klasifikasi kelainan metabolisme itu.
3.
Dapat mengetahui salah satu contoh kelainan metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelainan Metabolik
Metabolisme adalah proses penting
yang terjadi pada tubuh manusia, sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan
penguraian zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Kelainan metabolik seringkali disebabkan oleh kelainan
genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme.
B. Klasifikasi Kelainan/patofisiologi
Metabolik
Adapun klasifikasi kelainan
metabolik dibagi atas beberapa macam yaitu kelainan metabolik karbohidrat,
kelainan metabolik asam amino, kelainan metabolik lemak, kelainan metabolik
piruvat.
1. Kelainan
Metabolik Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula, diantaranya
adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa.Fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi
segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi
di dalam jaringan lemak
Beberapa gula (misalnya sukrosa)
harus diproses oleh enzim di dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber
energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan
menimbulkan masalah kesehatan. Adapun kelainan metabolik karbohidrat
diantaranya adalah :
1.Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang
tinggi dalam darah) biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose
1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan.Sekitar
1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka
tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu
makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan
pertumbuhannya yang normal terhenti.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
1.Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan
glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak
adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai
energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Gejalanya timbul sebagai akibat dari
penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan
untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
1.Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter
adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa
karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.Sebagai akibatnya,
fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun
di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan
glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang
dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung
dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan :
- hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai
keringat dingin
- tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
- linglung
- mual
- muntah
- nyeri perut
- kejang (kadang-kadang)
- koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.
- tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
- linglung
- mual
- muntah
- nyeri perut
- kejang (kadang-kadang)
- koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.
d.
Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan
yang tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih.
Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya
diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria.
Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di
dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes
mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
1.Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang
tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air
kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah
xylulosa.Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang Yahudi.Pentosuria
tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih
bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
1.Diabetes Mellitus (Hiperglykemia)
Gejala
klinis penyakit :
· Hiperglikemia
· Glikosuria
· Dapat diikuti gangguan sekunder
metabolisme protein dan lemak
· Dapat berakhir dengan kematian
· Insiden terbanyak pada usia 50 – 60
thn
· Penyakit ini diturunkan secara
autosomal resesif
Etiologi:
· Berhubungan dengan kelainan hormonal
· Insulin
· Growth hormon
· Hormon steroid
Keadaan diabetes timbul akibat ketidakseimbangan dalam
interaksi pankreas, hipofisis dan adreanalin.
1.Pankreas
Pankreas mempunyai pulau Langerhans
yang mana didalamnya ada sel beta dan sel alpha.Sel beta berfungsi menghasilkan
hormon insulin sedangkan sel alpha menghasilkan hormon glukgon. Efek anti
insulin berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan glikogenolitik meningkatkan
kadar gula darah. Ada dua cara kerja insulin dalam pankreas, yaitu :
1)
Teori 1 (Teori Levine)
Insulin mentransfer glukosa melalui
membran sel otot serat lintang, tetapi tidak menggangu perpindahan glukosa
melalui sel membran hati.
2)
Teori 2
Insulin diperlukan untuk fosforilasi
glukosa dalam sel menghasilkan glukosa 6 posfatase.Untuk pengikatan ini
dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati.Kelenjar hipofisis
menghasilkan zat inhibitor hexokinase.Insulin merupakan zat antagonis terhadap
hexokinase.
1.Kelenjar hipofisis
Adanya Growth hormon dan hormon
ACTH.Efeknya dapat menghambat enzim hexoki nase. Bila kelenjar hipofisis
hiperaktif akan menyebabkan terjadi diabetes.
1.Kelenjar Adrenal
Glukoneogenesis yaitu perubahan
bentuk protein menjadi karbohidrat.Karena pengaruh hormon steroid yang
dihasilkan oleh kortex adrenal.
Bila berlangsung terus menerus maka akan menekan sel beta pankreas sehingga menimbulkan difesiensi insulin permanen. Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior
Bila berlangsung terus menerus maka akan menekan sel beta pankreas sehingga menimbulkan difesiensi insulin permanen. Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior
2.
Kelainan Metabolik Asam Amino
Asam amino merupakan senyawa
komponen pembentuk protein. Penyakit keturunan pada pengolahan asam amino dapat
menyebabkan gangguan pada penguraian asam amino maupun pemindahan asam amino ke
dalam sel. Beberapa kelainan metabolik asam amino :
1.Penyakit Fenilketonuria
Fenilketonuria adalah suatu penyakit
metabolisme dari salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu,
fenilalanin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan retardasi
mental.Fenilketonuria merupakan penyakit dimana penderita tidak dapat
memetabolisme fenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang
mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak
anak.Oleh karena itu orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke
dalam tubuhnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada
orang kulit putih, itupun hanya terjadi satu banding 15,000 ribu orang.
1.Penyakit Tirosinosis
Tirosinosis merupakan suatu kondisi
langka akibat cacat dalam metabolisme asam amino dan ditransmisikan sebagai
sifat autosom-resesif.Hal ini ditandai dengan ekskresi jumlah berlebihan asam
parahydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin, dalam urin.
1.Penyakit Tirosinemia
Tyrosinemia atau tirosinose adalah
kesalahan metabolisme bawaan , biasanya dari lahir, yang dihasilkan dari
kekurangan dari enzim oksidase asam
p-hidroksifenilfiruvat, yang mengubah asam homogentisat ini, mengakibatkan
akumulasi tirosin dalam tubuh. Penyakit ini secara genetik heterogen, dan
setidaknya ada tiga jenis ditentukan oleh gen terletak pada kromosom 15q (tipe
I), 16 (tipe II) dan 12q (tipe III).
1.Penyakit Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah kondisi yang
langka di mana urin yang dikeluarkan seseorang berwarna gelap ketika
bersentuhan dengan udara.penyakit ini bersifat menurun.
Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai pengendali untuk membuat enzim yang disebut homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah asam amini fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk protein yang.penting.Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi, terutama di tulang belakang.
Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai pengendali untuk membuat enzim yang disebut homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah asam amini fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk protein yang.penting.Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi, terutama di tulang belakang.
1.Penyakit Histidinemia
Histidinemia merupakan kondisi yang
diwariskan ditandai dengan darah tinggi tingkat asam amino histidin, sebuah
blok bangunan protein paling. Histidinemia disebabkan oleh kekurangan
(defisiensi) dari enzim yang memecah histidin. Histidinemia biasanya tidak
menyebabkan masalah kesehatan, dan kebanyakan orang dengan kadar tinggi
histidin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Kombinasi
histidinemia dan komplikasi medis selama atau segera setelah lahir (seperti kurangnya
sementara oksigen) mungkin meningkatkan kesempatan seseorang mengembangkan
cacat intelektual, masalah perilaku, atau gangguan belajar.
1.Penyakit Imidazolaminoaciduria
Adanya asam amino dalam urin.Jumalah
Asam amino dalam urin mungkin menigkat akibat dari gangguan metabolisme,
penyakit hati kronis atau gangguan ginjal.
1.Penyakit Prolinemia
Prolinemia atau Hyperprolinemia,
adalah suatu kondisi yang terjadi ketika asam aminoprolin tidak dipecah dengan baik oleh
enzim oksidase prolin atau pyrroline-5-karboksilat
dehydrogense, menyebabkan membangun dari prolin dalam tubuh.
1.Penyakit Maple Syrup urine disease
Maple syrup urine disease (MSUD)
atau Maple sirup penyakit kencing adalah kelainan bawaan di mana tubuh tidak
mampu untuk memproses blok bangunan protein tertentu (asam amino) dengan benar.
Kondisi ini mendapatkan namanya dari bau manis khas dari air seni bayi yang
terkena dampak.
Dimulai pada awal masa bayi, kondisi
ini ditandai dengan pemberian makan yang buruk, muntah, kekurangan energi
(kelesuan), dan keterlambatan perkembangan.Jika tidak diobati, sirup maple
penyakit kencing dapat menyebabkan kejang, koma, dan kematian.
3. Kelainan Metabolik
Lemak
a.
Kelebihan lemak (Obesitas)
Terjadi kalori didapat lebih dari
kalori yg dimetabolisme (hipometabolisme)
Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas akan memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung.
Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas akan memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung.
b.
Hiperlipemia
Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat
Terdapat pada :
Terdapat pada :
· Diabetes melitus tidak diobati
· Hipotiroidisme
· Nefrosis lupoid
· Penyakit hati
· Sirhrosis biliaris
· Xantomatosa
Penimbunan
lemak terjadi di dinding pembuluh darah dan itu dinamakan dengan
arteriosklerosis.
c.
Defisiensi lemak terjadi pada :
1.
Kelaparan (starvation)
2. Gangguan penyerapan
(malabsorption) : penyakit celiac, sprue, penyakit Whipple. Tubuh terpaksa
mengambil kalori dari simpanannya karena intake kurang.Yang mula-mula
dimobilisasi oleh karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk
akhirnya protein diambil dari jaringan.Pada penyakit Whipple selain difisiensi
lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan vitamin.
4.
Kelainan Metabolik Piruvat
Piruvat terbentuk dalam proses
pengolahan karbohidrat, lemak dan protein.Piruvat merupakan sumber energi untuk
mitokondria (komponen sel yang menghasilkan energi). Gangguan pada
metabolisme piruvat dapat menyebabkan terganggunya fungsi mitokondria sehingga
timbul sejumlah gejala :
· Kerusakan otot
· Keterbelakangan mental
· Kejang
· Penimbunan asam laktat yang menyebabkan asidosis
(meningkatnya asam dalam tubuh)
· Kegagalan fungsi organ (jantung, paru-paru,
ginjal atau hati).
Gejala tersebut dapat terjadi kapan
saja, mulai dari awal masa bayi sampai masa dewasa akhir.Olah raga, infeksi
atau alkohol dapat memperburuk gejala, sehingga terjadi asidosis laktat yang
berat.
c.
Penyebab
1)
Galaksemia
disebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase, kekurangan
galaktokinase, kekurangan galaktose 6-fosfat epimerase. Ketidakmampuan
mekanisme galaktosa terjadi akumulasi galaktosa dalam darah yang dapat
menyebabkan kerusakan hati, ginjal, mata dan lain-lain.
2) Fenilketonuria (Fenilalaninemia, Fenilpiruvat oligofrenia)
adalah
suatu penyakit keturunan disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim pengolah
asam amino fenilalanin yang diubah menjadi tirosin, sehingga menyebabkan
kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
3)
Intoleransi Fruktosa
disebabkan oleh kekurangan
protein (aldose B) dan tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase untuk memecah
fruktosa.
D. Pemeriksaan/Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil analisa
kromosom (kariotip). Diagnosis bisa ditegakkan pada berbagai keadaan:
· Bayi masih
berada dalam kandungan.
Diagnosis
ditegakkan melalui pemeriksaan amniosintesis (analisa cairan ketuban). Prosedur
ini tidak dilakukan secara rutin, tetapi hanya dilakukan jika terdapat riwayat
keluarga dengan kelainan genetik atau jika usia ibu lebih dari 35 tahun.
· Pada awal
masa kanak-kanak.
Diduga suatu
sindroma Klinefelter jika seorang anak laki-laki terlambat berbicara dan
mengalami kesulitan dalam membaca serta menulis. Anak laki-laki dengan XXY
tampak lebih tinggi dan kurus, serta pasif dan pemalu
· Remaja.
Remaja
laki-laki merasa malu ketika menyadari bahwa payudaranya agak membesar, karena
itu mereka berobat ke dokter.
· Dewasa.
Diagnosis
biasanya merupakan akibat dari adanya kemandulan.Pada pemeriksaan fisik, testis
tampak lebih kecil. Untuk memperkuat diagnosis sindroma ini, dilakukan
pemeriksaan kadar hormon gonadotropin.
E. Penatalaksanaan
a. kelainan metabolisme karbohidrat
1) galaktosemia
jika
diobati secara adekuat, tidak akan terjadi keterbelakangan mental. Tetapi
tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan dengan saudara kandungnya dan
sering ditemukan gangguan berbicara.
2)
glikogenesis
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya.Untuk
membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari.
Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan
tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam.Kadang pada malam hari
diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke
lambung.Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam
urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal.Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan.Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk
mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
3)
Fenilketonuria
Dengan mencegah terjadinya keterbelakangan mental,
pada minggu pertama kehidupan bayi, asupan fenilalanin harus
dibatasi.Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan terlaksana dengan baik,
memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan otak.
Jika pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka anak akan mengalami
kesulitan di sekolah. Pembatasan yang dimulai setelah anak berumur 2-3 tahun
hanya bisa mengendalikan hiperaktivitas yang berat dan kejang.Pembatasan asupan
fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang hidup penderita. Jika selama hamil
dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, biasanya bayi
yang lahir akan normal. Pengobatan meliputi pembatasan asupan fenilalanin.
Phenylketonuria (PKU), asupan makanan anak harus rendah kadar phenylalanine,
dan selalu harus dilakukan monitoring kadar phenylalanine darah. Pengobatan
Fenilketonuria adalah diet ketat dengan sangat terbatas asupan fenilalanin,
yang kebanyakan ditemukan dalam makanan yang kaya protein.Jumlah yang aman
fenilalanin berbeda untuk setiap orang.
Dokter akan menentukan jumlah yang aman melalui diet
teratur meninjau catatan, grafik pertumbuhan dan kadar fenilalanin. Tes darah
sering dapat membantu memantau jumlah fenilalanin.Orang dengan fenilketonuria
(PKU) baik bayi, anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti diet yang membatasi
fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan berprotein tinggi.
Contohnya adalah : daging sapi has dalam/tenderloin/top sirloin yang rendah
lemak (lean meat), dada ayam tanpa kulit, dada kalkun tanpa kulit, ikan salmon,
tuna, sarden, mackerel, putih telur, tahu dan tempe, keju cottage rendah lemak,
yoghurt rendah lemak, susu kedelai.
C. PENCEGAHAN
Pada dasarnya mencegah penyakit
datang menyerang lebih baik daripada mengobati tubuh kita yang sudah terjangkit
penyakit.Dari prosesnya sendiri memkan banyak waktu, teaga dan materi daripada
mencegahnya. Berikut cara bagaimana mencegah penyakit datang
ü Pola makan sehat
ü Berhenti merokok
ü Hindari Stres
ü Hindari Hipertensi
ü Hindari Obesitas
ü Olahraga secara teratur
ü Konsumsi antioksidan
ü Perbanyak tersenyum
5. Asuhan Kebidanan
Asuhan
kebidanan yang dapat diberikan kepada neonatus yang memiliki kelainan metabolik
yaitu :
Sebagian
besar penyakit bawaan pada bayi yang memiliki kelaian metabolik disebabkan oleh
kelainan genetik dan kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok
dan narkotika.
Sampai
saat ini, banyaknya kasus kematian bayi disebabkan oleh pengetahuan ibu yang
kurang, meskipun begitu tetap disertai faktor penyebab lainnya.
Sebagai
seorang bidan seharusnya kita menganjurkan pada ibu hamil sebaiknya selama
hamil harus menjaga makanan yang dikonsumsi seperti galaktosa selama kehamilan
serta kebiasaan buruk selama hamil seperti tidak mengkonsumsi alkohol, rokok
dan narkotika yang akan berakibat fatal bagi janinnya. Selama hamil dilakukan
pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, jangan mengonsumsi
makanan yang kaya protein dan ibu selama hamil juga harus menghindari fruktosa.
Diharapkan
seorang bidan dapat melakukan penanganan secara terpadu. Ketika seorang bidan
menemui masalah dengan bayi yang memilki kelainan metabolik setidaknya dapat
memberikan pertolongan pertama asuhan neonatus dengan tujuan meminimalisir
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, sehingga tugas mutlak seorang
bidan dan terpenuhi dengan baik, tetapi jika kondisi lebih parah sebaiknya
segera merujuknya atau bawa ke dokter untuk segera memperoleh pertolongan yang
tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Sedangkan
metabolisme sendiri adalah proses penting yang terjadi pada tubuh manusia,
sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kelainan metabolisme dibedakan
menjadi beberapa macam berdasarkan zat yang mengalami kegagalan dalam
metabolisme diantaranya kelainan metabolisme lemak, protein, karbohidrat,
piruvat dan asam amino.
B. Saran
Bagi teman-teman diharapkan dengan
mengetahui ciri-ciri dan bagaimana penyakit gangguan metabolisme ini terjadi
teman-teman dapat berhati-hati dalam memberikan asupan makanan pada tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar