MAKALAH ASUHAN
KEBIDANAN
NEONATUS PADA BBL
(PENGATURAN SUHU)
DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 3:
1) DIYAH AYU OKTAFIANTI
2) TANTI MARDIANTI
3) LENGGA NURAFISA
4) RANI KURNIASIH
Program
Studi Diploma III Kebidanan
Stikes Abdi Nusantara Jakarta
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
ke hadirat tuhan yang maha esa, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “NEONATUS PADA BBL (PENGATURAN SUHU)“ tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliahASKEB NEONATUS.Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi
maupun sistematikanya.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami.Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
JAKARTA,
31 OKT 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB
I PENDAHULUAN
I.1Latar
Belakang ................................................................................................1
I.2Tujuan......................................................................................... …………….2
I.3Manfaat....................................................................................... …………….3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Sistem Termogulasi.................................................... …………….3
2.2 Pengertian hipotermia................................................................. …………….3
2.3Anatomi fisiologi................................................................... …………….3
2.4 Gejala hipotermi.......................................................................... …………….4
2.5 Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir.......................... …………….4
2.6 Cara Mengatasi.................................................................... …………….5
2.7. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH.................................. …………….6
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN............................................................................... …..6
3.2
SARAN......................................................................................... …..6
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perubahan kondisi
suhu terjadi pada neonatus yang baru lahir.Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh
fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus
dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas
metabolismenya.Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan
lemaknya.Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan
suhu lingkungan.Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus.Namun pada
ilmu penyakit anak, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum
efisien.Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat
membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas
tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit.Ketiga lapisan tersebut
dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada
ketebalannya.Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang
tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas melalui lapisan pelindung
tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama panas
inti tubuh disalurkan menuju kulit.Tahap kedua panas tubuh hilang melalui
radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.
B.
TUJUAN
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memberi pengetahuan pada pembaca tentang adaptasi bayi baru lahir terhadap
perubahan suhu.
2.
Untuk memenuhi tugas asuhan neonates.
C.
MANFAAT
Dengan adanya
makalah ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang adaptasi bayi baru lahir terhadap perubahan suhu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir)
adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan dalam uterus ke
kehidupan luar uterus . Apabila terjadi gangguan adaptasi maka bayi akan
sakit.Terutama pada bayi yang kurang bulan, biasanya terdapat berbagai gangguan
mekanisme adaptasi.Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi
fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi , susunan saraf pusat, pencernaan ,
metabolisme, dan pengaturan suhu). Adaptasi pengaturan suhu merupakan proses
penyesuaian pusat pengaturan suhu di hypothalamus yang belum berkembang,
walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah
kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih
besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air), sehingga
neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Suhu dingin
lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga
mendinginkan darah bayi.Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
2.1
Perubahan Sistem Termogulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Oleh karena itu, upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia
bila suhu tubuh turun dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 C–37,0
C
Bayi akan mulai beradaptasi pada saat memasuki
suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran,dengan suhu kamar bersalin
21®c yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan,yaitu 37,7®c. ini
menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap pada
kulit.setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori
panas.perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas
menyebabkan kehilangan panas,khususnya dari kepala yang menyusun 25% masa
tubuh.lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubih yang buruk,
yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kulit,kemudian lingkungan,san
juga mempengaruhi pendinginan darah.selain kehilangan panas melalui
penguapan,kehilangan panas melalui konduksi saat byi terpajan dengan permukaan
dingin,dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada
permukaan tubuh.
Bayi baru lahir mudah sekali terkena
hipotermia yang disebabkan oleh:
a.Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b.Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
a.Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b.Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
c.Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi
dan menyimpan panas.
d.Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
d.Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila
suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak
diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu
6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi
baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau
meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang
atau segera dimandikan.
2.2
Pengertian hipotermia
Ada beberapa definisi mengenai
hipotermia antara lain:
·
Keadaan dimana seorang indifidu gagal
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal 36-37,5®C.
·
Keadaan dimana seorang indifidu
mengalami atau beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus-menerus dibawah
35,5®C per rectal karna peningkatan kerentanan terhadap factor-faktor
eksternal.
·
Keadaan dimana seorang indifidu
mengalami atau beresiko penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5®C per
rectal karna peningkatan kerentanan terhadap factor-faktor eksternal
2.3Anatomi
fisiologi
Suhu
normal pada neonates berkisar antara 36®C-37,5®C pada suhu ketiak.gejala awal
hipotermia apabila suhu < 36®C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.bila
seluruh tubuh bayi terasa dingin,maka bayi sudah mengalami hipotermia
sedang(suhu 32®C sampai < 36®C).disebut hipotermia berat bila suhu tubuh
< 32®C.untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan thermometer
ukuran rendah ( low reading thermometer) sampai 25®C.disamping sebagai suatu
gejala,hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan
kematian.yang menjadi perinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah
meningkatnya konsumsi oksigen(terjadi hipoksia),terjadinya metabolic asidosis
sebagai konsekuensi glikolisis anaerobic,dan menurunnya simpanan glikogen
dengan akibat hipoglikemia.hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan
yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
2.4.Gejala hipotermi
:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi
menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut
jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna
kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan
metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung,
perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
C. Etiologi
1. prematuritas
2. aspiksia
3. sepsis
4. kondisi neurologikseperti meningitis dan
perdarahan cerebral
5. pengertian yang tidak adekuat setelah
kelahiran
6. eksposure suhu lingkungan yang dingin
D. Komplikasi
a. gangguan system saraf pusat:
koma,menurunnya reflek mata (seperti mengedip)
b.
cardiovacular:penurunan tekanan darah secara berangsur,menghilangnya
tekanan darah sistolik
c. pernafasan menurunnya konsumsi
oksigen
d. saraf dan otot:tidak adanya
gerakan, menghilangnya reflex perifer.
2.4. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir :
§ Segera
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu
§ Dengan cara
paling sederhana, yaitu meletakkan bayi telungkup di dada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung antara ibu dengan bayi (tubuh ibu dan bayi harus berada
dalam satu pakaian agar bayi hangat)
§ Bila tubuh bayi
masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu
untuk menutupi tubuh bayi dan ibu, lakukan berulang kali sampai tubuh bayi
hangat
§ Biasanya bayi
hipotermi menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit dan sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, beri infus
glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari
Terdapat empat mekanisme
kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari
tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
(Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lainmelalui kontak langsung). Contoh
hilangnya panas tubuh bayi
secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong
yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan bayi baru lahir.
b.Konveksi
Panas hilang dari bayi ke
udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung pad
kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi,
ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan
bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas angin.
c. Radiasi
Panas di pancarkan dari
bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan
panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami
kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam
ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa
di berikan pemanas(Radiant Warmer),
bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan
berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
d.Evaporasi
Panas hilang melalui
proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara
(perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di
pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran yang
melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka
bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200
perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu
persepuluhnya.
Untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi baru lahir antara lain mengeringkan bayi secara seksama,
menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup
bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukanbayinya.
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada
bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, untuk itu diperlukan pencegahan
kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi.Bayi
dengan hipotermia sangat beresiko tinggi mengalami kesakitan berat bahkan
kematian.Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun didalam ruangan yang
relative hangat. .
Cegah kehilangan panas (hipotermi) pada bayi
baru lahir dengan upaya antara lain :
1)
Segera setelah lahir, keringkan permukaan
tubuh
2)
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih,
kering dan hangat
3)
Tutupi kepala bayi.
4)
Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.
5)
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir.
6)
Tempatkan bayi dilingkungan hangat
2.6. CARA MENGATASI
Cara mengatasi
perubahan adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1.
Apabila kondisi suhu BBL di bawah normal, dapat diatasi dengan cara:
a.Selimuti dengan dua selimut
b. Pasang
tutup kepala
c. Kaji
sumber-sumber lingkungan untuk kehilangan panas
d. Jika
hipotermia menetap lebih dari 1 jam, rujuk kepada yang lebih ahli.
e. Kaji
terhadap komplikasi stres dingin, hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemi,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan
2. Apabila
kondisi suhu BBL diatas normal, dapat diatasi dengan cara:
a. Lepaskan selimut
b. Lepaskan tutup kepala, jika dikenakan
c.Kaji suhu
lingkungan sekali lagi
d. Jika suhu hipertermia menetap lebih
dari 1 jam, segara laporkan ke dokter.
F.
Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas pada BBL
·
Mengeringkan bayi
·
Menyelimuti bayi dengan kain
bersih,kering dan hangat
·
Menutup bagian kepala bayi
·
Menganjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusukkan bayinya
·
Jangan segera menimbang atau
mamandikan bayi baru lahir
2.7. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum
matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan
alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang
didapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa
contoh kekebalan alami meliputi:
1.
Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
2. Fungsi saringan saluran napas.
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4.
Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat
sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme
asing.Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya
bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara
efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian.
Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam
tubuh ibunya.Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum
bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak.Salah satu tugas utama selama masa
bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh.
Karena adanya defisiensi kekebalan alami, bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Reaksi bayi baru lahir terhadap
infeksi masih lemah dan tidak memadai.Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini
terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Bayi baru lahir memiliki kemampuan
terbatas dalam mengatur suhu tubuhnya yang berhubungan dengan lingkungannya,
bayi akan terancam bahaya hipotermi jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.
Sehingga terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi
baru lahir ke lingkungannya yaitu secara konduksi, konveksi,radiasi dan
evaporasi.
Untuk
bayi baru lahir disarankan untuk segera menyelimutinya dengan kain atau alat
penghangat dengan keadaan bayi apapun terutama bayi baru lahir untuk mencegah
terjadinya hipotermi pada bayi.Kesigapan tenaga kesehatan yang menangani dan
adanya fasilitas yang menunjang untuk perawatan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Muslihatun,
wafi nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Fitramaya. Yogyakarta
Hapsari. 2009. Termogulasi Pada
Bayi Baru Lahir(Perlindungan Termal). Superbidanhapsari.wordpress.com
Rukiyah, Yeyeh, Ayi.Yulianti,
Lia.2010.Asuhan Neonatus, Bayu dan Anak Balita.CV. Trans Info Media.
Jakarta Timur.
Barbara, R, Straight. 2005. Keperawatan
Ibu – Bayi Baru Lahir. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tucker, Martin, Susan. Canobbio, M,
Marry. Paquette, Valgor, Eleano.Wells, Fyfe, Majory. 1999. Proses
Keperawatan, Doagnosis Dan Evaluasi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar