BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang
dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan semula sebelum hamil.Biasanya berlangsung selama lebih kurang
6-8minggu.
Setelah melahirkan ibu,mengalami
perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa
perubahan psikis.Tidak heran bila ibu mengalami perubahan perilaku dan sesekali
merasakn kerepotan.Masaa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan
pembelajaran.
Peran bidan sangatlah dibutuhkan ibu
sebagai pembimbing dan pemberi nasehat demi kesehatan ibu dan anak nya.Ibu
biasanya akan mengalami atau merasakan hal-hal yang baru setelah
melahirkan.Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa-masa sulit ibu
akan berpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.Ibu akan mulai beradaptasi dengan
hal yang baru seperti adanya bayi.
Tidak sedikit bayi tidak terselamatkan
baik dalam waktu kehamilan,persalinan,maupun setelah dilahirkan.Ibu yang bayi
nya tidak terselamatkan akan mengalami kesedihan yang mendalam.Maka dari itu
bidan sangat berperan dalam masalah ini untuk memberikan asuhan kepada ibu.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas ?
2.
Bagaimana ambulasi pada ibu nifas ?
3.
Bagaimana eliminasi (BAK/BAB) pada ibu nifas?
4.
Bagaimana kebutuhan istirahat pada ibu nifas ?
C.
Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui
kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas.
2. Agar mahasiswa mengetahui cara ambulasi
yang baik pada ibu nifas.
3. Agar mahasiswa mengerti tentang
kebutuhan eliminasi (BAK/BAB) pada ibu nifas.
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang
kebutuhan istirahat pada ibu nifas.
BAB
II
A. Kebutuhan
Dasar Ibu Masa Nifas
1. Nutrisi
dan Cairan
Ibu
nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein
dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi
air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik,
tonus otot, serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu
ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayinya.
Kualitas
dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat mempegaruhi produksi ASI.
Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata –rata memproduksi ASI sekitar
800 cc yang mengandung 600 kal, sedangkan ibu yang status gizi nya kurang
biasanya akan sedikit menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting, karena
bayi akna tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat dan pintar, sebab ASI
mengandung DHA.
a. Energi
Penambahan kalori sepanjang 3 buln
pertama pasca post partum mencapai 500 kalori. Rata- rata produksi ASIsehari
800 cc yang mengandung kal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk
menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kal. Jika laktasi berlangsung selama
lebih dari 3 bulan,selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah
kalori tambahan harus ditingkatkan.
Sesungguhnya, tambahan kalori terebut,
sebesar 700 kal sementara sisanya ( sekitar 200 kal ) diambil dari cadagan
indogen yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efesiensi kofersi
energi hanya 80-90% maka energi dari makanaan yang dianjurkan (500 kal) hanya
akan menjadi energi ASI sebesar 500 kal. Untuk menghasilkan 850cc ASI
dibutuhkan energi 680 sampai 807 kal energi.maka dapat disimpulkan bahwa dengan
memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat.
b.
Kalori
Kebutuhan kalori selama
menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih
tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI
yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70kal atau 100ml dan kira-kira
85kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu
menggunakan kira-kira 640kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510kal/hari selama
6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus
mengkonsumsi 2300-2700kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna
untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi
ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayinya untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga harus memenuhi
syarat, seperti : susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak
terlalu asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin,
bahan pengawet, dan pewarna.
c.
Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi
dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Laktosa (gula susu) adalah bentuk
utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar dibandingkan dalam
susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah di metabolisme
menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
d.
Protein
Ibu memerlukan tambahan
20gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari
tambahan 500kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain : telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan
keju. Sementara itu, protein nabati banyak terkandung dalam : tahu,
kacang-kacangan, dll.
e.
Cairan
Nutrisi
lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui
dianjurkan minum 2-3liter/hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air, dan vitamin
digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran
metabolisme didalam tubuh. Sumber zat pengatur hal tersebut bisa diperoleh dari
semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Selain itu nutrisi ibu membutuhkan
banyak cairan seperti air minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1
liter setiap 8 jam ).
f.
Zat besi
Pil
zat besi (fe) harus diminum, untuk menambahkan zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
g. Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan
kira-kira setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
h.
Vitamin A
Minum kapsul vitamin A
(200.000unit) sebanyak 2 kali yaitu pada satu jam setelah melahirkan dan 24 jam
setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
i.
Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan
mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh. Beberapa vitamin dan
mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian khusus karena
jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi sewaktu bayi
bertumbuh dan berkembang.
Vitamin dan mineral
yang paling mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin,
As.folat, kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam
air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi
ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu
dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi. Sumber vitamin : hewani dan nabati
sedangkan Sumber mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat
besi, seng dan yodium.
1) Beberapa
anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain:
·
Mengkonsumsi
tambahan kalori setiap hari sebnayaka 500 kal
·
Makan
dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
·
Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
·
Mengkonsumsi
tablet zat besi
·
Minum
kapsul vitamin A agar dapat memberikan vit A kepada bayinya
2) Fungsi Gizi ibu nifas
·
Sebagai sumber tenaga
·
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
·
Mengatur keseimbangan tubuh
3) Manfaat Gizi pada Ibu Nifas
·
Menjaga kesehatan
·
Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti
sebelum hamil.
·
Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
·
Untuk meningkatkan produksi ASI
·
Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka
persalinan
4) Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas
·
Produksi ASI berkurang / kualitas menurun
·
Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
·
Proses pengembalian rahim dapat terganggu
·
Anemia (kurang darah)
·
Dapat terjadi infeksi
5) Akibat Kelebihan Gizi Pada Ibu Nifas
·
Kegemukan
·
Penyakit jantung
·
Penyakit Hati
·
Tekanan darah tinggi
6) Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Nifas
·
Makanan yang mengandung bahan pengawet
·
Minum Kopi
·
Minum softdrink
·
Merokok
·
Minum alkohol
7) Cara Mengolah Makanan yang Benar
·
Pilih sayur-sayuran,buah-buahan, daging dan ikan
yang segar.
·
Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah
mengolah makanan
·
Cuci bahan makanan sampai bersih baru di
potong-potong
·
Masak sayuran jangan terlalu matang
·
Hindari penggunaan zat pewarna, pengawet makanan dan
penyedap rasa
·
Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali di
pakai
·
Perhatikan tanggal kadaluarsa.
8) Akibat Berpantang Makan Pada Ibu Nifas
Apabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan
tertentu maka gizi yang diperlukan tubuh tidak terpenuhi sehiingga hal ini
dapat mengganggu kesehatan ibu.Bila memang terpaksa ibu tidak mengkonsumsi
makanan tersebut, maka makanan tersebut dapat diganti dengan jenis makanan
lainnya yang mempunyai kandungan gizi yang sama ada makanan tersebut.
Jika ibu
ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta dengan
kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu
menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan
berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan kalori yang
terlalu ketat akan mengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat membuat ibu
memproduksi ASI lebih sedikit.
Kekurangan
gizi pada ibu menyusui dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayi.
Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit dan
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat essensial menimbulkan gangguan pada
mata ataupun tulang.
2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation)
ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum
bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu untuk cepat berjalan.Sekarang
tidak perlu menahan ibu post partum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14
jam setelah melahirkan. Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur dalam 24-48 jam post partum
Ambulasi perlu dilakukan agar tidak terjadi
pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah Ibu. Pada persalinan normal,
jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan
tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk mandi dan
pergi ke wc dengan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal.
Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan
tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’
24-36 jam sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural,
pemuiihan sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi
dimulai. Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi
darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan
pun bisa dihindari.
Mobilisasi hendaknya dilakukan secara
bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri. Pada hari kedua
Ibu telah dapat duduk, lalu pada hari ketiga Ibu telah dapat menggerakkan kaki
yakni dengan jalan-jalan. Hari keempat dan kelima, Ibu boleh pulang. Mobilisasi
ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, Ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini:
a.
Mobiliasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa
menyebabkan Ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi Ibu masih lemah atau memiliki
penyakit jantung. Meski begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama
buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah
tersumbat, teranggunya fungsi otot dan lain-lain.
b.
Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas
secara bertahap.
c.
Kondisi tubuh akan cepat pulih jika Ibu melakukan
mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam
tubuh pun bisa bcrfungsi normal kembali akibat mobilisasi. Bahkan penelitian
menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera mungkin) bisa mencegah aliran
darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis
vena dalam atau DVT (Deep Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.
d.
Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena
bisa membebani jantung.
e.
Latihan postnatal dilakukan seperti diuraikan dalam
gambar 20.2. biasanya latihan dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari
sekali dengan pengawasan Bidan. Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis
menyelenggarakan kelas-kelas latihan postnatal pada hari-hari tertentu setiap
minggu.
Tujuan latihan dijelaskan pada lbu sehingga la menyadari
pentingnya meluangkan waktu untuk mengikuti latihan ketika di Rumah Sakit dan
akan melanjutkannya setelah di rumah nanti. Latihan membantu menguatkan
otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik,
mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stres
inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh.
Manfaat dan Keuntungan
:
1) Menurut FK UNPAD (1983 : 321), manfaat
dan keuntungan mobilisasi dini adalah :
a) Penderita merasa lebih sehat dan lebih
kuat dengan early ambulation.
b) Faal usus dan kandung kencing lebih
baik.
c) Early ambulation memungkinkan kita
mengajar ibu memelihara anaknya : memandikan, mengganti pakaian, memberi
makanan, dan lain-lain selama ibu masih di RS.
d) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia
(sosial ekonomis).
2) Menurut Manuaba (1998 : 193), perawatan
puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “mobilisasi dini”
(early mobilization) :
a) Melancarkan pengeluaran lokea,
mengurangi infeksi puerperium.
b) Mempercepat involusi alat kandungan.
c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal
dan alat perkemihan.
d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah,
sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Meskipun
mobilisasi dini banyak membawa keuntungan, tetapi tidak dinasihatkan bagi
penderita yang telah mengalami partus lama, penderita dengan suhu badan tinggi,
toxemea, atau bagi penderita yang tidak
Pelaksanaan dan Metode Mobilisasi Dini
1)
Pelaksanaan mobilisasi dini
a) Setelah persalinan yang normal, jika
gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus atau kateter atau TTV
(Tanda-tanda vital) nya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi
dan pergi ke WC 1 atau 2 jam setelah melahirkan secara normal (Farrer, 2001:
239).
b) Anjurkan ambulasi sejak awal. Ibu
mungkin akan merasa berkunang-kunang pada awalnya, karena kehilangan darah,
kelelahan, atau karena pemberian obat-obatan, jadi bantu ibu selama beberapa
saat (Ladewig, dkk, 2006 : 237).
c) Setelah periode istirahat vital pertama
berakhir, ibu didorong untuk sering berjalan-jalan (Bobak, dkk, 2005: 531).
d) Early Mobilization dilakukan beberapa
jam setelah melahirkan (Manuaba, 2001 : 285).
e) Ibu didorong untuk melakukan aktivitas
secara bertahap memberikan jarak antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat
sebelum mereka menjadi keletihan (Hamilton, 1995 : 297).
f) Wanita yang baru saja melahirkan tidak
lagi harus berada di tempat tidur. Misalnya, ia boleh mulai berjalan-jalan
sesegera mungkin kalau ia mau, ke toilet kalau ia perlu dan beristirahat kalau
ia letih (Llewellyn & Hipokrates, 2002 : 83).
2)
Metode mobilisasi dini
Menurut
Potter dan Perry (2006 : 251), mobilisasi dini berfokus pada rentang gerak-gaya
berjalan latihan, dan toleransi aktivitas yaitu :
a) Rentang gerak
Merupakan
jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal. Latihan rentang gerak yang
meliputi bagian tubuh dan tipe gerakan:
·
Leher
menggerakkan dagu menempel ke dada, mengembalikan kepala ke posisi tegak,
menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, memiringkan kepala sejauh mungkin ke
arah setiap bahu, memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler.
·
Bahu
menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala, mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, menggerakkan lengan ke
belakang tubuh dan siku tetap lurus, menaikkan lengan ke posisi samping di atas
kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, menurunkan lengan ke samping dan
menyilang tubuh sejauh mungkin, dengan siku fleksi lakukan putaran bahu dengan
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang dan
gerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan ke samping kepala, menggerakkan
lengan dengan lingkaran penuh.
·
Siku menekuk siku sehingga lengan bawah
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, meluruskan siku dengan
menurunkan tangan.
·
Lengan bawah : memutar lengan bawah dan tangan
sehingga telapak tangan menghadap ke atas, memutar lengan bawah sehingga
telapak tangan menghadap ke bawah.
·
Pergelangan tangan : menggerakkan telapak
tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, menggerakkan jari-jari sehingga
jari-jari berada dalam arah yang sama, membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauh mungkin, menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari dan ke
arah lima jari.
·
Jari-jari tangan : membuat genggaman,
meluruskan jari-jari tangan, menggerakkan jari tangan ke belakang sejauh
mungkin, merenggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, merapatkan
kembali jari-jari tangan.
·
Ibu jari menggerakkan ibu jari menyilang
permukaan telapak tangan, menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
menjauhkan ibu jari ke samping, menggerakkan ibu jari ke depan tangan,
menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.
·
Pinggul
menggerakkan tungkai ke depan dan atas dan kembali ke samping tungkai yang
lain, menggerakkan tungkai ke belakang tubuh, menggerakkan tungkai ke samping
menjauhi tubuh, menggerakkan tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika
mungkin, memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain dan menjauhi tungkai
lain, menggerakkan tungkai melingkar.
·
Lutut menggerakkan tumit ke arah belakang paha
mengembalikan tungkai ke lantai.
·
Mata kaki : menggerakkan kaki sehingga
jari-jari kaki menekuk ke atas dan ke bawah.
·
Kaki memutar telapak kaki ke samping dalam dan
luar.
·
Jari-jari
kaki : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah, meluruskan jari-jari kaki,
merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain.
b) Gaya berjalan
Digunakan
untuk menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan
dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit
mengangkat tungkai yang sama.
c) Latihan dan Toleransi Aktivitas
Latihan
adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan, dan
mempertahankan kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang.
d) Kesejajaran tubuh : Dapat dilakukan
dengan berdiri, duduk, atau berbaring antara lain :
v Berdiri
·
Kepala
tegak.
·
Ketika
dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
·
Ketika
dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus.
·
Ketika
dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis
dalam pola S terbalik.
·
Ketika
dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dart
lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
·
Lengan
nyaman di samping.
·
Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk
mendapatkan dasar penopang, dan jari-jari kaki menghadap ke depan.
·
Ketika dilihat dari arah anterior pusat
gravitasi berada di tengah tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala
bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
v Duduk
·
Kepala
tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.
·
Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
·
Paha sejajar dan berada pada potongan
horizontal.
·
Kedua kaki ditopang di lantai.
·
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat
duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior.
·
Lengan bawah ditopang pada pegangan tangan, di
pangkuan, atau di atas meja depan kursi.
v Berbaring
Pada
orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap
tekanan. Ketika berbaring membutuhkan posisi lateral dengan menggunakan satu
bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh harus ditopang
oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus
tanpa ada lingkungan yang terlihat.
Keuntungan
yaitu:
a.
Penderia
merasalebih sehat dan kuat
b.
Melancarkan
pengeluaran lokia, mengurangi infeksi perineum.
c.
Mempercepat
involusi uterus.
d.
Faal
usus dan kandung kemih menjadi lebih baik
e.
Melancarkan
fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin
f.
Meingkatkan
kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa
metabolisme.
g.
Memungkinkan
bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara merawat bayinya
Ambulasi
dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsur -angsur, mulai
dari jalan- jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari sehingga pasien
dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien
dapat terpenuhi.
3.
Eliminasi (BAK dan BAB)
Buang Air Kecil.Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang kali
melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini memungkinkan disebabkan oleh
iritasi pada uretra. Sebagai akibat persalinan sehingga penderita takut BAK.
Bila kandung kemih penuh maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air
kecil, sehingga tidak memerlukan penyandapan, karena penyandapan bagaimanapun
kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
Miksi disebut normal bila dapat BAK
spontan toap 3-4 jam ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak,
maka dilakukan tindakan berikut ini :
a.
Dirangsang
dengan mengalirkan air keran didekat klien.
b.
Mengompres
air hangat diatas simfisis.
c.
Saat
site bath (air hangat) klien disuruh BAK.
Bila tidak berhasil dengan cara diatas,
maka dilakukan cateterisasi.
Hal
ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan resiko infeksi saluran kemih
tinggi. Oleh sebab itu cateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam post
partum.
Biasanya
dalam 6 jam pertama post partum , pasien sudah dapat buang air. kecil semakin
lama urine ditahan maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan dapat
meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasanya ibu malas buang
air kecil karena takut merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.
Berikut ini sebab-sebab
terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum.
a. Berkurangnya tekanan
intraabdominal
b. Otot-otot perut masih
lemah
c. Edema dan uretra
d. Dinding kandung kemih
kurang sensitif
Buang Air Besar. Defekasi
(BAB) harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul
koprostase hingga skibala (feses mengeras) tertimbun direktum, mungkin akan
terjadi febris. Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi
laksan per os (melalui mulut)
Pengeluaran
cairan lebih banyak pada waktu pesalinan sehingga dapat mempengaruhi terjadinya
konstipasi. Biasanya bila penderita tidak BAB sampai 2 hari sesudah persalinan,
akan ditolong dengan pemberian spuit gliserine atau diberikan obat –obatan.
Biasanya
2-3 hari post partum masih susah BAB maka sebaiknya diberikan laksan atau
paraffin (1-2 hari post partum), atau pada hari ke 3 diberi laksan supositoria
dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
a. Diet teratur
b. Pemberian cairan yang banyak
c. Ambulasi yang baik
d.
Bila
takut buang air besar secara episiotomi, maka diberikan laksan supositoria.
4. Istirahat
Umumnya wanita sangat lelah setalah
melahirkan, akan terasa lebih lelah bila partus berlangsung agak lama. Seorang
ibu baru akan cemas apakah dia mampu merawat anaknya atau tidak setelah
melahirkan hal ini mengakibatkan susah tidur, alasan lainnya adalah terjadi
gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk
menyusui, atau mengganti popok sebelumnya tidak pernah dilakukan.
a. Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang
pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya
dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya
sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-banar tidur
lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit
mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah
mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas
episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh
pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau tcrganggu selalu memerlukan pemeriksaan
dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal
,pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan
tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. ibu harus
dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak diganggu tanpa alasan.
Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau
bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat
di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur
harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang di temukan harus
dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah satu tanda peringatan untuk
psikosis nifas.
b.
Istirahat
Siang
Waktu siang hari di rumah sakit
tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak orang mengatakan hal tersebut
harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan pernyataan yang sering
terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan maternitas harus
mendengarkan serta mencari mcngapa keluhan tersebut bisa tcrjadi.
Pada hampir setiap rumah sakit
bersalin, priode istirahat yang jelas perlu disediakan secara teratur dan
kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum makan siang tirai ditarik, radio
dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu yang ingin
berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan kepada pasien kecuali
benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana
memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin dengan bantal di
bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman baginya.
priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang
sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada
sore harinya.
Kalau ditanya apa yang membuat
bangsal postnatal tampak begitu sibuk, jawaban sebagian ibu mengungkapkan hal
yang terjadi. kejadian yang rutin dan teratur,seperti visite dokter, program
latihan, peragaan dalam memandikan bayi atau bahkan menyusui bayi tampaknya
bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang membutuhkan curahan emosi, seperti
menghadapi tamu dan panggilan telpon dari luar, atau menulis surat ucapan
terima kasih atas pengiriman kartu ucapan selamat dan hadiah, semua ini lah
yang melelahkan ibu baru melahirkan barang kali perawat yang dapat merasakan
kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal semacam itu. Dapat membantunya dengan
membahas prioritas, Apakah setiap orang yang mangirim surat ucapan selamat
benar-benar memerlukan jawaban. Di samping itu, perawat harus berhati-hati pada
saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu tidak terlalu lelah
c.
Pola Tidur
Masa nifas berkaitan
dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3 hari
pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan
karena persalinan dan
kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi
erat dengan durasi kala IIpersalinan.
Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya
dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan
kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam
2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu
yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.Yang sangat di
idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di 2 minggudan 2
bulanpertama setelah melahirkan, bisa mencegah
depresi danmemulihkan tenaganya yang terkuras habis.
Ibu post partum sangat membutuhkan
istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali keadaan fisik.
Kurang
istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian :
a.
Mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi
b.
Memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c.
Menyebabkan
depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri
Bidan
harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar ibu kembali melakukan kegiatan
–kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap.Namun harus melakukan
istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam.
Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk
lebih mudah tertidur di malam hari.
a. Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap
hari. Bahkan jika lelah jangan tidur siang.
b. Jangan makan makanan berat kurang dart tiga jam
sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika
Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam
sebelum tidur.
c. Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan
tidur ( lihat tip praktis di bawah )
d. Coba obat herbal yang membuat tidur nyenyak ( lihat
obat alami di bawah )
e. Jika Anda merasa tegang, lakukan latihan relaksasi (
lihat relaksasi ) beberapa saat sebelum tidur. Berendamlah dalam air hangat.
Minyak lavender
f. Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam
sebelum pergi tidur. Hindari kopi, tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika
Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam
sebelum tidur.
g. Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan
tidur ( lihat tip praktis di bawah )
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melahirkan ibu membutuhkan
nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
Setelah melahirkan ibu , ibu juga perlu memperhatikan kebersihan diri. Ibu post
partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaan fisik.
B.
Saran
Kita sebagai bidan harus mengingatkan
para ibu nifas dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi karena
kebutuhan ibu yang menyusu itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil
maupun wanita biasa. Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA
karena dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiawati,ari.2009 Buku Ajar Asuhan Kebidananpada Ibu Nifas.
Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ambarwati, Retna 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra
Cendikia Offset. Jakarta
MB. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC.
Jakarta
Ambarwati,
2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha,
2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Suherni,
2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf
diunduh
bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html
tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html
Suhermi. 2009. PerawatanMasa Nifas.
Yogyakarta :Fitramaya
Pinem, saroha.2009.
KesehatanReproduksidanKontrasepsi.Jakarta : Trans Info Media
Jones, Llewellyn. 2002.
Dasar-dasarObstetridan Ginekologi.
Jakarta :Hipokrat
Pusdiknakes.2003. AsuhanPost Partum.
Saifudin. 2002. BukuPanduanPraktisPelayanan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar